Keberadaan
kucing-kucing liar yang berkeliaran di lingkungan cluster tempat tinggal kami
rupanya menyentuh hati anak-anakku, Anin dan Dea. Seingatku, sejak kami pindah
ke Bogor tahun 2009, Anin dan Dea sering membelikan makanan kucing untuk
diberikan pada kucing-kucing liar yang
menghampiri teras taman samping rumah kami.
Silih berganti
kucing-kucing liar datang. Satu persatu mereka diberi nama oleh Anin, Dea dan
Rafif. Dulu ada yang namanya si Cross, Mopi, Culun, Belang, Koneng dan
lain-lain. Satu persatu mereka menghilang. Ada yang mati kecemplung kolam ikan
di taman cluster, ada yang mati di trotoar jalan karena sudah tua, ada juga yang menghilang tak
pernah muncul lagi. Kemungkinan kucing-kucing itu ditangkap, ditertibkan dan
dibuang oleh satpam cluster.