Sejak kenal
dengan Indriya R Dani, sudah berkali-kali dia mengajakku ke berbagai event
Islamic Fashion Festival. Sebenarnya
sejak dulu aku ingin melihat dunia yang diakrabi sahabatku itu, tapi selalu tak
terwujud. Hari Rabu 9 September 2015, untuk pertama kalinya aku menghadiri event fashion bertajuk” Indonesia International Islamic Fashion and Products”. Bagiku ini pengalaman baru yang
menarik.
Bertempat di Jakarta Convention Center,Indonesia International Islamic Fashion and Producs (IIIFP) bertema Etnic Urbanovative “The Touch of
Ethnical Innovation” di gelar tanggal 9-13 September 2015.
Suasana di lobby utama |
Bersama Indriya
R Dani, Teh Susi Gantina, Mbak Liza Yuwanti, and Mbak Enna, aku memasuki lobby
JCC yang megah. Terlihat suasana cantik dan “nyeni” yang terbangun dari
tampilan beberapa stand pameran . Di lobby utama ini, selain terdapat
manekin-manekin berbalut baju muslim yang keren, ada
juga produk furniture, barang pecah belah seperti piring, gelas, peralatan
makan, dan barang-barang pelengkap
interior yang semuanya bermotif etnik.
Teh Susi dan
Mbak Liza yang menggeluti dunia fashion, mengagumi busana-busana muslim berkesan
glamour yang membalut tubuh-tubuh manekin. Mereka membicarakan cutting, bahan,
dan detail aksesories yang melekat pada busana-busana itu.
Gaun-gaun cantik itu adalah hasil karya para
perancang lulusan ESMOD Jakarta antara
lain Ria Miranda, Qonita Ghalib, Restu Anggraini dan lain-lain.
Teh Susi Gantina diwawancarai salah satu stasiun TV swasta |
Seorang
cameramen sebuah stasiun TV swasta mewawancarai Teh Susi tentang kesannya
menghadiri event fashion ini. Cihuy... Teh Susi masuk TV.
Kemudian kami
melangkah menuju ruangan tempat fashion show. Di panggung sedang berlangsung
talkshow dengan para desainer sebagai
pembicaranya. Desainer-desainer itu adalah Ida Royani, Ria Monahan, Janeeta,
Riri Agusti, Yoha Friska, Sugeng Waskito, Handy Hartono, Zainal dan Ade
Listiani.
Para Desainer |
“Mendesain
dengan menggunakan kain-kain warisan budaya Indonesia seperti songket atau batik tidak
boleh sembarangan. Ada aturan-aturan yang harus dipahami. Tidak boleh asal
potong, asal dijual dan dapat untung. Kita harus menghargai warisan budaya
Indonesia, karena kalau tidak sama saja kita mencabik-cabik budaya sendiri.”
Demikian ucap desainer Zainal dari Zainal Songket.
Aku dan
teman-teman memilih duduk dibarisan terdepan, supaya bisa melihat dengan jelas
berbagai busana yang ditampilkan. Tak lama kemudian, fashion show pun di gelar.
Ida Royani, yang
dulu dikenal sebagai penyanyi, foto model dan bintang layar lebar era 1970-an
sejak awal 1980 merambah ke dunia fashion. Artis multi talenta ini telah
mengukir namanya sebagai pionir atau pelopor desainer busana muslim Indonesia
yang karya-karyanya sudah menjelajah ke mancanegara.
Karya Ida Royani |
Ida Royani menggelar karya dengan tetap
berpegang pada ciri khas rancangannya, berbahan kain khas tradisional Indonesia
dan sangat cocok dengan tema event ini. Warna-warna busananya mencerminkan
warna-warna alam seperti hitam berpadu merah kecoklatan dengan potongan longgar
dan cutting batwing.
Lalu
busana-busana muslim bertajuk “Azzaria” dipersembahkan oleh desainer Ria
Monahan. Beberapa rancangannya mengadopsi model kebaya sebagai atasannya dengan
bawahan rok maxi span dari bahan batik.
Ada juga beberapa tunik dan gamis dengan setuhan etnik.
Azzaria by Ria Monahan |
Desainer Janeeta
menampilkan busana bernuansa merah yang berkesan glamour. Beberapa diantaranya
berupa rok maxi dengan potongan A-line
dan atasan yang dilengkapi blazer dengan warna senada.
Karya Janeeta |
Busana-busana berkesan
anggun dan feminin berbahan halus dengan detail lipit-lipit dipersembahkan oleh
desainer Riri Agusti, sesuai dengan tajuk yang diusungnya “ The Art of Drapery Looks”. Rancangan Riri terlihat mewah dan cocok dikenakan untuk acara pesta.
Gee Batik
oleh desainer Sugeng Waskito menampilkan tema “The Party”. Busana gamis longgar dengan potongan simple ini
menonjolkan motif batik yang cerah, unik dan cantik.
Gee Batik by Sugeng Waskito "The Party" |
Handy Hartono
mengusung busana batik casual bernuansa biru. Busana dengan model tunik dan
gamis menonjolkan motif batik yang spesial, tampak elegan dikenakan oleh para
peragawati.
Karya Handy Hartono |
Zainal Songket
menampilkan busana-busana dengan
sentuhan songket Palembang. Detail
benang emas yang menghiasi rancangannya menimbulkan kesan glamour, mewah, dan
anggun.
Zainal Songket |
Ade Listiani
dengan sangat kreatif menampilkan gamis maupun tunik dengan sentuhan bahan kain
sarung. Di tangannya, kain sarung bermotif
kotak-kotak yang biasanya terlihat
monoton, berubah menjadi dinamis dan stylist.
Karya Ade Listiani |
“Yoha” adalah tajuk untuk busana rancangan Yoha Friska Mei Funny. Karya desainer muda ini
berkesan “ young, fun, edgy and playfull”
dengan warna coklat muda yang dominan.
Yoha by Yoha Friska Mei Funny |
Kreativitas dan
inovasi mewarnai karya-karya para desainer yang ditampilkan dalam fashion show
ini. Sungguh menarik!
Setelah menyaksikan fashion show, kami sempat berfoto-foto bersama desainer Ade Listiani, artis Chintami Atmanagara, dan lain-lain.
Foto-foto bersama usai fashion show |
Kemudian kami berjalan-jalan menyusuri deretan stan pameran
yang menampilkan karya para desainer Indonesia seperti desainer etnik H. Raizal Rais, Novia Hertini, Ollyn Sulam
Bukittinggi, Cut Zunyka Zulkarnaen, Nelisma Vinnel House, Jeny Tjahyawati, Oki
Wong, Bilal, Aan Ibrahim, Riana Kesuma Batik, Dian Pelangi, Stephanus Hammy, Samuel Wattimena dan lain-lain.
Berbagai stan pameran |
Selain desainer
Indonesia, turut serta pula 3 desainer dari Australia yaitu Amalina Aman, Handi
Chebab- Hawayda Moussa, dan Eisha Saleh.
Bukan hanya
stan yang menampilkan busana dan bahan kain, di event ini pun terdapat
stan majalah muslim seperti majalah Noor, Sahira dan majalah Paras.
Selfie all the way |
Untuk menarik
para pelanggan, majalah Noor mengadakan lomba foto selfie di stan majalah Noor
dengan latar belakang kain-kain batik. Foto harus diposting di media sosial
Instagram atau Twitter. Mbak Lisa, aku dan Teh Susi bergaya selfie di sudut stan
itu. Sayang foto hasil selfie-ku tak ada yang karuan, batal deh aku ikutan
lomba. Hehehe...
Secara
keseluruhan Festival ini sangat menarik
bagi para penggiat, pemerhati dan penggemar mode khususnya fashion muslim.
Sesuai dengan tujuan diselenggarakannya, yaitu untuk membuka pasar busana
muslim dunia dan lokal, event ini menjadi ajang menampilkan karya-karya inovative yang
mengukuhkan posisi Indonesia sebagai
kiblat busana muslim dunia.
Yang ingin
hadir, masih ada waktu lho... Festival ini berlangsung sampai tanggal 13
September 2015. Yuk meluncur ke sana!
8 komentar:
Songketnya bagus2 ya, mba.
Mba Iwed ga ajak2 aku niih....
@Dwina Yusuf : wah... Iya ya... Nanti kalo diajak lagi sama teman2 dari dunia fashion kita ngintil mereka barengan ya ;-)
sayangnya selalu saja di jakarta :(
@F. Nugroho : maunya diadakan di mana. Mas?
waaww keren banget tempatnyaa..
liat postingan terbaruku sekolah di summarecon bekasi
@su toro : Oke deh..
designnya bagus-bagus ya
silahkan kunjungi situs resmi ade listiani www.adelistiani.com
Posting Komentar