“Kayaknya sudah
mulai nggak bahagia nih.” Ucap suamiku, si Akang, sambil melemparkan
pandangannya ke langit-langit kamar.
Aku yang
berbaring di sisinya langsung terbahak.
“Jadi, kita mau
kemana?” Sahutku.
Aku sudah paham adatnya bila lama tak piknik. Bagi kami, piknik itu
penting. Selain untuk menaikkan kadar kebahagiaan, juga untuk melepaskan
kepenatan.
Akang bekerja
selama dua minggu di pinggir pantai Selat Malaka. Tanggung jawabnya menjaga
eksplorasi minyak dan gas berjalan lancar bukanlah pekerjaan mudah. Piknik
bagi Akang merupakan sarana menjernihkan pikiran, meningkatkan
produktivitas dan semangat kerja.
Sedangkan bagi
emak-emak dasteran sepertiku, piknik tak ubahnya kesempatan melihat dunia di
luar urusan anak, rumah, arisan, belanja, dan aktivitas ibu
rumah tangga lainnya yang kugeluti setiap hari. Dari kegiatan piknik aku
dapat ide menulis, dan memperoleh pelajaran tentang berbagai hikmah kehidupan.
Lalu piknik
macam apa yang kami lakukan? Tentu saja piknik ala biker dan boncenger!
Kalau sensasi
kurang piknik sudah mencekik, kami menyiapkan perjalanan. Kami mengatur
urusan anak-anak dan rumah agar aman dan lancar saat ditinggal. Packing, menyusun barang bawaan di
bagasi motor, mengenakan peralatan safety driving, dan wuzzz... Berangkaaat!!
Tujuan
piknik tergantung hasil diskusi, dan
lamanya waktu yang tersedia. Dari rumah di Bogor, kami pernah ke Jogja,
pantai-pantai di Banten, Kuningan-Cirebon, Dieng, Guci
Tegal, Bromo, Situbondo,Palembang dan lain-lain.
Pantai Malingping |
Palembang |
Kuningan |
Tujuan piknik
tak selalu berjarak jauh. Kadang hanya liburan di Bogor, misalnya
ke Curug Nangka di Ciapus,
sarapan pagi makan bubur ayam di Cianjur, menikmati malam romantis di resto
kawasan Puncak, atau blusukan ke kampung-kampung di pelosok Bogor.
Curug Nangka |
Piknik bagiku merupakan nutrisi jiwa. Yang paling “drama” adalah pengalaman emosional ketika
melihat keindahan alam ciptaan Tuhan atau peristiwa menyentuh yang kujumpai
saat jalan-jalan.
Malu juga
mengakui kalau aku cengeng, tapi memang demikianlah adanya. Sensasi rasa saat
melihat keindahan karyaNya secara langsung sering membuat air mataku mengalir,
dan hatiku memuja kebesaranNya.
Ketika itu, kami
melewati jalan tinggi di atas tebing di daerah Bayah, Banten saat
senja hampir memeluk malam. Di bawah sana, jurang hijau menghampar
berbatas putihnya pasir pantai. Laut biru dihiasi perahu-perahu
berlayar putih. Barisan bukit hijau bertaut gunung menjadi latar
indah sementara kilau keemasan matahari senja menyempurnakan lukisan alam.
Indahnya, Masya Allah...Aku terkesima dengan mata basah.
Dieng Plateau |
Di lain waktu, air
mataku menetes mendengar adzan maghrib berkumandang dalam keheningan alam dan udara dingin mengigit di kawasan wisata Dieng Plateau. Kala itu aku dan
Akang meliuk-liuk di atas motor menyusuri jalan mulus sepi menanjak menuju
penginapan. Pemandangan spektakuler negeri di atas awan dengan bulan bulat
bertahta di langit menguras emosiku. Puncaknya aku merasa begitu dekat denganNya. Bersyukur
dan meyakini kekuasaanNya. Perasaan itu sangat indah, sangat nyaman, sangat
berkesan, membuat aku ingin merasakannya lagi, dan lagi.
Aku dan Akang
adalah team. Selama perjalanan piknik, kami harus kompak. Apa pun
yang terjadi aku harus pandai-pandai memahami dan mendukung Akang.
Kadang-kadang
aku bertugas membaca GPS dan menunjukkan arah perjalanan, sehingga Akang bisa
lebih fokus mengendarai motor. Sebagai boncenger yang duduk manis di jok belakang, aku harus menjadi partner
perjalanan yang menyenangkan. Sabar, tidak rewel, tidak manja, tidak suka mengeluh. Hal ini penting untuk
menjaga mood Akang.
Terperosok ke lumpur |
Piknik kami tak
selalu indah berbunga-bunga. Ada kalanya hal yang tak diinginkan terjadi. Motor pernah terjebak lumpur saat touring menuju Palembang. Yang kulakukan saat
itu adalah tetap tenang dan mengupayakan datangnya bala bantuan. Pantang bagiku
mengomel atau protes karena meluapkan emosi seperti itu hanya akan memperkeruh
keadaan.
Memperbaiki knalpot |
Motor kami pernah menghantam batu besar hingga
knalpot terganggu dalam perjalanan kembali ke Bogor. Yang kulakukan adalah
duduk tenang tak mengeluh, menunggui Akang dan montir motor membereskan knalpot
di tengah udara panas menyengat.
Pelajaran selanjutnya dalam piknik ala biker
adalah harus pandai bersyukur, dan fleksibel menerima keadaan. Misalnya saat kami
kelaparan menyusuri pelosok jalan sepi menuju pantai Sawarna. Saat itu aku tak
bisa menuntut Akang mengajakku makan di resto
keren dengan hidangan lezat. Di pelosok desa itu yang ada hanya
warung kecil dengan menu mie instan dicampur telur. Tapi kalau hati senang dan
bersyukur, semangkuk mie instan panas mengepul dan secangkir white coffe ala
warung kampung rasa nikmatnya selangit!
Istirahat di warung kampung |
Lelah yang parah
pernah memaksa kami tidur di emperan pom bensin sekitar pukul 3.00 dini
hari. Saat itu kami menuju pantai Pangandaran. Kami terjebak macet
luar biasa sehingga menguras kondisi fisik. Aku kasihan pada Akang
yang harus menahan beban menegakkan motor berbobot 400-an kg, ditambah berat
bagasi, dan berat tubuhku. Aku tak tega memintanya mencari hotel, karena wajah lelah Akang
terlihat jelas. Lelaki belahan jiwa itu memarkir motornya, kemudian merebahkan
tubuh. Aku pun berbaring di sisinya. Tidur sejenak beralaskan lengan si Akang
dalam kondisi penat di teras pom bensin
rasanya nikmat saja tuh... hahaha...Justru hal itu menjadi pengalaman tak
terlupakan. Dua jam tertidur, ketika
bangun untuk shalat subuh kami sudah merasa segar lagi untuk melanjutkan
perjalanan.
Banjir |
Terjebak banjir?
Pernah dong. Kala itu kami dalam perjalanan pulang dari Dieng Plateau. Tiba-tiba
banjir mengepung di jalan Raya Garut- Bandung km 24, tak mungkin lagi kami
berbalik arah. Mesin motor padam, tak ada orang yang membantu karena
kendaraan mereka pun sama saja nasibnya. Mogok. Tak ada pilihan, meski
Akang tak tega, akulah yang turun dari motor.
Terjun di genangan air banjir
mendorong motor berbobot ratusan kilogram itu sungguh membuatku
tersengal-sengal. Untunglah akhinya ada dua anak yang membantu mendorong motor
hingga mencapai sisi jalan yang bebas banjir.
Piknik seringkali mengajarkan hikmah kehidupan. Aku belajar bagaimana menjaga cinta
dan keharmonisan rumah tangga dari pasangan biker senior yang menjadi teman
touring kami. Aku mendapat pelajaran
dari kisah-kisah hidup para penduduk di tempat tujuan touring, misalnya saja dari penduduk di kaki gunung Bromo
dan lain sebagainya.
Bromo |
Dari piknik, aku
belajar bersyukur, fleksibel menerima
berbagai kondisi, mengelola emosi dengan tepat, membangun romantisme,
kedekatan, kerja sama dan kekompakan dengan Akang. Aku belajar banyak hal tentang kehidupan, dan mendapat
bonus nutrisi jiwa saat memandang
keindahan alam ciptaanNya. Aku dan Akang merasa memperoleh energi baru setelah
melakukan piknik.
Jadi, masih adakah
yang bilang piknik itu tak penting?
#ALUMNI_SEKOLAHPEREMPUAN
#sekolahperempuan
#ALUMNI_SEKOLAHPEREMPUAN
#sekolahperempuan
29 komentar:
wahh seru banget petualangannya mbak...puas rasanya ya piknik model begini
@kartina ika sari : Alhamdulillah... :-)
keren euy
Hmm...seruuu :)
Tidur berdua di pom bensin? so sweet..hi..hi...
kerennnn jalan-jalannya sampe jauh2 ga pegel ya mbak? tapi aku pengen..semoga bisa merasakan jalan-jalan touring gitu juga suatu saat nanti :")
Duh kebayang kalau aku yang kecil mungil ini bantu dorong motor seberat 400 kg itu dari kubangan lumpur. Ga ada tenaga kali ya, mbak :) Tapi asik nih pemandangannya Cakeeep
Wiiih...romantis. Pengen ah kayak gitu, tapi motornya itu loh yang nggak kuat belinya. hihihi...
Piknik itu penting bangeeetttt
@Een Endah : uhuuy :-)
@nani djabar : yeaaay...seruu
@Nurul Fitri Fatkhani : hihihihi...nyicip jadi gelandangan :-)
@suria riza : Aamiin...
@Efi Fittiyyah : untung ada yg bantu, kalo nggak ya susah juga...hehehe..
@aktivitasedomita : hehehe... Mari menabung
@Maya Siswadi : setujuuuu...!!!
Pengalaman-pengalaman nggak mengenakkan, kayak terjebak banjir, itu yang bikin perjalanan seru. Kereeen.
@Afifah Mazaya : waktu mengalaminya rasanya pengen nangis, tapi ketika sudah melewatinya malah ngakak kalau dingat lagi. Hehehe..gak kapok deh...
seru ya mbak, piknik emang sangat penting sekali :)
Gileeee seru banget pikniknya hahahaha! Ampuuun ... aku angkat tangan, dah, sama ibu biker. :))
kereeen pisan mbaaa, hanimun teruuus hehe....hihihi...seru ya menejelajah sampai jauuh..
duh, asik banget sih pikniknya touring pake moge gitu, mba .. :D
terimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck
terimakasih partisipasinya. maaf pengumuman diundur tgl 20 oktober. goodluck
kerenlah si akang teteh mah, kuat bener piknik motoran begitu
Waaah! Seru banget touring pake motor :D
Kebayang serunya berbagai pengalaman itu ya mba. Kalau mba Iwed bisa bikin buku harian, bisa jadi novel tuh mba, hehehe
gila keren banget
wow... amazing
Posting Komentar