Laman

Minggu, 24 Mei 2015

Death by Chocolate & Spaghetti, Menu Coklat Berbalut Horror


Apa hubungannya coklat dengan horror? Kreativitas dalam menyajikan sebuah keunikan. Itulah yang ditawarkan   resto Death by Chocolate & Spaghetti yang lebih dikenal dengan DBC & Spaghetti.

Sebenarnya sudah lama Anin, anak sulungku, mengajak aku ke tempat ini. Tapi karena kesibukan, baru beberapa hari lalu aku sempat mengajak ketiga anakku mencicipi menu di resto unik ini.

Resto ini menempati sebuah rumah tua bergaya Belanda berlokasi  di Jl Ciremei no. 22 Bogor, dekat Taman Kencana.




Di teras rumah kami disambut oleh “mummi-mummi” dibagian kiri dan kanan pintu masuk. Detail interior resto juga berbau horror. Masuk ke dalam, di dinding bagian atas terpampang sosok berwajah tengkorak dengan jubah hitam  membawa senjata berbentuk sabit di tangannya. Dinding-dinding berhias topeng menyeramkan, sepotong telapak tangan berdarah, sosok mummi, dan laba-laba berbulu.





Karena kami mengunjungi tempat ini di siang hari, pemandangan itu tak terasa menyeramkan. Mungkin  berbeda  hal bila kami berkunjung di malam hari.

Gaya bangunan tua diperkuat dengan aksen bata expose berwarna hitam pada  bagian meja kasir, dapur untuk meracik minuman, meja etalase dan pinggiran jendela. Sebuah gitar dan piano tua menghias sebuah sudut dekat pintu.



Setelah memilih tempat duduk, aku dan anak-anak mengamati daftar menu. Sesuai dengan namanya, resto ini mengandalkan menu-menu berbahan coklat.  Pilihan makanan ada berbagai snack, pancake, omelette, spaghetti, berbagai nasi goreng, ayam, cumi, aneka dessert, dan kue-kue coklat.  Menu andalan resto ini berupa 3 lapis kue coklat dengan coklat meleleh pada lapisan tengahnya. Cake ini dinamai “Death by Chocolate”


Pilihan minumannya ada minuman dingin seperti soft drink dan milk shake, ada minuman panas seperti hot chocolate , lalu aneka jus termasuk juga jus coklat.

Cinnamon and Chocolate Fortune-pies

Cukup banyak makanan yang kami pesan. Anin memesan Cinnamon Fortune-pies, French Fries dan Chicken Nugget and Chips. Dea memesan Chocolate Fortune-pies dan Beef Mushroom Omelette, Rafif memesan Black Pepper Beef Hot Plate Spaghetti dan Salad.  Anin dan Rafif memesan minuman jus coklat,  Dea memesan milk shake coklat, sementara aku memilih menu andalan resto ini, Death by Chocolate dan minuman hot chocolate.

French Fries

Chicken Nugget

Minuman hot chocolatenya enak. Disajikan dengan pelengkap sepotong roti yang disebut eclair dip. Jus coklatnya juga enak, sementara coklat milk shake-nya standard saja.

Hot Chocolate

Jus Coklat

Milkshake Coklat

Cinnamon dan Chocolate Fortune-pies rasanya lumayan.  French Fries dan Chicken Nugget standar saja. Pesanan Rafif, Black Pepper Hot Plate Spaghetti cukup enak. Saladnya recommended, dengan campuran potongan ikan tuna  asap berpadu saus mayones. Rasanya enak dan unik. Omelette pesanan Dea tak terasa istimewa, tapi tampilannya cantik.

Beef and Mushroom Omelette


Beef Black Pepper Hotplate Spaghetti


Salad

Tak salah bila resto ini mengandalkan “Death by Chocolate”. Meski bentuknya “horror” mirip makam lengkap dengan hiasan nisan dari lempengan coklat, tapi kue ini enak! Para penggemar coklat pasti menyukainya. Rasa coklat sangat kuat, berpadu dengan rasa manis. Coklat  meleleh dibagian tengah kue makin melengkapi kelezatan cake . Tapi makan cake ini jangan sekaligus banyak, ya. Bisa “kebelenger” jadinya. Hahaha... Lebih enak makannya dicicil. Dinikmati sedikit-sedikit dan diberi jarak beberapa waktu sebelum mengambil potongan cake selanjutnya. Aku  tak bisa langsung menghabiskan kue ini karena  porsinya besar, bisa untuk dimakan beberapa orang. Karena tak habis aku meminta pelayan untuk membungkus sisanya supaya bisa dimakan di rumah.

Death by Chocolate

Harga bagaimana? Untuk makanan berkisar mulai  Rp. 9.000,- sampai yang termahal Rp. 78.000,- sementara minuman  dari Rp. 4.000,- hingga Rp. 25.000,-.


Ada hantunya lho :)

Saat kami menikmati makanan, tiba-tiba sesosok makhluk berbaju putih panjang dengan rambut awut-awutan dan wajah menyeramkan berjalan melewati ruangan, menghampiri tamu-tamu resto.
Anak-anakku langsung heboh. Takut? Oh Tidak... Hehe... Anin malah mengejar sosok itu untuk diajak foto bersama.


Anin dan si "Han-han"



“Kenapa Anin mau foto sama “hantu” ?” Tanyaku.

“Buat lucu-lucuan saja, Ma.” Sahut Anin terkekeh.


Aku tak tahu bagaimana sensasinya kalau berkunjung ke resto ini di malam hari. Pasti rasanya berbeda melihat sosok seram wara-wiri di tengah suasana remang-remang. Berani mencoba?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar