Tanggal 7 Mei 2015 lalu aku dan suamiku si Akang, bersama
pasangan suami istri senior, Pak Yugen dan Ibu Sri Widayati melakukan touring
dengan motor dari Bogor ke Jawa
Timur. Hari pertama touring, setelah
menempuh perjalanan sejauh 663 Km, kami tiba di Solo.
Sejak awal, kami sudah merencanakan
akan istirahat satu malam di Solo. Seorang teman dari komunitas motor besar merekomendasikan
sebuah hotel yang relatif masih baru.
Matahari sudah tenggelam saat kami memasuki kota Solo. Dalam kondisi
kelelahan, kami menelusuri jalan-jalan mengikuti petunjuk GPS. Untunglah tak
sulit menemukan hotel yang dimaksud. Letaknya di Jl Adi Sucipto no 47,
bersebelahan dengan Hotel Lorin. Lokasi hotel sangat strategis. Hanya berjarak
sekitar 5 menit saja dari bandara Adi Soemarmo dan 10 menit dari pusat kota
Solo.
Memasuki halaman hotel, aku
menyaksikan bangunan megah berlantai 12 dengan pancaran lampu-lampu berwarna keemasan. Tertera pada bagian atas gedung sebuah logo
berbentuk huruf S dilingkari gambar kubah berwarna hijau. Di bawah logo itu
tertulis “Syariah Hotel Solo”.
Tak seperti lobby-lobby hotel
berbintang pada umumnya yang kerap diiringi denting piano berikut suara
penyanyi yang melantunkan lagu-lagu, memasuki
lobby hotel aku disambut suasana tenang dan nyaman. Meskipun terhitung baru,
hotel ini telah meraih “The Best Performance” pada ajang IHBF 2014 yang
diadakan di Jakarta bulan Desember 2014 lalu.
Seorang petugas hotel menyambut
ramah. Tersedia kamar-kamar berjumlah 387 dengan tipe standard luas
kamar 18 m2, superior luas 20 m2, deluxe
berukuran 27 m2, dan family suite berukuran 69 m2 dengan rentang harga dari Rp. 800.000,- , Rp. 1.200.000,-, Rp.
1.500.000,- hingga Rp. 3.000.000,- per malam.
Harga tersebut sudah termasuk welcome
drink untuk 2 orang, pajak pemerintah dan pelayanan 21%, makan pagi untuk dua orang dewasa, gratis
penggunaan alat pembuat kopi dan teh di kamar, dan pengantaran / penjemputan gratis dari Bandara
Adi Soemarmo ke hotel.
Setelah mengurus administrasi hotel,
kami diantar menuju kamar. Melangkah di korridor hotel, terlihat
ornamen-ornamen interior bernuansa Timur
Tengah.
Di setiap lantai hotel tersedia musholla
lengkap dengan peralatan shalat yang bisa digunakan tamu hotel melaksanakana aktivitas ibadah.
Keunikan lainnya, di setiap waktu shalat, akan terdengar suara azan berkumandang
pada tiap koridor dengan gaya berbeda di setiap lantainya.
Hotel berbintang 4 ini memiliki
fasilitas 3 ballroom yang bernama Solo Raya, Karanganyar dan Sukoharjo. Semua
ballroom terletak di lantai 12. Ballroom terbesar adalah Sukoharjo yang bisa
menampung hingga 700 orang. Selain itu terdapat 5 buah meeting room yang terletak di lantai 1 dan 5.
Apa yang istimewa dari hotel ini ? Berbeda
dengan hotel lainnya, konsep hotel berprinsip pada kemaslahatan umat,
menghindari maksiat, pornografi, narkoba dan minuman keras. Selain itu hotel ini
lebih menjaga etika, menghindari prilaku hedonis dan tindak asusila tamu hotel.
Menarik, kan?
Kamar dan tempat tidur yang nyaman.
Itulah yang sangat kami butuhkan untuk melepaskan segala penat setelah meluncur
di atas motor menempuh ratusan kilometer di tengah cuaca panas terik dan debu
jalanan.
Setelah mandi dengan air hangat,
berganti pakaian dan shalat, kami merebahkan tubuh di ranjang hotel itu dengan bantalnya yang
lembut menopang kepala. Nyamannya.. Kami langsung tertidur pulas. Blass...Tak
mimpi apa-apa karena nyenyaknya. Hahaha...Tahu-tahu sudah terdengar adzan
subuh! Kami terbangun dengan tubuh bugar.
Setelah mandi dan shalat, kami
kembali packing barang-barang, kemudian turun ke lobby. Di seberang lobby
terdapat Manahan Caffe Shop, yang
tertata apik bergaya Timur Tengah. Caffe ini hanya menyajikan makanan dan
minuman halal saja. Para pelayan caffe yang wanita semuanya mengenakan hijab. Sayang
sekali kami tak sempat menikmati sarapan pagi racikan cheff hotel ini karena
harus cepat-cepat melanjutkan perjalanan touring menuju Jawa Timur.
Bila kami kembali berkunjung ke Solo,
hotel ini akan menjadi pilihan kami lagi. Inshaa Allah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar