Laman

Selasa, 14 Juli 2015

Ngabuburit Bareng Ibu Wali Kota Bogor

Salah satu rangkaian acara Bogor Urban Hijab Expo (BUHE) 2015 yang diselenggarakan oleh Bulandua dan Hijaber Mom Community Bogor adalah acara ngabuburit bareng Ibu Wali Kota Bogor, Ibu Yane Ardian,SE.

Aku menerima undangan menghadiri acara itu dari Teh Vina Lucky Karim, founder komunitas Pelangi. Sebelumnya beberapa kali aku diajak mengenal lebih dekat Ibu Yane lewat komunitas  pengajian, sayangnya  belum sempat menghadiri karena bersamaan waktunya dengan acara lain.

Kebetulan ada waktu, siang itu 11 Juli 2015, aku memacu  mobil menembus kemacetan lalu lintas Bogor menuju Hotel Salak, tempat  diselenggarakan acara tersebut.

Aku bersama Teh Vina dan Mbak Lisa Sumber Foto koleksi :  Mbak Lisa Yuwanti


Di lobby, Teh Vina sudah menunggu. Kami langsung menuju lantai 2, ruang Kinanti. Di selasar lantai 2 hingga di dalam ruang Kinanti terlihat stand-stand pakaian muslim, asesories, travel umroh, tas mukena dan lain-lain berjejer rapi. Stan-stan tersebut meramaikan even BUHE 2015.

Busana muslim yang meramaikan Bogor Urban Hijab Expo 2015

Memasuki ruang Kinanti, terlihat panggung dengan latar bertuliskan  Bogor Hijab Expo 2015. Aku dan Teh Vina bertemu Mbak Lisa, lalu kami duduk berdekatan. Kursi-kursi yang tersusun dihadapan panggung telah terisi oleh ibu-ibu dari berbagai komunitas perempuan. Tak lama kemudian pembawa acara menyapa lalu memanggil Ibu Yane untuk naik ke atas panggung.

Ruang Kinanti Hotel Salak Heritage

Sosok wanita langsing dan  cantik itu  wajahnya selalu berhias senyum. Mengenakan busana berwarna hitam dari kain shibori  karya Teh Susi Gantina, salah satu anggota komunitas Pelangi, Bu Yane tampil elegan.


Ibu Yane Ardian,SE

Acara ngabuburit berlangsung santai. Ibu Yane menceritakan kesehariannya sebagai istri orang nomor satu di Bogor. Dia menceritakan awal perkenalannya dengan Pak Bima Arya, hingga menikah dan lalu mendampingi beliau menjalani pendidikan S3 di Australia.

Apakah hidup di negeri orang ibarat dongeng indah berbunga-bunga? Ternyata tidak. Didorong oleh biaya hidup yang tinggi di Australia, pasangan ini harus bertahan dan berjuang keras. Sekeras apa? Ibu Yane bahkan rela bekerja di perkebunan anggur sebagai pemetik buah anggur hijau. Dia bekerja dari pukul 4 dini hari hingga jam 5 sore di tengah udara dingin. Hal ini berlangsung beberapa bulan, hingga akhirnya pasangan ini bisa membeli mobil. Sungguh perjuangan hidup yang gigih!

Bu Yane juga menceritakan bagaimana dia menikmati waktu berkualitas dengan anak-anak. Di tengah padatnya agenda acara, dia masih menyediakan waktu di pagi hari, sore hingga malam bersama anak-anak.

“Anak saya pulang sekolah jam 4 sore,  dan saya pulang ke rumah jam 5 sore. Setelah itu saya menghabiskan waktu bersama anak-anak. Saya usahakan kegiatan-kegiatan saya hanya sampai jam 5. Saya jarang memiliki agenda acara diatas jam 5 sore. Jadi  masih punya waktu memperhatiakn anak-anak. “ Ujar Bu Yane ketika salah seorang ibu bertanya tentang bagaimana membina anak-anaknya.

Kesibukan Ibu Yane membina kegiatan PKK di Bogor membuahkan hasil. PKK Bogor memperoleh juara pertama tingkat nasional, dan itu adalah buah dari kerja kerasnya bersama ibu-ibu anggota PKK.

Salah seorang ibu bertanya bagaimana kiatnya menjalin keharmonisan dengan suami.

“Kita harus menyadari bila wanita berbeda dari pria. Wanita bisa melakukan beberapa pekerjaan dalam satu waktu, sedangkan pria harus fokus pada satu kerjaan saja sebelum mengerjakan pekerjaan yang lain. Jadi jangan langsung marah bila suami  tak menanggapi pertanyaan kita ketika mereka sedang fokus bekerja. Pandai-pandailah mengerti dan mendukung pekerjaan suami. “ Ucap Ibu Yane sambil tersenyum.

Selanjutnya Ibu Yane berbagi kiatnya menjaga kecantikan dan kesehatan. Ternyata wanita cantik ini tidak rajin ke salon, karena  tak punya waktu. Beliau lebih memilih menjaga kecantikan dengan cara alami, misalnya memilih makan makanan sehat, memperbanyak makan sayur dan buah-buahan.

“Di Bogor banyak komunitas perempuan. Apakah  Ibu bisa menyatukan komunitas-komunitas yang demikian banyak ini dalam sebuah wadah sehingga bisa terjalin sinergi yang kelak bisa memberi dampak  positif bagi kemajuan Bogor? “ Tanyaku pada Ibu Yane.

“Saya adalah pembina berbagai komunitas perempuan yang ada di Bogor. Karena itu tanggal 2 September 2014 lalu saya membentuk sebuah wadah yang bernama Aliansi Perempuan Kota Bogor. Tujuannya untuk menyatukan berbagai komunitas perempuan di Bogor . Hal ini perlu, terutama bila ada agenda besar yang membutuhkan gerakan massal para perempuan, misalnya saja kampanye ASI. Hal ini tidak bisa dilakukan oleh satu komunitas saja, tapi harus berbagai komunitas  terlibat mensukseskan agenda ini. Jadi bila ada komunitas wanita di Bogor, silakan didaftarkan ke Aliansi Perempuan Kota Bogor, sehingga keberadaannya diketahui dan suatu saat bila diperlukan bisa menjalin sinergi dengan berbagai komunitas perempuan lainnya.” Penjelasan Ibu Yane sangat menarik.

Berfoto bersama Ibu Wali Kota Bogor

Acara ngabuburit ini meski hanya berupa  obrolan santai tapi berisi. Sungguh berkesan.  Sharing pengalaman dan pemikiran Ibu Yane kepada  para ibu yang hadir setidaknya bisa memberi sedikit gambaran akan keindahan pribadinya. Tak salah bila ada pepatah yang mengatakan “ Dibalik kesuksesan seorang suami, ada istri yang hebat dibelakangnya, yang mendorong, menyemangati dan menumbuhkan motivasi untuk melakukan yang terbaik.”


3 komentar:

  1. Mbak iwet... baru ngeh klo ini blog barunya. Selamat ya sdh jadi dotcom.
    Waah bu Yane cantiknya natural yaa

    BalasHapus
  2. Cakeeep dah penampilan barunya nih, semoga makin semangat nulis ya mbak Iwed (doa buat diriku juga wkwkwkwk)

    BalasHapus
  3. Ibu Walikotanya cantik ya. eh mbak juga cantik bangeeeet

    BalasHapus