Bergabung di
komunitas Lapak Pelangi yang unik dan positif membuat aku mengenal dunia-dunia baru
yang sebelumnya tak pernah kusentuh. Sejak awal komunitas ini unik, karena
terdiri dari ibu-ibu dengan latar belakang beragam. Ada yang berprofesi
sebagai designer pakaian, penulis, pengrajin kain, pengrajin tas, pengrajin sepatu, hijab stylist, blogger, host TV, pemilik penerbitan, crafter, dan
lain-lain. Semua berkumpul di sini dalam satu benang merah, semangat
menjaga silaturahmi, bersinergi, berkarya dan berkegiatan untuk urusan dunia
dan akhirat.
Kali ini majalah
bulanan Oase-Sahira berkenan menampilkan karya beberapa anggota Lapak Pelangi untuk fashion
spread edisi bulan Oktober 2015. Menurutku majalah muslim ini cukup
unik. Majalah ini diterbitkan oleh PT Halimun Media Citra (HMC) yang setiap edisi tampil dalam dua sisi. Sisi pertama majalah
Oase dengan motto “Inspirasi Keluarga Muslim yang Sehat dan Cerdas”. Sementara
sisi lainnya disebut majalah Sahira,
dengan tema bahasan sebagian besar ditujukan untuk muslimah.
Untuk mengisi
fashion spread kali ini, ada enam orang anggota Lapak Pelangi yang menampilkan
busana-busana, tas, sepatu dan aksesories yaitu Vina Lucky
Karim, Indriya R. Dani, Hartin Rozaline, Susi Gantina, Liza Yuwanti dan Tety
Murniati. Selain itu salah seorang anggota Pelangi, Bunda Aida menjadi profil
cover majalah bersama suaminya, Ustad Taufiqurrahman.
Bagi media yang
berminat menghubungi Lapak Pelangi
untuk mengisi fashoin spread, talkshow, workshop dan lain-lain, bisa menghubungi contact person, Indriya R
Dani. Alamat email : indriya.rusmana@gmail.com
Demi suksesnya
acara pemotretan, ketujuh anggota Lapak Pelangi
berkumpul di butik Teh Tety
Murniati untuk membicarakan tema fashion yang akan ditampilkan. Sudah
disepakati bersama bahwa tema yang diusung adalah “Etnik-Urban”. Enam desainer
masing-masing menampilkan 2 rancangan,
sehingga seluruh busana berjumlah 12 buah. Busana-busana itu dikenakan oleh 3 orang model dewasa dan 2
orang model anak-anak. Model anak-anak tak lain adalah Jihan, putri Mbak Hartin
Rozaline dan Gya, putri bungsu Teh Indriya. R Dani. Acara rembukan berlangsung
santai, penuh canda tawa, dan makan-makan diselingi rengekan Gya yang ingin minum susu,
tapi Bunda-nya lupa beli susu. :-)
Pagi, 15 September 2015, di kediaman Teh Indriya R Dani di kawasan Villa
Duta Bogor, telah tampak aktivitas-aktivitas persiapan. Teh Susi dan Mbak Lisa sibuk dengan sertika uap-nya, merapikan busana
karya mereka. Teh Tety, Teh Vina dan Teh Indriya mendiskusikan padu padan busana
dengan aksesorisnya.
Persiapan pemotretan |
Mbak Hartin terlihat
sedang mendandani putrinya, Jihan. Gadis
kecil itu tampak sangat menikmati kegiatan berdandan,tidak rewel, dan
kooperatif. Sudah beberapa kali Jihan berpose untuk memperagakan busana muslim
anak-anak. Tampaknya dia sudah akrab
dengan kegiatan pemotretan.
Jihan dan Bunda Hartin Rozaline |
Tiba-tiba dari dalam kamar Gya muncul, lengkap
dengan busana cantik dan hijab orange-nya.
Balita 4 tahun itu pun tampaknya sudah ketularan sang Bunda ,senang
dunia fashion dan suka dipotret.
Kegiatan
pemotretan disponsori juga oleh Wardah
kosmetik. Di halaman belakang, satu persatu para model dan desainer didandani Mbak Intan, juru make-up Wardah kosmetik.
Make up dengan Wardah Kosmetik |
Sementara itu,
Teh Tety yang juga seorang hijab stylist, mulai mengkreasikan gaya hijab para
model. Salah satunya model Salis yang mengenakan busana karya Teh Vina Lucky Karim. Dari jemari lentik Teh
Tety, tercipta tampilan-tampilan gaya
hijab modis.
Teh Tety dan Teh Vina mendandani model Salis |
Aku mengagumi
kreativitas Teh Tety dalam menciptakan gaya hijab yang spontanitas, tanpa
rencana tertentu, tapi hasilnya selalu cantik. Meski terlihat mudah, ternyata
mengkreasikan gaya hijab itu ada tekniknya. Bila tak menguasai teknik ini,
jangan harap hasilnya akan bagus.
Misalnya teknik menyematkan jarum pentul supaya kokoh menahan kedudukan
hijab. Bahkan memilih jarum pentul pun tak bisa sembarangan supaya hasil
tampilan hijab maksimal.
Tiba di lokasi pemotretan |
Sesi pertama
pemotretan berlangsung di sebuah tempat di dalam kompleks Villa Duta Bogor.
Lokasi yang rimbun oleh pepohonan hijau dengan helai-helai rontok membentuk guguran daun berwarna kuning
itu cukup ideal menjadi setting pemotretan.
Anita dan Gya beraksi |
Anita sang model
cantik, menggandengsi si kecil Gya. Mereka menampilkan busana karya Indriya R.
Dani, dan sepatu karya Mbak Liza Yuwanti. Proses pemotretan berlangsung lancar.
Kru majalah dan Indriya mengarahkan gaya
Gya, mengajaknya bercanda agar tercipta
ekspresi wajah yang ceria.
Selanjutnya sang
model harus berganti pakaian dengan busana karya Mbak Liza Yuwanti. Berhubung
lokasi pemotretan jauh dari rumah Indriya, terpaksa ganti baju dilakukan di
salah satu rumah dekat lokasi pemotretan. Rumah itu milik teman Indriya.
Numpang ganti baju |
Sebelum
pemotretan berlangsung, Mbak Liza kembali merapikan hijab dan aksesories
modelnya. Kali ini pemotretan dilakukan dengan menggunakan mobil putih sebagai
properti pelengkap.
Pilih-pilih hasil jepretan fotografer |
Sesi selanjutnya
busana karya Mbak Liza , dikenakan model Dian Yusdini. Dilanjutkan dengan aksi
gadis cilik, Jihan dengan busana karya Ibundanya, Mbak Hartin Rozaline.
Teh Indriya dan Mbak Liza mendandani model Dian Yusdini |
Jihan beraksi |
Jihan juga
berpose bersama model Salis yang menampilakan rancangan Teh Tety Murniaty. Para
kru mengerahkan kreativitas mereka dalam memanfaatkan apa yang ada di lokasi
pemotretan. Misalnya di lokasi terlihat
sebatang kayu berada di permukaan tanah. Hal ini menimbulkan ide, Jihan bergaya berjalan
meniti batang kayu itu sementara Salis seolah menjaganya seperti gaya seorang
ibu yang menemani putrinya bermain, berjalan meniti dahan kayu.
Kreatif memanfaatkan apa yang ada di lokasi pemotretan |
Teh Tety, Teh
Vina, dan Mbak Liza sibuk mengarahkan
gaya para model. Saking serunya, tanpa sadar Mbak Liza duduk di tengah jalan
dengan kursi plastik yang dipinjam dari pos satpam. Dia baru sadar berada di
tengah jalan ketika ada kendaraan yang akan lewat sehingga Mbak Liza buru-buru
menyingkir. Haha...
Teh Tety, Teh Vina dan Mbak Liza mengarahkan gaya para model |
Iseng berfoto di sela pemotretan |
Sesi
selanjutnya, semua kru,desainer dan model kembli ke rumah Indriya. Di sana teh
Tety dan Teh Susi kembali mendandani model, dan memilihkan aksesoris yang tepat
untuk busana mereka.
Istirahat makan siang berlangsung dirangkai shalat zuhur.
Kemudian pemotetan kembali berlangsung.
Istirahat makan siang disela canda tawa |
Pemotretan model Salis dengan busana rancangan Teh Susi Gantina |
Model Salis
mengenakan busana karya Susi Gantina, dengan aksesories tas berhias decoupage
karya Vina Lucky Karim.
Selanjutnya, pasangan
suami istri Ustad Taufiqurrahman dan Bunda Aida menjalani pemotretan untuk cover.
Pemotretan berlangsung sambil bercanda.
Kedua model tersipu-sipu oleh riuh
rendah sorak sorai ledekan anggota
pelangi dan kru majalah yang mendorong
mereka berpose mesra. Pemotretan diwarnai sedikit insiden , tanpa sengaja kursi-kursi kayu yang
diduduki patah satu per satu. Maka makin
hebohlah suasana pemotretan dengan tawa berderai. Keseruan hari itu ditutup
dengan pose anggota Pelangi dengan dress code hitam.
insiden kursi patah :-) |
Selesai acara
pemotretan, Indriya dan kru majalah Oase-Sahira terlibat diskusi. Mereka
membicarakan lay out foto serta ulasan fashion yang akan dikemas untuk tampilan
fashion spread.
Rembukan bersama kru majalah Oase-Sahira |
Penasaran ingin
melihat hasil pemotretannya? Ingin melihat busana-busana dan aksesories karya
anggota komunitas Pelangi? Tunggu kehadirannya di majalah Oase-Sahira edisi Oktober 2015 ya!
Ada kolom fiksinya juga tidak Bunda?
BalasHapusSeru ya lihat sesi poto2 para model gitu
BalasHapusini Model Baju Muslim nya cantik cantik kakak, pengan beli deh hee
BalasHapus