Keluarga Kusmajadi |
Bahagianya punya
sahabat yang unik banget.. tiada duanya💕💕💕.
Kami sama-sama penggerak Enlightening Parenting, sama-sama belajar dari CikGu
Okina Fitriani. Sengaja aku ingin memperkenalkan sahabatku, karena aku dan
teman-teman semua bisa belajar sangat banyaaak dari dia.
Namanya Melati M
Puteri. Sebenarnya sebelum kami dekat, aku sudah beberapa kali bertemu dia di
Kuala Lumpur. Pernah juga bertemu saat Mbak Mel ikut jadi peserta training Transforming Behavior Skill untuk
alumni Enlightening Parenting. Kesan pertama melihat dia biasa saja, kalem,
sepertinya orangnya pendiam. Barulah waktu kami sama-sama jadi fasilitator
training di Jogja, aku dan Mbak Mel punya kesempatan banyak buat ngobrol.
Kami sekamar di
hotel tempat penyelenggaraan training saat itu. Naah.. barulah ketahuan
aslinya. Ternyata orangnya asyik banget. Dan jelas nggak pendiam karena kami bisa ngobrol
berjam-jam sampai mata tak sanggup melek lagi. Obrolannya bergizi,
menambah ilmu, menambah wawasan, menambah
kebijaksanaan.
Salah satu yang
bikin aku terkagum-kagum adalah kepandaiannya menemukan unsur humor atau
hal-hal lucu yang bisa kami tertawakan bahkan pada kejadian tidak nyaman sekalipun. Kok bisa ya? Karena itulah bergaul dengan Mbak
Mel tak pernah berasa ada susahnya. Peta mentalnya luas, jadi enak kalau minta
pendapatnya. Aku bisa dapat makna memberdayakan dari sebuah peristiwa tidak
menyenangkan.
Dibalik tampang kalem itu ternyata dia ekpresif banget. Aku yakin baru detik ini dia tahu, kalau ekspresi
wajahnya itu aku jadikan anchor untuk menghilangkan kondisi emosi yang negatif. Kesal? Bete? Hadirkan saja visualisasi ekpresi
wajah Mbak Mel saat menceritakan hal lucu. Lalu Jreeeng... Aku happy lagi!
Hahaha.. Terimakasih Mbak Mel!
Keunikan Mbak
Melati M. Puteri dan suaminya Mas Dodi
Kusmajadi yang bikin aku tercengang kagum adalah keputusan mereka untuk
melaksanakan jalan-jalan selama 1 tahun sekeluarga dengan mobil.
Keliling
Indonesia sekeluarga dengan mobil selama 1 tahun! Hebat sekali! Apa yang dicari keluarga ini selama
perjalanan itu? Tentang ini sudah diceritakan Mbak Melati di Muslimah Diary
yang tayang di Kompas TV hari Minggu 2
September 2018 lalu.
Pertama kali
mendengar gagasan itu, aku bertanya-tanya. Kok bisa mengambil keputusan itu?
Kok berani? Pendidikan anak-anak
bagaimana? Bagaimana dengan pekerjaan? Biayanya gede banget kan.. dan pikiran-pikiran lain yang
kalau aku sendiri rasanya tak akan berani mengambil keputusan sehebat apa yang dilakukan Mbak Mel dan Mas Dodi yang akrab
dipanggil “Abah”.
Ide untuk
melaksanakan perjalanan ini datang dari Mbak Melati. Tapi untuk sampai pada
keputusan menjalankan ide ini, tentulah banyak keraguan dan pergulatan pikiran di benaknya hingga akhirnya
bisa berkata dengan mantap “ Oke. Bismillah, kami akan melakukannya!”
Bagaimana sih
proses menyingkirkan keraguan Mbak Melati? Bagaimana cara berpikirnya, mengingat
keputusan ini termasuk tindakan out of
the box, lain dari yang lain, berbeda dengan orang pada umumnya.
Aku beruntung
Mbak Melati mau berbagi kiatnya. Mbak Melati mampu mematahkan keraguan dan
mengambil keputusan penting, membuat sejarah baru dalam hidup keluarganya, menggunakan sebuah
teknik yang dikenal dalam dunia Neuro-Linguistic
Programming (NLP). Teknik ini digagas
oleh Robert Dilts, seorang pengembang, penulis, pelatih, dan konsultan di bidang
NLP . Robert Dilts mengembangkan berbagai teknik yang disebut sebagai Systemic NLP yang salah
satunya disebut Sleight of Mouth (SOM).
Sleight of Mouth
yang kalau dibahasa Indonesiakan
istilahnya Silat Lidah ini
sungguh powerful. Teknik ini merupakan perpaduan pola bahasa Meta Model (pola
bahasa gagasan John Grinder dan Richard Bandler hasil memodel ahli terapis
Fritz Perls dan Viginia Satir) dan pola bahasa Milton Model ( pola bahasa yang
digagas John Grinder dan Richard Bandler hasil memodel Milton H Erickson, yang
digelari Bapak Hypnosis Modern) .
Kenapa begitu
powerful? Karena demikian sistemik, Sleight of Mouth ini mampu mematahkan
keyakinan sekaligus menanamkan belief baru yang memberdayakan, sesuai dengan
tujuan penggunanya.
Kok bisa-bisanya
Emak-emak macam Mbak Mel dan aku nemu teknik SOM? Alhamdulillah kami diajari CikGu Okina Fitriani yang tak ragu
berfoya-foya menumpahkan ilmunya yang bermanfaat.
Nah, balik lagi
ke SOM. Teknik ini pernah digunakan suamiku, si Akang, untuk mengatasi emosiku. Emosi tak memberdayakan itu sudah
berlangsung berbulan-bulan akibat ingin dipuji suami, dan ternyata bisa reda
dengan 14 jurus silat lidah.
Bagaimana dengan
Mbak Melati dan keraguannya menjalankan ide jalan-jalan sekeluarga keliling
Indonesia selama 1 tahun?
Belief atau
keyakinan yang menghalangi Mbak Melati untuk melaksanakan niat keliling Indonesia
adalah :
“KELUARGAKU AKAN SENGSARA KALAU ABAH BERHENTI BEKERJA DAN
KELILING INDONESIA”
Yang dilakukan
Mbak Melati adalah memborbardir dirinya sendiri dengan berbagai pertanyaan berbentuk meta model dan
pernyataan berbentuk milton model dengan struktur 14 Jurus Silat lidah / 14 Sleight of Mouth. Tujuannya : mematahkan keyakinan tersebut, dan menanamkan
keyakinan baru yang memberdayakan. Prosesnya sebagai berikut :
1.
Meta Frame : Menantang latar belakang belief.
“Kamu
ngomong begitu karena kamu peduli akan masa depan keluargamu kan?”
2.
Reality Strategi : Menanyakan asal mula
diperolehnya belief itu.
“Darimana
kamu tahu kalau keluargamu akan sengsara kalau Abah berhenti bekerja dan
keliling Indonesia?”
3.
Model of the World : Ubah referensi.
“Apakah
dengan terus bekerja di TVOne dan tinggal di Malaysia adalah satu-satunya cara
menjamin masa depan keluarga?”
4.
Apply to Self : Membalikkan faktor akibat dan membalikkan
faktor penyebab.
“Alangkah
monotonnya hidup ini dan kapan kita bisa berkarya di tanah air, kalau
terus-terusan tinggal dan bekerja di negeri orang?”
5.
Change Context : Evaluasi implikasi yang lebih
luas (Chunk Up)
“Jadi
berhenti bekerja dan berkeliling Indoensia pasti bikin sengsara ya? “
6.
Hierarchy of Value : Cari kriteria yang lebih
penting.
“Mana
yang lebih penting; memberi pengalaman berharga pada keluarga tentang keindahan
negeri kita dan kearifan lokal masyarakatnya, juga belajar bersama melalui
perjalanan untuk menjadi manusia yang lebih baik, daripada diam di negeri orang
yang tanpa tantangan dan menjalani hari yang begitu-begitu saja?”
7.
Consequence : Tunjukkan konsekuensi
“Jika
stay dan bekerja di negri orang itu satu-satunya cara menjamin masa depan,
hati-hati dengan cara berpikir sempit dan menuhankan materi. Padahal rezeki
tiap makhluk dari mulai lahir hingga mati dijamin oleh Allah SWT.”
8.
Metaphore : Gunakan analogi.
“Negeri
ini menunggu kita menjelajahi setiap sudutnya. Setiap ceruk dananu dan lembah,
setiap puncak gunung, memanggil-manggil kita untuk mengunjunginya. Seperti
buku, negri ini berisi pengetahuan tentang alam dan hidup. Tinggal kita mau
membukanya atau tidak”
9.
Another Outcome : Tawarkan belief lain.
“Berhenti
bekerja dan keliling Indoensia adalah cara kita mengenal negeri ini, mengambil
hikmah dari kearifan lokal dan belajar menjadi manusia yang lebih baik melalui
perjalanan. Perjalanan ini juga jadi sarana belajar yang baik bagi anak-anak,
baik dari segi pengetahuan juga life skill, mumpung mereka sedang
homescholling.”
10.
Redefine : Mendefinisikan kembali
“Insya
Allah kita nggak akan sengsara. Selain memiliki modal usaha, kita juga akan
mengumpulkan data dan informasi sepanjang jalan selama perjalanan, yang juga
berharga untuk menentukan jenis dan tempat usaha sepulangnya kita dari
berkelana nanti.”
11.
Chunk Down :Cari elemen spesifik.
“Yang
disebut sengsara itu apa? Kalau bisa menimati tempat-tempat indah dan bertemu
langsung dengan masyarakat tradisional yang gaya hidupnya masih selaras dengan
alam dan fitrah manusianya, apakah itu yang disebut sengsara?”
12.
Chunk Up : Jadikan abstrak.
“Dengan
keliling Indonesia, kita akan menjadi kaya”
13.
Counter Example ;Mencari perkecualian.
“Kalau
berhenti kerja dan melakukan perjalanan itu sengsara, berarti keluarga-keluarga
pengelana yang keliling dunia itu sengsara juga dong?”
14.
Intent : Pertanyakan intensinya.
“Apakah
kamu ragu kita bisa mengeksekusi rencana dengan baik? Insya Allah kita siapkan
semuanya dengan baik mulai sekarang, termasuk rencana setelah selesai berkelana
nanti.”
Bayangkan anda
membaca tulisan ini sambil meng-assosiasikan diri sebagai Mbak Mel, yang punya
keyakinan tak memberdayakan. Lalu baca langkah-langkah 14 jurus silat lidah
dengan penghayatan penuh, dihirup pelan-pelan pertanyaan demi pertanyaan, kalimat
demi kalimat, sambil diresapi. Apa yang
terjadi? Apa yang anda rasakan?
Keliling
Indonesia sekeluarga selama satu tahun?? Siapa takut?! Berangkaaaat!!!🙌🙌🙌🙌
Penasaran ingin lihat interior dalam mobil keluarga Kusmajadi ? lihat di video ini 👇
Berangkaaat...👇
7 komentar:
Wow...impian saya ini Mbak. Bisa keliling Indonesia sekeluarga 😍😍😍. Saya si udah yakin, tapi suami yang belum. Sepertinya 14 jurus silat lidahnya bisa nih dipakai untuk meyakinkan suami.
@Yayah_R : ayo Mbak... praktekkan ke suami👍👍👍
Keren, ini!
Semoga bisa menginspirasi setiap keluarga untuk menjadi sekelompok driver yang mematahkan kejumudan sekelompok passenger, untuk hidup lebih baik, dengan aksi sekecil apapun tapi berdampak!
Saya liat ini di IGnya, keren banget emang yaaa...
Impian banget nih bisa keliling Indonesia bersama keluarga :)
hati hati begal di daerah sumatera selatan ... semoga lancar sampai tujuan
Big decision banget neh....keren-keren...Semoga lancar hingga misi selesai...semangat mbak Mel...semangat mbak iwed #eh..
salam kenal
Ide penyelenggaraan pendidikan keluarga yg out of the box... Hebat. Kita tunggu buku hasil perjalanan indah ini...
Posting Komentar