Beberapa kali mudik
ke Palembang, teman-teman membicarakan lezatnya semangkuk es cendol
kacang merah yang dijual di jalan Dempo Luar.
“Cobalah es Asuk
Koboy. Enak, lho!” Ucap sang teman penuh
semangat.
Nama yang unik. Apa maksudnya Asuk Koboy? Kabarnya sang
pemilik adalah pria keturunan China yang dipanggil Asuk. Si Asuk ini senang
mengenakan topi koboy. Dari situ terciptalah
brand “Asuk Koboy”.
Hari itu
matahari bersinar terik di langit
Palembang. Dengan motor, aku dan suamiku, si Akang, menuju Jl. Dempo Luar no
705. Kami sengaja ingin membuktikan
iklan yang didengungkan teman-teman. Sekaligus menuntaskan rasa penasaran akan
cita rasa minuman yang cukup tersohor di Palembang.
Jangan berharap
akan menemukan cafe yang keren dan cozy, karena outlet Asuk Koboy bisa
dikatakan seperti warung yang berlokasi di sebuah ruko.
Tempatnya
sederhana saja, malah terkesan acak-acakan. Dinding bagian dalam ruko dicat
hijau. Mejanya dari kayu dilapis plastik hijau. Kursi-kursi plastik dengan
warna tak seragam, ada merah, ada hijau kebiruan. Sebuah pintu ke bagian belakang ruko terlihat
menganga, menampilkan baskom dan
kontainer-kontainer plastik yang tak tertata rapi.
Di sudut kiri
dan kanan ruangan terlihat barang bertumpuk-tumpuk. Kardus, styrofoam, dan
tumpukan topi koboy. Topi-topi koboy juga terlihat menghiasi dinding ruangan. Pemilik usaha ini tak menganggap penting
penataan ruang dan disain interior dengan “taste” tertentu.
Baiklah, aku
makin penasaran dengan rasa es koboy itu. Pasti karena rasanya istimewa
sehingga orang tak peduli akan suasana warung ini.
Aku dan Akang
memesan dua porsi es . Tak lama kemudian, es Asuk
Koboy terhidang di mangkuk-mangkuk melamin warna merah. Tampilannya
biasa saja. Es serut dengan lelehan susu kental manis .
Aku mengaduk
minuman di mangkuk itu, lalu bermunculanlah cendol hijau dan kacang merah dari
balik es serut.
Satu suapan es lengkap
dengan cendol hijau menyentuh lidahku. Hmmm.... Rasa cendolnya enak dan khas, berbeda
dengan cendol yang biasa kumakan.
Menyusul suapan
kedua, butiran es dengan kacang merahnya. Oww... enak. Kacang merahnya lembut.
Manis gula merah meresap, menyatu dengan cita rasa kacang merah. Legit. Yummy. Satu
suapan lagi, cendol dan kacang merah berpadu di lidah. Sempurna.
Cukup sudah. Aku
kini bisa menyimpulkan mengapa tempat ini tak perlu disain interior cozy,
modern, bergaya, atau apalah itu. Orang datang kemari bukan untuk menikmati
suasana. Bukan untuk kongkow-kongkow, ngobrol ngalor-ngidul, duduk berlama-lama
sambil santai, apalagi berfoto narsis.
Orang-orang
menyambangi tempat ini dengan satu
tujuan. Memanjakan lidah mereka dengan rasa legit es Asuk Koboy.
Penasaran dengan
rasanya? Jangan lewatkan mencicipi es Asuk Koboy kalau berkunjung ke Palembang
ya!
BalasHapusKalo beli banyak bisa dapet lebih murah yaa. Suruh buka cabang di Semarang maak hehe.
@rahmiaziza:hehehe... Coba nanti aku bilang sama Asuk Koboy ya :-)
HapusWaaah... namanya seru. Rasanya pasti seru juga ya, Mba Iwet
BalasHapus@Elrani : iya.. Seru di lidah. Hehe
HapusKebayang enaknya seger di tenggorokan apalagi diseruput pas siang hari :)
BalasHapus@turiscantik.com : cocok dengan cuaca Palembang yg puanaaas...
HapusWaah, aku suka banget tuh es campur, meski jarang beli karena selalu gak habis kalo pesen satu mangkok, hahaha
BalasHapus@Hidayah Sulistyowati : kita makannya seporsi berdua yuk! :-)
Hapusseandainya yang punya warung tahu akan didatangi oleh seorang blogger pastilah dia akan sibuk menata interior warungnya seindah mungkin. hehe.......
BalasHapus@rita dewi : hihihihi... Tapi enakan datang diam2 ya Mbak. Jadi hasil tulisan sang blogger jujur apa adanya.
Hapusih..tempat jualan ga perlu kalku lator ya... tinggal liat berapa bungkus aja..he2
BalasHapus@nova violita : masih perlu kalkulator, buat ngitung uang kembalian.. Qiqiqi
HapusWah, enak kayaknya, coba ada di jakarta pasti lebih enak. Hehhe
BalasHapus@windah saputro : barangkali Mbak Windah mau beli franchise buat buka di jakarta?
HapusNoted ah. Pertengahan januari insya Allah mudik palembang nih aku.
BalasHapus@Ade anita : salam wong kito galo.. Hehe
HapusDuuh...pasti seger banget ya kalo dinikmati pas panas terik....
BalasHapus@Ika Puspitasari : betul...
HapusKeliatannya menggoda. Harganya juga terjangkau ya mba. Selama ini taunya ke palembang ya pempek. Taunya ada juga yg manisss
BalasHapus@ira guslina : wah.. Selain pempek masih buanyaak varian kuliner Palembang.
Hapushaduh, kayaknya kelewat nih waktu ke Palembang. Kudu mencoba kalau kesana lagi
BalasHapus@Anggara : catat ya di itinerary ;-)
Hapusapa masih ad
BalasHapus