|
Hobart Quadrangle, Hobart and William Smith College |
Setiap orang
punya cara sendiri memaknai jalan-jalan.
Ada yang menjadikan jalan-jalan sebagai moment bersenang-senang, pelepas
kepenatan, penghibur hati yang sedih, sarana mendapat inspirasi, dan hadiah
untuk sebuah prestasi yang telah dicapai.
Begitu besar
manfaat yang dapat diperoleh dari sebuah perjalanan. Bahkan Nabi Muhammad SAW diberi Allah SWT hadiah berupa perjalanan agung Isra’ Mi’raj
untuk menghibur hatinya yang lara, sekaligus menerima perintah shalat 5 waktu.
Kala itu Rasulullah tengah dirundung duka maha berat akibat wafatnya orang-orang terkasih yang
mendukung perjuangan menegakkan Islam,
yaitu istri tercinta Siti Khadijah RA dan pamannya Abu Thalib.
Dalam
buku The Paspport to Happiness, sebuah catatan perjalanan, penulis Ollie menjadikan jalan-jalan sebagai sarana perenungan
untuk berdamai dengan keadaan dan
mencari sebuah happy ending. Baginya, hidup telah mengajarkan bahwa perjalanan
itu menyembuhkan.