Mudik ke
Palembang tak pernah kulewati tanpa wisata kuliner menikmati makanan khasnya. Kuliner
Palembang sangat banyak jenisnya, bukan hanya pempek,
lenggang, model, tekwan, celimpungan, mie celor, burgo, laksan, pindang dan
jenis makanan dengan bahan dasar ikan, tapi ada juga martabak telur yang sangat
tersohor di kota ini. Namanya martabak HAR.
HAR adalah
singkatan dari Haji Abdul Rozak, seorang saudagar keturunan India yang menikah
dengan wanita Palembang. Haji Abdul Rozak adalah sang pencipta kuliner unik ini.
Seingatku almarhum
Haji Abdul Rozak seorang dermawan. Saat aku pindah ke Palembang tahun 1985,
setiap bulan Ramadhan, di rumah kayunya yang besar dan bergaya tradisional
seringkali terlihat barisan panjang kaum dhuafa mengantri untuk memperoleh
sedekah. Beliau wafat tahun 2001 silam.
Haji Abdul Rozak |
Rumah Makan Martabak
HAR pertama kali berdiri 7 Juli 1947, di Jl. Jendral Sudirman Palembang. Kini
sudah ada beberapa cabang yang tersebar
di kota Palembang. Salah satunya yang aku kunjungi terdapat di Jl. R. Sukamto
Palembang di depan Palembang Trade Center (PTC) mall.
Apa istimewanya
martabak HAR? Makanan ini tercipta dari seorang keturunan India sehingga bukan
hal aneh bila ada kemiripan dengan kuliner India. Tapi uniknya, rasa makanan ini sesungguhnya merupakan hasil perpaduan cita rasa Palembang dan Melayu.
Kulit martabak
HAR tak berbeda dengan martabak telur
pada umumnya.Bedanya terletak pada isi martabak dan kuah pelengkapnya. Bila martabak telur biasanya berisi telur dicampur irisan daging
dan sayuran, martabak HAR hanya berisi dua butir telur ayam atau telur bebek. Martabak
telur dimakan dengan pelengkap saus dan
cabe rawit, sementara martabak HAR dinikmati bersama kuah kari yang dicampur
kentang dan daging.
Kuah karinya
berbeda dengan kari ala India yang umumnya sangat kaya bumbu, kental dan
beraroma kuat. Kuah martabak HAR sudah mengalami inovasi sedemikian rupa
sehingga rasanya tidak terlalu mencolok lidah, nikmatnya pas untuk lidah orang
Palembang dan lidah orang Indonesia pada umumnya. Selain kuah kari, pelengkap
martabak HAR lainnya adalah saus dengan irisan cabe hijau.
Proses memasak
martabak HAR juga unik. Adonan kulit yang terbuat dari terigu, minyak, telur
dan garam dipipihkan terlebih dahulu sehingga menjadi lebar. Kemudian kedua
ujung adonan dipegang, lalu diputar dari kiri ke kanan berulang-ulang hingga
adonan menjadi tipis dan lebar. Dengan cepat dua butir telur diletakkan di
tengah adonan kulit, lalu dilipat menjadi persegi empat. Kemudian martabak
digoreng di wajan datar dan lebar hingga
matang.
Harga satu porsi martabak HAR isi telur ayam Rp. 21.000,- Sedangkan martabak yang menggunakan telur bebek Rp. 31.000,- per porsi.
Harga satu porsi martabak HAR isi telur ayam Rp. 21.000,- Sedangkan martabak yang menggunakan telur bebek Rp. 31.000,- per porsi.
Pertama kali mencoba
martabak ini, terasa asing di lidah.
Tapi lama-lama kuliner ini malah bikin kecanduan. Rasanya enak!
Saat aku pindah
ke Bogor, aku dan suamiku jadi terdorong
membuat sendiri masakan ini untuk
mengobati rindu akan cita rasa
nikmatnya. Meski rasanya tidak sama persis, tapi enak juga lho... Mau tau
resepnya? Ada di sini
18 komentar:
Jadi pengen nyoba bikin sendiri juga :)
@nani djabar : hayuk dicoba...
Duuh.jadi ngiler ngeliatnya. Terutama yang dikasih kuah itu...kayaknya enak ya Mbak..
aku belum pernah nyobain mba hehehe abisih di tempat saya engga ada :(
aduhh enaknyaaa
Wah ingin nyoba jadinya, sejak 1947 ya? Survive banget :)
Wah keren martabaknya dibuat restoran jadi bisa langsung dicicipin. Kalo di surabaya masih banyak yg kaki lima
Kuahnya itu lho... nyess banget :-D
Sangat menggoda martabaknya
@Nurul Fitri Fatkhani : iya memang enak.. Hehe
@Ipah Kholipah : kalo ke Palembang jangan lupa nyicip martabak ini ya
@turiscantik.com : yummmy...
@Ani Berta : iya Mbak... Hebat bisa terjaga eksistensinya dari tahun 1947
@Diarysivika : di Palembang juga ada yg jual di kaki lima, tapi rasanya beda
:-)
@bangsaid : yummy..
@Titis Ayuningsih : aku selalu tergoda..hehe
Di Bogor susah bgt nyari ny.. tolong bantuin cari dunk. Itu mknan favoritq semasa di Palembang.
Di Bogor susah bgt nyari ny.. tolong bantuin cari dunk. Itu mknan favoritq semasa di Palembang.
Posting Komentar