Laman

Minggu, 08 November 2015

Persinggahan Senyaman Rumah untuk Biker





 “Life is a journey, not a destination.” 
Demikian kutipan yang di tulis oleh Ralph Waldo  Emerson.  Aku setuju dengan kutipan itu, bahwa hidup adalah sebuah perjalanan, bukan sebuah tujuan.  Sebagai muslim aku percaya bahwa hidup adalah sebuah perjalanan untuk mengumpulkan bekal amal dan kebaikan yang kelak  berguna saat manusia mencapai destinasi akhir, yaitu kehidupan yang abadi di akhirat.

Aku dan suamiku, si Akang, kerap mengganti kata “Life” dalam kutipan itu dengan kata”Touring”. Touring yang kumaksud adalah perjalanan kami dengan motor besar ke tempat-tempat yang jauh dari rumah  di Bogor. Hal itu sering dilakukan  untuk mewarnai hidup kami.


Aku dan Akang
Sumber foto : koleksi pribadi

Seringkali aku menganalogikan touring seperti layaknya kehidupan. Tentu karena perjalanan touring yang kami lakukan berwarna-warni,  seperti warna-warni hidup.

Kami telah menyusuri jalan ratusan  hingga ribuan kilometer dari Bogor ke pantai-pantai indah di Banten, Pangandaran, Situbondo, hingga pulau Bangka. Kami  menyusuri jalan ke arah  pegunungan cantik di Kuningan, Dieng, Baturraden, hingga Bromo. Mengunjungi kota-kota dari Bandung, Jogjakarta, Solo hingga Palembang. Dan semua perjalanan  terukir dengan warna berbeda.


Di pantai Penyusuk Pulau Bangka

Bukan hanya indah pemandangan membumbui perjalanan kami. Tapi seperti halnya kehidupan yang tak melulu indah, kami juga menghadapi  sengat  terik matahari, hembusan angin, jebakan lumpur, hujan, kabut, banjir, udara dingin menusuk tulang, jalanan macet  berkilo-kilo meter,  kerusakan kendaraan karena menghantam batu, jalan rusak yang membuat bokong terbanting-banting di jok motor hingga otot-otot  terasa tertarik, ngilu dan nyeri. Tapi berbagai warna itu menghadirkan pengalaman yang memperkaya jiwa. Semua berujung pada rasa syukur yang mendalam pada Sang Pemilik Kehidupan.

Di Taman Nasional Ijen  Jawa Timur

Ketika perjalanan yang ditempuh  menghadirkan penat di sekujur tubuh, kelelahan psikis menghadapi jalan macet dan kondisi emosi yang tak lagi stabil akibat deraan lelah, biker dan boncenger seperti kami sangat membutuhkan tempat persinggahan senyaman  rumah.

Bila kami singgah di sebuah kota, kami cenderung memilih hotel dengan fasilitas lengkap dan memadai. Hal ini menjadi  semacam “reward’’ atau penghargaan terhadap tubuh kami  yang berbeban lelah dan stress setelah menempuh perjalanan jauh.

Lantas tempat seperti apa yang senyaman rumah? Rumah bukan sekedar tempat tinggal, tapi juga  tempat di mana kita merasa nyaman, dan tenang.  Rumah ibarat peluruh penat. Bila seseorang melangkah masuk ke dalamnya, maka  beban pikiran, nyeri, ngilu dan pegal di tubuhnya terlepas satu persatu oleh suasana yang menentramkan hati.

sumber foto : http://grandzuri.com/bsdcity


Kami butuh sambutan yang hangat seperti layaknya disambut oleh keluarga. Pelayanan  ramah, efisien, cepat dan memudahkan kami untuk segera menikmati istirahat, ibarat segelas air segar di tengah padang pasir. Menyejukkan. 

Kami butuh lobby  bersuasana cozy yang memungkinkan mengobrol nyaman dengan teman-teman di kota yang kami singgahi.


Lobby yang nyaman
Sumber foto : http://grandzuri.com/bsdcity

Kami ingin resto yang cantik dengan menu lezat untuk melepaskan cengkeraman lapar yang mendera perut setelah perjalanan panjang.




sumber foto : http://grandzuri.com/bsdcity

Kami butuh suasana romantis, pemandangan kolam renang yang membuai mata. Aku selalu suka air, sebagai unsur penting dalam menciptakan suasana rekreatif dan ketentraman. Mungkin kami tak sempat berenang, tapi menikmati suasana di sekitar kolam renang bisa sangat membantu melepas stress.

sumber foto : http://grandzuri.com/bsdcity

Aku butuh SPA. Tempat nyaman untuk memanjakan diri  melepas pegal dan ngilu akibat berjam-jam menantang panas, hujan, dan dinamika jalanan. Tempat yang nyaman untuk merawat tubuh dengan luluran membersihkan kulit dari debu-debu jalanan, keringat dan kotoran.



Kami butuh tempat yang nyaman untuk beribadah, dimana kami bisa menyungkurkan kepala dalam sujud penuh nikmat padaNya, tanpa terganggu keributan.


sumber foto : http://grandzuri.com/bsdcity

Kami butuh tempat tidur yang nyaman setelah berjam-jam duduk di jok motor, terbanting-banting di jalan. Tempat tidur   empuk  dan lembut,  mampu menyangga tubuh lelah kami dan mengantarkan pada istirahat berkualitas. Ini penting  agar esok hari  kembali fit meneruskan perjalanan.

Kami butuh tempat persinggahan yang mampu memenuhi kebutuhan kami akan ketentraman yang ditawarkan rumah. Tempat berlabuh yang yang menyerap habis  beban penat, dan menggantikannya dengan kebugaran, serta semangat yang terbarukan.

Kembali lagi pada kutipan ala aku dan Akang. Kami lebih senang mengatakan hal sebagai berikut :

“Touring is a journey, not a destination. But along the way, Bikers need a stopover that feels like home.”

Tulisan ini diikut sertakan dalam Lomba Menulis Blog Jakarta Corners yang disponsori oleh  Hotel Grand Zuri BSD City



16 komentar:

  1. Enak banget baca tulisan mba Iwed...adem tentrem...feel like home

    BalasHapus
  2. Enak banget baca tulisan mba Iwed...adem tentrem...feel like home

    BalasHapus
  3. @Murtiyarini, Arin : Terimakasih dukungannya, Mbak...

    BalasHapus
  4. hotel ini asyik banget buat nginep mbak Dew.. aku udah beberapa kali nginep di sini

    BalasHapus
  5. Foto-fotonya kece banget mbaaaak.
    Kagum dengan kepiawaian mbak Juliana mengendarai motor. Cantik, tapi gagah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. @Katerina.S : aku gak mengendarai motor, Mbak. Aku cuma boncenger yg duduk manis di jok belakang :-)

      Hapus
  6. selalu suka cerita-ceritamu touring mba...menyenangkan....

    BalasHapus
  7. Seru banget, itu semacam bonding antar suami istri juga ya mba, biar makin lengket, hihihi..
    Jadi mauuuuuu.. tapi kemanaaa?

    Harus sering2 berkunjung ke blog ini kayaknya, adeeem..'
    TFS ya mba :*

    #kacamatahani

    BalasHapus
  8. Eeh, aku punya vocer Grand Zuri. Jd pingin cpt2 dipake nginep deh gegara baca postingan ini

    BalasHapus
  9. hotel ini asyik banget buat nginep mbak Dew.. aku dulu pernah..cuma satu kali aja nginep ke sana.. heehe

    BalasHapus
  10. Foto-fotonya kece banget mbaaaak.
    Kagum dengan kepiawaian mbak Juliana mengendarai motor. Cantik, tapi gagah.

    BalasHapus
  11. persinggahan layaknya rumah sendiri, kenyamanan merupakan yang paling utama.

    BalasHapus