Jam 7 pagi 9 Januari 2016, Aku
dan sahabat-sahabatku, Arie, Dini
dan Chita sudah duduk cantik di lobby
hotel. Tak lama kemudian Mita datang menjemput . Kami bergegas masuk ke
mobilnya dan meluncur di kawasan Jalan Ampang yang terlihat lengang. Hanya
butuh beberapa menit saja untuk tiba di
sebuah resto masakan tradisional Melayu India muslim.
Nasi Kandar Pelita.
Begitulah nama resto yang luas dan
bersih, dengan kursi-kursi dan meja
aluminium serta para pelayan pria keturunan India.
Entah mengapa, resto ini mengingatkan aku pada konsep rumah makan Padang di tanah air. Mungkin karena tempat ini buka 24 jam, seperti rumah makan Padang khususnya yang berada di jalan lintas Pulau Jawa atau Sumatera.
Entah mengapa, resto ini mengingatkan aku pada konsep rumah makan Padang di tanah air. Mungkin karena tempat ini buka 24 jam, seperti rumah makan Padang khususnya yang berada di jalan lintas Pulau Jawa atau Sumatera.
Kedatangan kami
cukup menarik perhatian pengunjung lain dan para pelayan. Tentu saja, karena di
pagi seperti ini belum banyak orang
datang untuk makan. Kami menarik perhatian mungkin karena terlihat kelaparan. Hehehe...
Menu utama resto
ini adalah nasi, dengan berbagai bumbu rempah yang disiramkan sebagai topping.
Lalu ada pilihan lauknya ada ayam, cumi, ikan, kambing dan lain-lain.
Menu nasi di
pagi hari terasa terlalu “berat” bagi kami. Maka menu lain pun menjadi pilihan, yaitu roti canai. Selain itu kami juga memesan tisu bread dan
teh tarik.
Ada beberapa
pilihan rasa roti canai. Ada yang plain, keju, dan bawang. Kami memesan tiga
macam roti canai itu.
Cara membuat
roti canai mirip dengan proses membentuk kulit martabak telur. Sang chef dengan
terampil membanting dan memutar-mutar adonan roti hingga terbentuk roti yang pas tebalnya.
Roti canai
dihidangkan di atas nampan aluminium dengan tiga macam sausnya. Menurutku
saus-saus itu terasa mirip kuah masakan Padang, seperti gulai, kari dan kuah rendang.
Cara menikmati
roti canai adalah mencelupkan potongan roti ke saus-sausnya untuk memberi rasa
yang kuat. Saus roti canai terasa pekat bumbunya, tetapi tidak pedas. Enak. Tanpa saus, roti canai keju dan bawang sudah terasa nikmat sementara
roti canai plain terasa lebih hambar.
Tisu bread
pesanan kami pun tiba. Unik sekali makanan ini. Tinggi menjulang, tipis,
krispi, berlumur bumbu dan susu kental
manis. Rasanya garing, gurih, dan manis.
Teh tariknya
juga sedap. Rasa teh yang khas sedikit
pahit berpadu dengan susu manis. Pas sekali rasanya.
Dengan rasa lezat,
harga makanan di sini tidak mahal. Tampaknya tempat ini memang layak
direkomendasikan sebagai lokasi wisata
kuliner wajib bagi wisatawan yang ingin
mencicipi masakan Melayu India.
Sarapan kali ini
nikmat sekali. Saking nikmatnya jadi
ingin tambah, tapi malu dong sama mas-
mas pelayan yang terus memperhatikan kami
sejak tadi . Masak sih, cantik-cantik makannya banyak? Jadi bagaimana? Ya
dibungkuslah roti canai tambahannya, supaya bisa lanjut makan lagi di hotel. Hahaha....
rotinya tinggi ya, rebutan :)
BalasHapusJustru enak yang masih sepi ya mbak jadi pesannya gak lama langsung bisa menikmati roti canainya
@Lidya Fitrian : betul Mbak.. Hehe
HapusItu abang-abang pelayannya terpesona sama wanita2 cantik yang pagi-pagi udah sarapan di kedainya...hihi
BalasHapus@Ika Puspitasari : hahaa.. Kami turis berisik yg ngobrol seru dan ngikik2, sibuk foto2, jadinya ya menarik perhatian :-)
HapusPenasaran sama tisu breadnya..pastinya enak banget.. Bentuknya unik mengoda gmana gitu
BalasHapus@kornelius ginting : enak, kayak keripik gurih manis :-)
HapusIni tempat aku ama temen2 ngerjain assignment ato pas puasa jd tempat sahur :p. Tapi aku seringnya k pelita yg di penang mba, krn deket kampusku :p. Sukaaaa bgt ama makanannya, apalagi sop nya juga enak loh
BalasHapus