Aku tak akan
melupakan Buochs, sebuah wilayah seluas 9.9 Km2 yang terletak di antara Beckenried
dan Stans, Switzerland. Aku singgah di tempat ini saat musim semi, bulan April tahun 2011. Meski hanya dua hari satu malam menginap di tempat ini, tapi keindahannya sangat
berkesan. Bagaimana tidak, udaranya bersih, suhu dingin sejuk, suasana tenang, pemandangan
indah oleh tanaman hijau, pegunungan dan danau. Atmosfir tempat ini khas pemandangan negri empat musim.
|
Ketika pagi menjelang di tepi danau Lucerne |
Sebagian besar
wilayah Buochs, sekitar 48 persen merupakan daerah pertanian. Tak heran sesekali ketika angin
berhembus tercium aroma kotoran sapi
yang dijadikan pupuk penyubur tanaman. Selebihnya sejumlah 34,1 persen wilayah
Buochs adalah hutan, 16 persen bangunan rumah dan jalan, sementara sisanya
sejumlah 1,9 persen terdiri dari sungai, gletser dan gunung.
Apa saja yang
bisa dilakukan di Buochs? Wisatawan bisa menikmati kehidupan pedesaan di Grossbächli,
sebuah area pertanian yang menawarkan gaya hidup sebagaimana yang dijalani para
petani. Tidur beralaskan jerami, memerah susu sapi, memetik buah-buahan, piknik
di alam terbuka dan kegiatan lainnya.
Lalu, bisa juga
berkemah ditepi danau, melakukan olahraga air misalnya menyusuri danau dengan
kano atau menyewa perahu.
|
Hotel dan Resto Postillon |
|
Aku dan Mariska |
Resto di hotel
ini kental dengan gaya tradisional Swiss.
Kursi-kursi kayu dan detail
perlengkapannya membuat pengunjung merasa akrab dengan suasana pedesaan yang
hangat.
Kamar hotel pun
bergaya tradisional. Meski tak luas,
kamar hotel masih terasa nyaman dengan jendela kaca yang menyajikan pemandangan
danau Lucerne yang indah.
|
Kamar yang menghadap danau |
|
Pemandangan danau terligat melalui jendela kamar |
Saat aku dan Mariska
berkunjung, lift yang kecil dan sempit tengah rusak. Kami terpaksa
terengah-engah mengangkut koper-koper besar ke lantai atas. Jangan harap
ada porter di sini. Di Eropa, tenaga manusia mahal! Kami harus rela menyeret
dan mengangkat koper sendiri dari bandara, naik ke bus, lalu ke hotel-hotel yang
kami singgahi hingga saat kembali pulang ke tanah air.
Usai sarapan,
aku dan Mariska menikmati pemandangan indah di sekitar hotel. Sengaja kami
buru-buru menyelesaikan sarapan supaya sempat berjalan kaki ke tepi danau
Lucerne . Langit masih agak gelap ketika kami menyusuri jalan. Tapi pemandangan
tampak dramatis, dengan kilau keemasan matahari pagi tercermin pada permukaan air danau.
|
Sesaat sebelum matahari terbit di Buochs |
Lalu kami tiba
di tepi danau yang tenang. Aku dan Mariska duduk dibangku, lalu berfoto ria.
Kami meresapi suasana alam yang tenang.
|
Pagi hari di tepi danau Lucerne, Buochs |
Sayang kami tak
bisa berlama-lama di tempat ini, karena akan melanjutkan jalan-jalan ke Mount
Titlis. Maka aku dan Mariska beranjak kembali menyusuri jalan menuju hotel. Di
sisi-sisi jalan tampak keindahan ditebarkan oleh bunga-bunga berwarna pink yang
bersemi di dahan pohonnya. Bunga ini sepertinya jenis bunga Sakura atau Cherry Blossom.
|
Bunga Cherry Blossom |
Sementara itu
matahari mulai menampakkan sinarnya dan... aku terperangah melihat indahnya
pemandangan. Rumput hijau subur, air
danau yang tenang dan jernih, rumah-rumah, pohon, dan pegunungan yang menjadi
latar belakangnya. Masya Allah... Perpaduan yang sempurna. Sungguh indah
ciptaanNya!
|
Pemandangan menyegarkan mata di tepi danau Lucerne |
|
Bentang alam yang indah di Buochs |
Tak bosan-bosan
aku menjepretkan kamera mengabadikan suasana Buochs yang cantik. Suatu hari nanti, bila aku merindukan tempat
ini, foto-foto jepretanku akan kembali menghadirkan rasa kagum akan kebesaranNya melalui lukisan alam Buochs yang mengagumkan.
pemandangannya asri banget ya mbak, warna hijau dimana-mana. Asyik juga ya bisa bikin tenda samping sungai
BalasHapus@Lidya : meskipun di Indonesia juga alam pedesaannya cantik, tapi Buochs menawarkan kecantikan dengan suasana negri empat musim yang unik. :-) . area dekat danau memang sering digunakan untuk camping.
HapusIhhh bikin betah banget ya suasananya mak iweth... Kayaknya klo dah di sana gak mau pulang tuh
BalasHapus@Ophi Ziadah : iya... Suasananya nyaman buat ngelamun, dan nulis... Hahaha..
HapusMasya Allah, pemandangannya cantik bingiiit....aaakk....
BalasHapus@Dewi Rieka : ciptaan Allah memang top banget ya..hehe
HapusMembayangkan duduk di kamar sambil mandangin danau. Atau, duduk-duduk di rumput depan danau sambil ngetik-ngetik. Segarnyaaa
BalasHapus@nunik utami :Wah kalo Mbak Nunik ke sini, bakal tercipta novel2 baru,pastiii..hehehe
HapusCantiknyaaa.....kayanya nyampe sini bisa betah deh lama2, kapan ya bisa nyampe kesini? *nghayal dulu*
BalasHapus@riawani elyta : Insha Allah... Bisa ke sini juga :-)
HapusLangsung doa... mudah2an bisa kesana juga.. aamiin...
BalasHapus@Ruli retno :Aamiin
HapusMasya Alloh cantik banget pemandangannya, InsyaAlloh menysul untuk berlibur ke sana mak. Bismillah...
BalasHapus@Rahmi Aziza : Aamiin...
Hapus