“Kayaknya sudah
mulai nggak bahagia nih.” Ucap suamiku, si Akang, sambil melemparkan
pandangannya ke langit-langit kamar.
Aku yang
berbaring di sisinya langsung terbahak.
“Jadi, kita mau
kemana?” Sahutku.
Aku sudah paham adatnya bila lama tak piknik. Bagi kami, piknik itu
penting. Selain untuk menaikkan kadar kebahagiaan, juga untuk melepaskan
kepenatan.
Akang bekerja
selama dua minggu di pinggir pantai Selat Malaka. Tanggung jawabnya menjaga
eksplorasi minyak dan gas berjalan lancar bukanlah pekerjaan mudah. Piknik
bagi Akang merupakan sarana menjernihkan pikiran, meningkatkan
produktivitas dan semangat kerja.
Sedangkan bagi
emak-emak dasteran sepertiku, piknik tak ubahnya kesempatan melihat dunia di
luar urusan anak, rumah, arisan, belanja, dan aktivitas ibu
rumah tangga lainnya yang kugeluti setiap hari. Dari kegiatan piknik aku
dapat ide menulis, dan memperoleh pelajaran tentang berbagai hikmah kehidupan.
Lalu piknik
macam apa yang kami lakukan? Tentu saja piknik ala biker dan boncenger!