Laman

Sabtu, 02 Januari 2016

Hari yang Indah di Palisades Park dan Santa Monica Beach



Sore menjelang. Aku dan Indriya menyempatkan mampir ke Bartels’ Harley Davidson  yang terletak di Lincoln Boulevard, Marina Del Rey . Kami  membeli oleh-oleh untuk suami tercinta. 

Aku terpesona melihat show room yang dipenuhi motor-motor besar, cantik, mewah dan gagah.   Kulirik harga motor-motor itu, lalu meringis. Mahal? Justru tidak. Harga motor di sini  jauh lebih murah dibandingkan harga  di Indonesia!


Aku membeli beberapa potong kaus lengan panjang dan aksesories seperti pin, dan gantungan kunci sesuai pesanan si Akang, suamiku, yang pecinta motor besar.


“Jangan lupa belikan Akang oleh-oleh kaus dan aksesories asli dari outletnya ya, Neng.” Begitu pesannya.

Sore semakin larut. Mbak Gari mengendarai mobilnya menuju kawasan Santa Monica yang terletak di Barat Los Angeles. Indriya tampak antusias. Berkali-kali dia mengatakan ingin menikmati suasana pantai Santa Monica.


Mbak Gari menepikan mobilnya di tepi Palisades Park,  sebuah taman yang terbentang sepanjang  Ocean Avenue. Aku dan Indriya  turun  dari mobil dan berlari mendekati pagar pembatas tebing.


Kami  terdiam mengamati pemandangan. Tebing itu menurun. Di bawah sana terdapat Pasific Coast Highway, sebuah jalan raya utama yang membentang sepanjang garis pantai Pacific  negara bagian California. Lalu pantai yang landai dan luas terhampar menghadap Samudra Pasific.  Inilah rupanya Santa Monica Beach.  


Di arah Selatan, tepat di tengah Santa Monica Beach, aku menatap Santa Monica Pier membujur  dari Colorado Boulevard dan pusat kota Santa Monica. Santa Monica Pier dengan bianglala yang menyala pada malam hari, taman hiburan, akuarium, restoran dan dermaga cantiknya merupakan landmark Santa Monica Beach.

Di Utara, terlihat Santa Monica mountain membingkai pantai berpasir coklat muda. Cuaca yang tak terlalu terang membuat laut terlihat  pudar.


Puas memandang pantai, aku mengamati Palisades Park.  Taman ini terbujur  dari sebuah titik di Utara sekitar  San Vincente Boulevard hingga Santa Monica Pier. Panjangnya sekitar 1.6 mil. Tempat ini konon merupakan  salah satu tempat terindah di Los Angeles.

Palisades Park dilengkapi area piknik berumput hijau, pepohonan, bangku-bangku, jalan setapak, pergola, pagar pembatas tebing, kebun mawar, lapangan shuffleboards, dan toilet.



Duduk di bangku taman menatap Samudra Pasific , aku merasa aneh, seperti pernah berada di sini sebelumnya. Padahal tentu saja tidak. Ini pertama kali aku menginjak tempat ini. Mungkin karena Palisades Park sering menjadi lokasi syuting  film-film Hollywood  atau acara televisi yang pernah kutonton? Entahlah...


Di Barat, matahari menebar cahaya merah. Langit meredup.  Santa Monica mountain terlihat biru  gelap. Aku menatap indahnya sinar merah yang  terbenam di Santa Monica Beach. Maha Besar Allah sang Pencipta. Aku bersyukur bisa berada di tempat ini.


Esok harinya aku dan Indriya kembali menikmati  Palisades Park. Dari kediaman Mbak Gari, kami berjalan kaki menuju tempat ini.  Suasana pagi yang indah di Santa Monica, diwarnai orang-orang  berlari membakar kalori. Ada juga yang berjalan santai menuntun anjing kesayangan. Di bawah pohon aku melihat laki-laki tertidur nyenyak dalam sleeping bag, rupanya pria itu seorang tuna wisma. 




Sekali lagi aku menatap pantai dari pagar pembatas tebing. Matahari tidak bersinar terang. Pantai terlihat berkabut, sehingga keindahannya tak terlihat maksimal.


Aku dan Indriya berniat menuju pantai.  Hal ini kami lakukan demi menuntaskan keinginan Indriya yang “ngidam”  bermain air laut dan pasir pantai Santa Monica.

Kami menemukan sebuah jalan setapak yang menurun. Di pintu pagar tertera tulisan yang menyebutkan jalan itu ditutup pukul 12 malam hingga pukul 5 dini hari.


Jalan menurun berujung pada  jembatan penyeberangan  yang melintang di atas Pacific  Coast Highway.  Kemudian kami melintasi  trotoar dan tangga yang merupakan akses menuju pantai.




Pasir pantai Santa Monica terasa lembut, tapi warnanya tidak putih seperti pantai-pantai di Indonesia pada umumnya.  Beberapa ekor burung  hinggap di atas pasir. Tampaknya mereka jinak, tapi ketika didekati, burung-burung itu terbang menjauh.



Aku mengamati sekeliling. Tak terlalu jauh dari tempatku berdiri, ada seorang laki-laki dan perempuan tengah melakukan yoga. Tampaknya sang pria adalah instrukturnya. Dia memberi pengarahan pada wanita itu untuk melakukan gerakan-gerakan yoga yang dimulai dengan meditasi.


Di laut, aku melihat tiga pria tengah mengayuh dayung. Tapi mereka bukan naik perahu. Tampaknya mereka berdiri di atas papan selancar, berusaha tetap tegak berdiri  melawan hempasan ombak.



Santa Monica mountain terlihat kabur tertutup kabut.  Di mataku, Santa Monica Beach  tidak terlalu istimewa.  Aku telah mengunjungi sejumlah pantai di Indonesia  yang jauh lebih mempesona.



Tapi bagi Indriya, tempat ini spesial. Sahabatku itu berlari-lari riang menyusuri bibir pantai. Selanjutnya dia bersuka ria bermain air, tertawa-tawa, berteriak kesenangan ketika ombak menampar-nampar tubuhnya. Aku ikut gembira melihat tingkahnya.  Santa Monica Beach mampu membangkitkan sisi kanak-kanak dalam diri Indriya.  Tuntaslah sudah keinginannya menikmati pantai ini, secara total.  Alhamdulillah...

8 komentar:

  1. Benar mbak... banyak pantai di Indonesia yang sangat bagus. Tapi saya kagum dengan pantai di negar-negara maju, fasilitasnya sangat mendukung.
    Terima kasih banyak sharingnya mbak Dewi. Mudah-mudan suatu waktu bisa mengikuti jjak mbak Dewi menikmati pantai di negara lain ;)

    BalasHapus
  2. Barakallah.. beruntungnya mba bisa kesana. Itu loh ya bedanya sama pantai2 di Indonesia. Di luar negeri itu bersih bgt dari sampah2 berserakan. Uda pasti juga sejuk dan fresh.. coba kalo ada foto malam hari nya juga mba kulineran hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Ruli Retno Mawarni : iya lalo malam bianglala di Santa Monica Pier bermandi cahaya :-) sayang ga sempat motretnya

      Hapus
  3. Rumput hijau n tamanx begitu menggoda mb...

    BalasHapus
  4. Rumput hijau n tamanx begitu menggoda mb...

    BalasHapus
  5. Rumput hijau n tamanx begitu menggoda mb...

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Laily Nurtawajjuh : menggoda untuk menggelar tikar dan piknik di situ ya. Hehe

      Hapus