Siang yang terik di kota Bangkok. Rasanya seperti berada dalam kepungan udara panas yang terjebak dalam
stoples kaca. Empat jam penerbangan dari Jakarta ditambah sekitar 40 menit berkendara di tengah
padatnya lalu lintas Bangkok menuju hotel sudah cukup membuat perut kami
berteriak. Lapar! Aku, dan
sahabat-sahabatku, Mbak Arie, dan Mbak Chita merasa lega ketika Mbak Okky mengajak
kami ke sebuah resto persis di sebelah hotel Al Meroz. Dalam otakku terbayang
minuman segar yang bisa memberi kesejukan dan makanan yang mampu membangkitkan energi di tubuh yang loyo tersengat matahari.
Bangunan resto sederhana, berbentuk segi empat, tak terlihat
“eye chatching”. Pada pintu kaca
resto tertulis “Ahlan Wasahlan” dan
deretan huruf Arab berlafal “Halal”. Tulisan Sophia Restaurant dibentuk dari lampu-lampu kecil terpasang pada
jendela kaca. Resto ini buka mulai jam 10 pagi hingga jam 10 malam.
Masuk ke dalam resto, hawa sejuk pendingin ruangan menyergap kami.
Ada dua ruangan yang dipisahkan sebuah pintu kaca. Kami memilih duduk di
ruangan bagian dalam di dekat jendela.
Pelayan pria dan wanita berhijab
menyambut kami. Mereka menyerahkan buku menu.
“Mau pesan apa? Silakan pilih
menunya.” Kata Mbak Okky.
Banyak sekali pilihan menu. Tak
kurang 213 macam yang terdiri dari aneka snack, nasi, mie, tumisan, ikan, telur, bebek, ayam, kepiting, udang, kari,
aneka dessert dan minuman. Semua itu membuat aku pusing. Akhirnya dengan
rekomendasi Mbak Okky yang memang tinggal di Bangkok dan sudah sering makan di
tempat ini, kami memilih papaya salad atau som tam, tom yum, kwetiaw goreng, dried rice with chicken dip
sauce, dan fried chicken with lemongrass.
Sementara menunggu pesanana datang,
pelayan menawarkan minuman. Kami memilih air putih saja.
“Air sejuk atau air biasa? “ Tanya
pelayan wanita sambil tersenyum.
Oh, rupanya dia bisa berbahasa
Melayu.
Yang dimaksud air sejuk adalah air
yang dicampur es batu. Segelas air sejuk rasanya begitu nikmat mengusir
panasnya udara Bangkok.
Pesanan kami datang satu persatu.
Mula-mula papaya salad atau som tam. Aku, Mbak Arie dan Mbak Chita mencicipi
menu sayuran itu dengan antusias. Papaya salad adalah salad ala Thailand dengan
bahan irisan pepaya muda, tomat, sedikit wortel, sedikit toge, kacang panjang,
timun, kol, selada, bertabur kacang tanah.
Tampaknya biasa saja. Sayuran ini tak asing di mata kami karena di
Indonesia juga banyak. Yang membuat salad ini istimewa tentu saja racikan
bumbunya.
Ketika sesendok salad menyentuh
lidahku, rasa asam berpadu sedikit manis dan segar berbaur di lidah. Rasa itu berpadu tekstur sayuran
berserat dengan komposisi tepat, sempurna di indra
pengecapanku. Asamnya tak membuat aku bergidik, begitu harmonis racikan
bumbunya. Tak berlebihan bila kusebut nama Allah yang menciptakan lidah dan
memberikan keahlian pada chef resto ini hingga menghasilkan salad terlezat yang
pernah kucicipi sepanjang hidup. Masya Allah!
Menu selanjutnya, sang pelayan
menyuguhkan tom yam dalam wadah berpemanas. Tom yum
ini diberi susu, hingga tampak seperti bersantan. Isinya udang, potongan ikan ,
cumi, jamur, daun ketumbar, berbumbu rempah.
Rasanya? Asam segar. Kaldu sea food
bercampur susu yang gurih terasa
melengkapi nikmat cita rasanya. Tom yum ini seolah meneguhkan kesukaanku pada
segarnya masakan Thailand. Meski sama-sama bercita rasa asam, tom yum dan som tam tetap terasa berbeda.
Lagi-lagi resto ini menunjukkan
kualitas rasa yang juara. Tom yum yang kusantap ini adalah tom yum terlezat
yang pernah kurasakan. Tahun 2012 saat pertama mengunjungi Bangkok, aku juga
makan tom yum , tapi rasanya masih kalah dibandingkan tom yum ala Sophia resto
ini.
Pelayan meletakkan dried rice with
chicken dip sauce di hadapan kami. Aku terkikik, karena yang disebut dried rice
itu ternyata rengginang. Di Bogor banyak yang seperti ini! Hehe… yang berbeda
adalah saus dengan rasa yang unik. Saus itu dibuat dari daging ayam tapi dengan
rasa manis. Lama sekali aku
mengecap-ngecap saus itu, sulit
mendefinisikan rasanya. Manis seperti
manisnya dodol, tapi gurih juga. Ada rasa seperti tauco manis. Kesimpulannya :
unik. Hehe…
Ketiaw gorengnya tidak istimewa,
meskipun tak bisa dibilang tidak enak. Masakan seperti ini sudah sering aku
jumpai di tanah air.
“Enak banget ayam ini!” Seru Mbak
Arie sambil mengunyah sepotong ayam berbumbu serai.
Fried chicken with lemongrass, begitulah nama masakan pilihan Mbak Arie itu. Potongan daging ayam berbalut tepung, di goreng, lalu dihidangkan dengan taburan parutan serai yang juga digoreng garing sebagai toppingnya.
Fried chicken with lemongrass, begitulah nama masakan pilihan Mbak Arie itu. Potongan daging ayam berbalut tepung, di goreng, lalu dihidangkan dengan taburan parutan serai yang juga digoreng garing sebagai toppingnya.
Aku meraih sepotong ayam dan
mengunyahnya, diikuti sejumput serai goreng garing. Wow… benar saja. Ayam
goreng itu terasa gurih, dan serai garing dengan aroma khas menyempurnakan
rasanya.
Aku, Mbak Arie dan Mbak Chita mulai
memberi penilaian. Kami sepakat dengan urutan
sebagai berikut. Juara 1 menu somtam atau salad pepaya. Tom yum
menempati urutan kedua, disusul ayam goreng serai, kwetiaw dan terakhir si rengginang itu.
Untuk makanan yang dipesan, kami membayar sejumlah 840 Baht, atau sekitar Rp. 336.000,- (1 Baht kira-kira Rp. 400,-).
The bill |
Foto makanan –makanan lezat kami
share di media sosial, dan langsung menuai reaksi. Mbak Okina, Mbak Mita dan
Mbak Dini yang masih dalam perjalanan menuju Bangkok langsung mengomentari.
“Wah, kami juga mau makan disitu!”
Eh, benar saja. Sore harinya, ketika
Mbak Okina dan Mbak Mita sampai di hotel, mereka menagih janji. Jadilah berbondong-bondong kami kembali ke resto
Sophia. Pelayan bengong melihat Aku, Mbak Arie, Mbak Chita dan Mbak Okky datang
lagi. Hahaha…
Kami memesan menu yang sama ditambah
menu ikan. Menu itu adalah steamed seabass with spicy lime.
Ikan yang dimasak adalah ikan tilapia, atau di
Indonesia disebut ikan nila. Disajikan
dalam wadah berpemanas, ikan utuh
terhidang dalam kuah bening
berisi potongan sawi putih, dengan topping taburan biji cabai dan daun
seledri.
Tak ada aroma amis dari masakan
itu. Harumnya mengundang selera. Kami
mencicipi potongan daging ikan dengan
kuah dan pelengkapnya.
Daging ikannya lembut. Kuah asam
segar dengan racikan bumbu yang berbeda dari asamnya tom yam maupun som tam
kembali membangkitkan selera kami. Bukan main enaknya! Salutku pada chef di
resto ini, sangat pandai menciptakan masakan asam dengan komposisi pas. Tidak
“nyelekit “di lidah dan di lambung. Mungkin karena asam diambil dari sari lemon yang aman bagi lambung.
Tom yum yang kami pilih kali ini
adalah tom yum dengan kuah bening tanpa susu. Tom yum ini juga enak, rasanya
sedikit berbeda karena ada campuran kecombrang pada kuahnya.
Nah, dengan hadirnya masakan ini
berubah lagi urutan 4 besar masakan yang direkomendasikan di resto Sophia. Jadi
kesimpulan akhirnya seperti ini :
·
Juara
1 tetap tak tergoyahkan adalah papaya salad alias som tam.
·
Ranking
dua tetap dipegang tom yum yang mantap sekali rasanya.
·
Ranking
tiga pantas diberikan pada menu ikan, steamed seabass with spicy lemon.
·
Ranking
empat, fried chicken with lemongrass.
Keesokan harinya, Mbak Dini yang
penasaran dengan testimoni kami, kembali menggeret kami ke resto Sophia.
Hahaha… para pelayan tertawa gembira melihat tampang kami hadir lagi .
Kami tak bisa pindah ke menu lain,
demi Mbak Dini, kami kembali memesan menu-menu lezat itu. Selain itu ada satu dessert yang cukup enak, namanya
sugar palm in milk.
Sugar palm in milk |
Makanan penutup ini sekilas tampak
seperti kolak. Tapi ternyata agak berbeda. Isinya berupa potongan daging lontar
dengan kuah sugar palm dan susu dengan campuran es batu. Tadinya kami sempat berdebat antara
kolang-kaling atau lontar, tapi kenyalnya tekstur daging buah itu meneguhkan
keyakinan kami bahwa itulah lontar. Dessert ini patut dicoba kalau anda
berkunjung ke resto Sophia.
Aku merekomendasikan resto yang
terletak di sebelah hotel Al Meroz, tepatnya di 1681 Ramkamhaeng Soi 5
Suanluang Bangkok 10250 bagi anda yang mengunjungi Bangkok.
Tiga kali mengunjungi rumah makan yang sama dalam waktu berdekatan sudah cukup membuat
kami menarik kesimpulan. Kami telah kecanduan
nikmatnya masakan ala Sophia Restaurant! Yah, mau bagaimana lagi? Sudah
halal, enaknya juara!
wah makanan di atas bikin laper nih. jadi pengen nyobain salah satunya. sepertinya lezat tuh. saya tertarik dengan makanan yang paling bawah sendiri itu. kalau bisa di kasih resep-resepnya agar bisa membuat atau referensi untuk memasak. thanks infonya...sipppp...
BalasHapus@ali shodiqin : kalo resep mungkin bisa di googling ya. Atau bisa beli bumbu instan Tom yum produksi Thailand, di Indonesia ada di supermarket besar, merknya Lobo, ada logo halalnya :-)
HapusTernyata ada juga yg halal ya.
BalasHapusAku waktu kesana cuma bisa baca bismillah dan doa mau makan aja, Mbak. Habis mau gimana lagi, rekan kerjaku disana juga ga paham resto halal. Jadina aku ngikut Aja :(
TFS, Mak
@E. Novia : sama2 Mak :-)
HapusNice share. One day, I'll be there..hopefully
BalasHapusNice share. One day, I'll be there..hopefully
BalasHapus@Muhammad Rachmadi : Aamiin..
Hapus