Sudah lama anak-anak menginginkan
jalan-jalan ke Singapore terutama ke Universal Studio. Berkali-kali rencana itu
terpaksa ditunda karena berbagai hal, apalagi pasca operasi HNP suamiku, si
Akang harus beristirahat beberapa bulan.
Rencana jalan-jalan itu akhirnya
ditetapkan tanggal 6-8 Maret 2015. Aku dan Akang berbagi tugas. Akang mencari tiket pesawat, aku berburu hotel dan
tiket masuk Universal Studio.
Berburu Hotel
Mulailah aku browsing mengunjungi
situs-situs seperti Tripadvisor, Agoda,
Traveloka, bookpanorama, Asia Travel dan lain-lain, mencari hotel yang cocok.
Begitu banyak hotel dan penginapan di
Singapore sehingga aku pusing dan bingung
menentukan pilihan.
Bagaimana tarif hotelnya? Hiks...
Mahal. Sungguh berbeda dengan tarif hotel di Indonesia. Misalnya saja hotel
dengan tarif 2 juta-an rupiah, di Indonesia sudah bisa dapat hotel mewah tapi di Singapura hotel seharga itu
fasilitasnya minim. Kira-kira setara hotel bintang 2 di Indonesia.
Kalau mau murah harus cari hostel.
Masalahnya, kamar mandi di hostel terletak di luar kamar dan harus berbagi
dengan tamu hostel lainnya. Sepertinya hal itu sulit buat anak-anakku yang
mandinya lemot banget . Jadi akhirnya kami tetap memilih hotel.
“Akang maunya yang di Orchard atau
dekat dengan Orchard. Supaya mudah kemana-mana.” Begitu pesan Akang.
Orchard merupakan area middle to high
residential dan juga merupakan area komersial sehingga hotel di tempat itu tarifnya lebih mahal dari
tempat lain. Ketika aku memutuskan memilih sebuah hotel, permasalahan lain
muncul lagi.
“Anin dan Dea maunya sekamar sama
Mama, Bapak dan adik. Nggak mau pisah kamar!” Tegas Anin.
Nah, lho! Mana bisa begitu. Singapore
berbeda dengan Indonesia. Kalau di Indonesia mungkin tak masalah satu kamar dihuni 5 orang, tapi mana bisa seenaknya
di negara penuh aturan seperti Singapore.
Aku terpaksa browsing lagi. Butuh
waktu berhari-hari diseling aktivitas rutin sebagai ibu rumah tangga, hanya
untuk cari hotel yang cocok. Di situs Agoda aku menemukan hotel Supreme yang terletak di Kramat Road
dekat Orchard. Hotel itu menawarkan family room, satu kamar besar dengan dua
tempat tidur double. Dengan ragu aku memesan kamar itu. Hatiku makin bimbang
ketika membaca ketentuan bahwa family room untuk 4 orang itu tidak menyediakan
extra bed. Lalu satu orang lagi bagaimana? Terpaksa pesanan hotel via Agoda itu
kubatalkan.
Family Room Hotel Supreme |
Lalu aku masuk ke website hotel
Supreme. Akhirnya dapat juga kamar yang cocok. Ada sebuah family room yang
menyediakan dua ranjang double dan satu ranjang single. Tarifnya tidak bisa
dibilang murah, SGD 280 per malam tanpa sarapan pagi. Lumayan sesak juga
rasanya bila dibandingkan dengan tarif hotel di Indonesia apalagi fasilitas
hotel itu seadanya. Yah... apa boleh
buat, setelah browsing berhari-hari hanya hotel ini yang kutemukan bisa
menampung 5 orang dalam satu kamar, dan lokasinya dekat Orchard.
Berburu Tiket Universal Studio
Selanjutnya aku membuka website
rwsentosa.co.id Mataku langsung menangkap sebuah promosi yang lumayan banget! Resort
World Sentosa merayakan keberhasilannya mendapat “Best Integrated Resort” untuk
ketiga kalinya dalam ajang TTG-Travel Award dengan memberi potongan harga tiket
masuk Universal Studio. Promosi ini
berlaku sebelum tanggal 31 Maret
2015.
Harga tiket masuk Universal Studio untuk dewasa yang biasanya
SGD 74 menjadi SGD 68 ditambah bonus voucher makanan SGD 5 dan voucer belanja
seharga SGD 5.
Langsung aku beli 4 tiket dewasa
untuk aku, Akang, Anin dan Dea. Lalu satu tiket anak untuk Rafif seharga SGD
54. Tiket tanda masuk kemudian di kirim ke alamat email-ku.
Keuntungan membeli tiket melalui
online selain lebih murah, tak perlu
mengantri di loket, lebih hemat waktu.
***
Urusan packing adalah langkah
berikutnya. Kami membawa satu koper besar untuk pakaianku, Anin, Dea dan Rafif.
Lalu satu koper kecil untuk pakaian Akang. Selain itu kami membawa tas ransel
untuk kamera, dan peralatan lain.
Tas-tas ini cukup menampung pakaian kami untuk jalan-jalan selama 3 hari 2 malam.
Hari Jumat tanggal 6 Maret 2015, kami
memulai perjalanan. Syukur Alhamdulillah penerbangan lancar dan kami tiba di
bandara Changi dengan selamat.
Changi Recommends
Yang pertama kali kulakukan setelah
mengambil bagasi dan melalui pemeriksaan imigrasi adalah mencari konter Changi
Recommends. Changi Recommends adalah anak perusahaan Changi Airport Group yang
khusus memberikan pelayanan best deal
seperti tiket atraksi, SIM Card, Wifi Router, booking hotel, asuransi dan
lain-lain yang mendukung kemudahan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke
Singapore.
Konter Changi Recommends |
Internet adalah kebutuhan penting
bagi aku dan keluarga. Kami butuh informasi tentang berbagai hal di Singapore.
Karena itu aku memutuskan menyewa WiFi router karena lebih murah daripada
membeli 4 SIM card untuk aku, Akang, Anin dan Dea. Harga satu buah SIM Card SGD 28, sedangkan sewa WiFi router
biayanya 10 SGD perhari dan bisa digunakan bersama-sama hingga 8 device dengan
akses internet 4G- unlimited. Super cepat!
Modem WiFi Router |
Wanita di konter Changi Recommends
meminta passportku. Kemudian aku membayar deposit sejumlah SGD 200 dengan kartu
kredit sebagai jaminan. Wanita keturunan India itu mengatakan bahwa aku harus
mengembalikan modem WiFi di counter Changi Recommends di terminal keberangkatan
saat akan pulang ke Indonesia. Setelah WiFi diserahkan, jaminan akan
dikembalikan.
Di konter itu aku juga membeli 5
kartu EZ-link MRT. Masing-masing harganya SGD 12. Selain digunakan untuk naik
MRT, kartu ini bisa juga digunakan untuk naik bus.
Taksi
Melangkah keluar bandara, kami
melihat sebuah papan iklan promosi taksi. Ada dua pilihan taksi, mobil sedan
dan maxi cab (sejenis mini bus). Kami sekeluarga berjumlah lebih dari 4 orang
sehingga taksi biasa tak akan mau melayani. Ini bukan di Indonesia dimana orang
bisa bebas duduk berjejalan. Jadi mau tak mau kami harus menyewa maxi cab, mini
bus mewah dan nyaman yang mampu membawa 7 penumpang.
Tarif yang tertera pada iklan adalah
SGD 45 untuk taksi biasa dan SGD 60
untuk maxi cab. Tapi ternyata sampai di hotel tarif yang digunakan adalah yang
tertera pada argo sejumlah SGD 27.
Saat membayar taksi aku memberi SGD
30 kepada sopir taksi yang ramah dan bisa bahasa Indonesia itu. Aku tak meminta
uang kembalian, dengan maksud sisanya boleh diambil. Tapi sang sopir dengan
sopan menolak, dia mengembalikan SGD 3 ke tangan Akang. Mungkin memang budaya
di Singapore demikian, beda dengan di Indonesia.
Setelah meletakkan barang-barang,
shalat dan istirahat sebentar, kami
memutuskan makan siang di Newton Food Centre. Tempat makan yang terletak di
Newton ini kabarnya menawarkan menu seafood yang enak dan halal.
Kami tak tahu dimana tempat makan itu
dan bagaimana menuju ke sana. Aku bertanya pada petugas hotel, seorang
laki-laki tua berwajah oriental. Dia menjelaskan bahwa kami harus berjalan kaki
menuju stasiun Somerset lalu naik MRT menuju Newton.
“Mama, kenapa dia bicaranya aneh
sekali. Anin nggak ngerti dia ngomong apa.” Kata Anin dengan wajah bingung
sambil memandang petugas hotel itu.
“Dia pakai bahasa Inggris kok, tapi
memang logatnya campuran antara Chinese dan Melayu, ditambah aksen sengau.”
Kataku sambil tertawa.
“Kalau sudah biasa mendengar orang
bicara dengan logat itu, lama-lama kita ngerti kok. “ Sambungku.
Anin manggut-manggut.
Satu blok saja jarak hotel ke Orchard
road. Tiba-tiba kami sudah berada di kemeriahan jalan yang tersohor di
Singapore. Deretan toko dan mall sepanjang jalan berisi barang-barang branded,
tertata cantik di etalase. Sungguh sedap dipandang mata. Anak-anak muda lalu lalang
di trotoar. Banyak gadis mengenakan celana pendek dan T-shirt. Tampaknya
pakaian itu menjadi favourite di tengah udara Singapore yang panas menyengat.
Setelah menyeberangi jalan, kami
melihat sebuah papan penunjuk arah menuju stasiun Somerset. Kami masuk ke mall
kemudian menuju ke bawah.
Mass Rapid Transit (MRT)
MRT adalah sistem transportasi massal yang nyaman, bersih dan terpadu dengan rute menjangkau berbagai
lokasi penting di Singapore.
Portal MRT |
Untuk masuk ke stasiun MRT, kami
harus melaui portal. Akang membagikan kartu EZ- link padaku dan anak-anak.
Kartu itu harus disentuhkan pada bagian tertentu di portal hingga terdengar bunyi “tut”, lalu pintu portal terbuka. Demikian juga pada saat
keluar dari stasiun. Saat disentuhkan, secara otomatis “isi” kartu akan
berkurang sesuai tarif MRT. Bila isi kartu habis, bisa dilakukan isi ulang
melalui konter tiket yang terdapat di stasiun.
Sebagian besar stasiun MRT berada di bawah tanah, dengan jalan masuk
melalui mall. Ada 4 jalur MRT yang
penting diketahui. Jalur-jalur itu bisa dilihat pada peta di stasiun MRT, dan masing-masing diberi warna berbeda.
4 jalur MRT itu sebagai berikut :
1. East West Line (Hijau)
Jalur ini melayani bandara Changi dan
Pasir Ris menuju Joo Koon. Wisatawan yang datang dengan pesawat bisa
menggunakan jalur ini dari dan menuju
Changi.
2. North South Line (Merah)
Melayani jalur Marina Bay sampai
Jurong East. Jalur ini termasuk jalur yang favourite karena melewati kawasan
belanja Orchard road.
3. North East Line (Ungu)
Melayani Punggol hingga Harbour
Front. Jalur ini untukmenuju Mustafa dan China town.
4. Circle Line (Kuning)
Jalur ini mengitari Singapore mulai
dariHarbour Front sampai Marina Bay.
Ada beberapa aturan yang harus
ditaati penumpang MRT selama naik kendaraan itu. Antara lain dilarang makan,
minum, merokok, membawa barang yang mudah terbakar, dan membawa durian. Kalau
aturan ini dilanggar akibatnya harus membayar denda sejumlah SGD 500. Beww,
mahalnya!
Selain itu ada kursi khusus untuk
penderita cacat tubuh, ibu hamil, ibu dan anak, serta manula.
Ternyata tak perlu waktu lama menuju
Newton. Sebentar saja kami sudah turun di stasiun Newton, lalu berjalan kaki
naik jembatan penyeberangan menuju Newton Food Centre.
Makanan Halal di Newton Food Centre
Newton Food Centre |
Lonter Makanan Halal |
Lapar. Kata itu sangat tepat
menggambarkan kondisi kami. Rafif tak sabar menunggu makanan siap disajikan.
Ada banyak konter makanan di tempat
ini. Aku memilih konter pertama yang kutemui. Selain karena ingin cepat, sebuah
tulisan “Halal” yang tertera pada konter itu menarik perhatianku.
Daftar Menu |
Cumi Saos Merah |
Ikan Pari |
Siput Gong-gong |
Kami memilih menu nasi goreng, siput gong-gong, cumi, dan tumis toge ikan
asin. Yang istimewa adalah menu andalan,
ikan pari. Setahuku daging ikan pari
berbau “pesing” seperti bau air seni. Tapi rupanya sang koki sangat pandai
mengolah ikan ini. Tidak ada bau aneh
dari masakan ini, rasanya pun enak! Berapa yang kami bayar untuk makan dengan menu
seperti ini? SGD 65. Mahal? Tentu saja kalau dibandingkan dengan biaya makan di
Indonesia. Tampaknya untuk bisa menikmati liburan, aku harus berhenti membanding-bandingkan
harga di Singapore dengan harga di negeri sendiri. Haha..
Orchard Road
Kami kembali naik MRT dan turun di
Somerset. Hari sudah malam. Kami berjalan-jalan di mall menikmati kemeriahannya,
belanja makanan dan minuman di sebuah toko, berlanjut menyusuri Orchard Road.
Malam di Orchard Road |
Berhubung aku bukan penggila belanja,
di mataku tak ada yang istimewa dengan Orchard Road. Sepanjang jalan berderet-deret
mall yang tampak sambung menyambung. Mall seperti ini di Jakarta juga
banyak. Stasiun MRT sepanjang jalan ini
ada Somerset, Dhoby Gaut, Wisma Atria
dan lain-lain. Bus dan taksi juga banyak
yang melewati jalan ini.
Meski kawasan Orchard tak istimewa
dibanding Jakarta, tetap saja ada bedanya. Di Singapore lebih bersih, tertib
dan teratur. Aku hanya bisa berkhayal kapan Indonesia bisa tertata dengan rapi
seperti ini.
Pertokoan di Somerset Orchard Road |
Selain mall jalan ini dipadati hotel,
toko hingga pedagang kaki lima. Barang yang dijual disepanjang jalan umumnya
barang branded. Sebut saja merk-merk terkenal seperti Louis Vuitton, Burberry,
Chanel, Hermes, Vacheron Constantin , Loewe, Prada, Giorgio Armani, Dior, Dolce
& Gabbana, Cartier, Gucci, Miu Miu dan Victoria Secret, lengkap semua ada.
Tentu harga di sini mahal, tapi
kabarnya di saat tertentu sekitar bulan Juli , Agustus dan Desember ada
discount besar-besaran hingga 50 % terutama saat Singapore Great Sale.
Mall yang terdapat di sepanjang jalan
ini antara lain ION Orchad, Ngee Ann
City, The Paragon, Lucky Plaza, Wisma Atria, Tang Plaza, Plaza Singapore dan lain-lain. Tempat makan pun
banyak di sepanjang jalan ini, salah satu yang menarik adalah Lady M dengan
tampilan eksterior dan interior kaca yang unik.
Resto Halal di Orchard Road
Di sepanjang Orchard Road cukup
banyak resto halal yang tersebar di mall maupun stasiun MRT.
Tempat makan halal itu sebagai berikut :
1. Di
Orchard MRT Station : Popeyes Lousiana Kitchen.
2. Di mall Lucky Plaza: Pizza Hut,
Minang House, Mc. Donald, Lucky Surabaya, Ayam Penyet Ria, Ayam Penyet
President dan Ayam Bakar Boyolali.
3. Di mall Ngee Ann City / Takashimaya :
Breeks Cafe, Kentucky Fried Chicken, Pepes, dan Seoul Garden.
4. Di Paragon :Ah Mei Cafe by Banquet
dan Fish and Co Restaurants.
5. Di Heeren : Mc Donald dan Fish and Co
Restaurants.
6. Di Somerset : Kentucky Fried Chicken,
Long Jhon Silvers, danSpice Box.
7. Di Centrepoint :Long Jhon Silvers, Mc
Donald dan Swenses’s Restaurant.
8. Di Orchard Central :Garuda Padang
Cuisine.
9. Di ION Orchard : Punggol Nasi Padang
Chicken Rice, Punggol Nasi Padang,Gogo Frank.
10. Di Orchard Tower : Aneka Rasa
11. Di Forum The Shopping Mall : Mc
Donald dan Secret RecipeCafe.
12. Di Liat Tower : Wendy’s Restaurant.
13. Di Orchard Hotel : Muslim Kitchen
Banyak kan? Jadi tak
perlu khawatir mencari makanan halal di
Orchard Road.
**
Hari pertama di Singapore
berakhir dengan tidur pulas karena
kenyang dan lelah. Penting sekali
istirahat malam ini karena esoknya kami harus fit untuk seharian menikmati
jalan-jalan, terutama ke Universal Studio.
Kisah selanjutnya lihat di sini
1 komentar:
Nama saya Asmaul Khusnuliyah, saya ingin membagikan kesaksian hidup saya yang sebenarnya di sini di platform ini agar semua pencari pinjaman berhati-hati dengan pemberi pinjaman di internet
Setelah beberapa lama mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan terus ditolak, saya memutuskan untuk mengajukan pinjaman online tetapi saya ditipu dan kehilangan Rp. 12,3 juta untuk seorang pria di Afrika. Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, maka saya berdiskusi dengan teman saya Bu Mitu Maria yang kemudian memperkenalkan saya dengan Ibu Helen Wilson, Manajer Kantor Keuangan WEMA, sehingga teman saya meminta saya untuk memproses pinjaman saya dengan Ibu Sarah. Maka saya menghubungi Bu Sarah melalui email: helenwilson719@gmail.com dan juga di WhatsApp: +1-585-326-2165
Saya mengajukan pinjaman sebesar Rp640 juta dengan tingkat bunga 2%, sehingga pinjaman tersebut disetujui dengan mudah tanpa tekanan dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena tidak memerlukan jaminan dan penjamin untuk pengalihan pinjaman tersebut, Saya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari 4 jam, uang pinjaman saya dimasukkan ke rekening bank saya.
Saya kira itu bercanda sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa rekening saya sudah dikreditkan Rp640 juta. Saya sangat senang akhirnya ALLAH menjawab doa-doa saya dan Dia telah memberikan saya keinginan hati saya.
Semoga ALLAH memberkati Bu Helen yang telah memberi saya kehidupan yang adil, maka saya berpesan kepada siapapun yang berminat mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Bu HELEN WILSON via email: (helenwilson719@gmail.com) dan WhatsApp: +1-585-326-2165 untuk pinjaman Anda
Akhirnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda semua karena telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian sejati hidup saya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa kepada ALLAH untuk melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Anda dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui email saya: (asmaulkhusnuliyah1@gmail.com)
Salam pembuka
Posting Komentar