Laman

Selasa, 24 Maret 2015

Liburan Keluarga di Singapore ( I )





Sudah lama anak-anak menginginkan jalan-jalan ke Singapore terutama ke Universal Studio. Berkali-kali rencana itu terpaksa ditunda karena berbagai hal, apalagi pasca operasi HNP suamiku, si Akang harus beristirahat beberapa bulan. 

Rencana jalan-jalan itu akhirnya ditetapkan tanggal 6-8 Maret 2015. Aku dan Akang berbagi tugas. Akang  mencari tiket pesawat, aku berburu hotel dan tiket masuk Universal Studio.

Berburu Hotel

Mulailah aku browsing mengunjungi situs-situs seperti  Tripadvisor, Agoda, Traveloka, bookpanorama, Asia Travel dan lain-lain, mencari hotel yang cocok. Begitu banyak hotel dan penginapan  di Singapore sehingga aku pusing dan bingung  menentukan pilihan. 


Bagaimana tarif hotelnya? Hiks... Mahal. Sungguh berbeda dengan tarif hotel di Indonesia. Misalnya saja hotel dengan tarif 2 juta-an rupiah, di Indonesia sudah bisa dapat hotel mewah  tapi di Singapura hotel seharga itu fasilitasnya minim. Kira-kira setara hotel bintang 2 di Indonesia.   

Kalau mau murah harus cari hostel. Masalahnya, kamar mandi di hostel terletak di luar kamar dan harus berbagi dengan tamu hostel lainnya. Sepertinya hal itu sulit buat anak-anakku yang mandinya lemot banget . Jadi akhirnya kami tetap memilih hotel.

“Akang maunya yang di Orchard atau dekat dengan Orchard. Supaya mudah kemana-mana.” Begitu pesan Akang.

Orchard merupakan area middle to high residential dan juga merupakan area komersial sehingga  hotel di tempat itu tarifnya lebih mahal dari tempat lain. Ketika aku memutuskan memilih sebuah hotel, permasalahan lain muncul lagi.

“Anin dan Dea maunya sekamar sama Mama, Bapak dan adik. Nggak mau pisah kamar!” Tegas Anin.

Nah, lho! Mana bisa begitu. Singapore berbeda dengan Indonesia. Kalau di Indonesia mungkin tak masalah  satu kamar dihuni 5 orang, tapi mana bisa seenaknya di negara penuh aturan seperti Singapore. 

Aku terpaksa browsing lagi. Butuh waktu berhari-hari diseling aktivitas rutin sebagai ibu rumah tangga, hanya untuk cari hotel yang cocok. Di situs Agoda aku menemukan  hotel Supreme yang terletak di Kramat Road dekat Orchard. Hotel itu menawarkan family room, satu kamar besar dengan dua tempat tidur double. Dengan ragu aku memesan kamar itu. Hatiku makin bimbang ketika membaca ketentuan bahwa family room untuk 4 orang itu tidak menyediakan extra bed. Lalu satu orang lagi bagaimana? Terpaksa pesanan hotel via Agoda itu kubatalkan.

Family Room Hotel Supreme

Lalu aku masuk ke website hotel Supreme. Akhirnya dapat juga kamar yang cocok. Ada sebuah family room yang menyediakan dua ranjang double dan satu ranjang single. Tarifnya tidak bisa dibilang murah, SGD 280 per malam tanpa sarapan pagi. Lumayan sesak juga rasanya bila dibandingkan dengan tarif hotel di Indonesia apalagi fasilitas hotel itu seadanya.  Yah... apa boleh buat, setelah browsing berhari-hari hanya hotel ini yang kutemukan bisa menampung 5 orang dalam satu kamar, dan lokasinya dekat  Orchard.

Berburu Tiket Universal Studio

Selanjutnya aku membuka website rwsentosa.co.id Mataku langsung menangkap sebuah promosi yang lumayan banget! Resort World Sentosa merayakan keberhasilannya mendapat “Best Integrated Resort” untuk ketiga kalinya dalam ajang TTG-Travel Award dengan memberi potongan harga tiket masuk Universal Studio. Promosi ini  berlaku   sebelum tanggal 31 Maret 2015.

Harga tiket masuk  Universal Studio untuk dewasa yang biasanya SGD 74 menjadi SGD 68 ditambah bonus voucher makanan SGD 5 dan voucer belanja seharga SGD 5. 

Langsung aku beli 4 tiket dewasa untuk aku, Akang, Anin dan Dea. Lalu satu tiket anak untuk Rafif seharga SGD 54. Tiket tanda masuk kemudian di kirim ke alamat email-ku.

Keuntungan membeli tiket melalui online selain lebih murah,  tak perlu mengantri di loket, lebih hemat waktu.

***
Urusan packing adalah langkah berikutnya. Kami membawa satu koper besar untuk pakaianku, Anin, Dea dan Rafif. Lalu satu koper kecil untuk pakaian Akang. Selain itu kami membawa tas ransel untuk  kamera, dan peralatan lain. Tas-tas ini cukup menampung pakaian kami untuk jalan-jalan selama  3 hari 2 malam.  

Hari Jumat tanggal 6 Maret 2015, kami memulai perjalanan. Syukur Alhamdulillah penerbangan lancar dan kami tiba di bandara Changi dengan selamat.

Changi Recommends

Yang pertama kali kulakukan setelah mengambil bagasi dan melalui pemeriksaan imigrasi adalah mencari konter Changi Recommends. Changi Recommends adalah anak perusahaan Changi Airport Group yang khusus memberikan pelayanan best deal seperti tiket atraksi, SIM Card, Wifi Router, booking hotel, asuransi dan lain-lain yang mendukung kemudahan dan kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Singapore.
 
Konter Changi Recommends


Internet adalah kebutuhan penting bagi aku dan keluarga. Kami butuh informasi tentang berbagai hal di Singapore. Karena itu aku memutuskan menyewa WiFi router karena lebih murah daripada membeli 4 SIM card untuk aku, Akang, Anin dan Dea. Harga satu buah  SIM Card SGD 28, sedangkan sewa WiFi router biayanya 10 SGD perhari dan bisa digunakan bersama-sama hingga 8 device dengan akses internet 4G- unlimited. Super cepat!

Modem WiFi Router
 
Wanita di konter Changi Recommends meminta passportku. Kemudian aku  membayar deposit sejumlah SGD 200 dengan kartu kredit sebagai jaminan. Wanita keturunan India itu mengatakan bahwa aku harus mengembalikan modem WiFi di counter Changi Recommends di terminal keberangkatan saat akan pulang ke Indonesia. Setelah WiFi diserahkan, jaminan akan dikembalikan.
Di konter itu aku juga membeli 5 kartu EZ-link MRT. Masing-masing harganya SGD 12. Selain digunakan untuk naik MRT, kartu ini bisa juga digunakan untuk naik bus. 

Taksi

Melangkah keluar bandara, kami melihat sebuah papan iklan promosi taksi. Ada dua pilihan taksi, mobil sedan dan maxi cab (sejenis mini bus). Kami sekeluarga berjumlah lebih dari 4 orang sehingga taksi biasa tak akan mau melayani. Ini bukan di Indonesia dimana orang bisa bebas duduk berjejalan. Jadi mau tak mau kami harus menyewa maxi cab, mini bus mewah dan nyaman yang mampu membawa 7 penumpang. 
 
Maxi Cab
Tarif yang tertera pada iklan adalah SGD 45 untuk taksi biasa dan  SGD 60 untuk maxi cab. Tapi ternyata sampai di hotel tarif yang digunakan adalah yang tertera pada argo sejumlah SGD 27.
Saat membayar taksi aku memberi SGD 30 kepada sopir taksi yang ramah dan bisa bahasa Indonesia itu. Aku tak meminta uang kembalian, dengan maksud sisanya boleh diambil. Tapi sang sopir dengan sopan menolak, dia mengembalikan SGD 3 ke tangan Akang. Mungkin memang budaya di Singapore demikian, beda dengan di Indonesia.

Setelah meletakkan barang-barang, shalat  dan istirahat sebentar, kami memutuskan makan siang di Newton Food Centre. Tempat makan yang terletak di Newton ini kabarnya menawarkan menu seafood yang enak dan halal.  

Kami tak tahu dimana tempat makan itu dan bagaimana menuju ke sana. Aku bertanya pada petugas hotel, seorang laki-laki tua berwajah oriental. Dia menjelaskan bahwa kami harus berjalan kaki menuju stasiun Somerset lalu naik MRT menuju Newton.

“Mama, kenapa dia bicaranya aneh sekali. Anin nggak ngerti dia ngomong apa.” Kata Anin dengan wajah bingung sambil memandang petugas hotel itu.

“Dia pakai bahasa Inggris kok, tapi memang logatnya campuran antara Chinese dan Melayu, ditambah aksen sengau.” Kataku sambil tertawa. 

“Kalau sudah biasa mendengar orang bicara dengan logat itu, lama-lama kita ngerti kok. “ Sambungku. 

Anin manggut-manggut.

Satu blok saja jarak hotel ke Orchard road. Tiba-tiba kami sudah berada di kemeriahan jalan yang tersohor di Singapore. Deretan toko dan mall sepanjang jalan berisi barang-barang branded, tertata cantik di etalase. Sungguh sedap dipandang mata. Anak-anak muda lalu lalang di trotoar. Banyak gadis mengenakan celana pendek dan T-shirt. Tampaknya pakaian itu menjadi favourite di tengah udara Singapore yang panas menyengat.

Setelah menyeberangi jalan, kami melihat sebuah papan penunjuk arah menuju stasiun Somerset. Kami masuk ke mall kemudian menuju ke bawah.

Mass Rapid Transit (MRT)

MRT adalah sistem  transportasi massal yang nyaman, bersih  dan terpadu dengan rute menjangkau berbagai lokasi penting di Singapore. 

Portal MRT
 
Untuk masuk ke stasiun MRT, kami harus melaui portal. Akang membagikan kartu EZ- link padaku dan anak-anak. Kartu itu harus disentuhkan pada bagian tertentu di portal  hingga terdengar bunyi “tut”, lalu  pintu portal terbuka. Demikian juga pada saat keluar dari stasiun. Saat disentuhkan, secara otomatis “isi” kartu akan berkurang sesuai tarif MRT. Bila isi kartu habis, bisa dilakukan isi ulang melalui konter tiket yang terdapat di stasiun.
 
Kartu Ez-link

Sebagian besar stasiun MRT  berada di bawah tanah, dengan jalan masuk melalui mall.  Ada 4 jalur MRT yang penting diketahui. Jalur-jalur itu bisa dilihat pada  peta di stasiun MRT,  dan masing-masing diberi  warna berbeda. 

4 jalur MRT itu sebagai berikut :

1.      East West Line (Hijau)
Jalur ini melayani bandara Changi dan Pasir Ris menuju Joo Koon. Wisatawan yang datang dengan pesawat bisa menggunakan jalur ini  dari dan menuju Changi.

2.      North South Line (Merah)
Melayani jalur Marina Bay sampai Jurong East. Jalur ini termasuk jalur yang favourite karena melewati kawasan belanja Orchard road.

3.      North East Line (Ungu)
Melayani Punggol hingga Harbour Front. Jalur ini untukmenuju Mustafa dan China town.

4.      Circle Line (Kuning)
 Jalur ini mengitari Singapore mulai dariHarbour Front sampai Marina Bay.

Ada beberapa aturan yang harus ditaati penumpang MRT selama naik kendaraan itu. Antara lain dilarang makan, minum, merokok, membawa barang yang mudah terbakar, dan membawa durian. Kalau aturan ini dilanggar akibatnya harus membayar denda sejumlah SGD 500. Beww, mahalnya!
Selain itu ada kursi khusus untuk penderita cacat tubuh, ibu hamil, ibu dan anak, serta manula.

Ternyata tak perlu waktu lama menuju Newton. Sebentar saja kami sudah turun di stasiun Newton, lalu berjalan kaki naik jembatan penyeberangan menuju Newton Food Centre.

Makanan Halal di Newton Food Centre

Newton Food Centre

Lonter Makanan Halal


Lapar. Kata itu sangat tepat menggambarkan kondisi kami. Rafif tak sabar menunggu makanan siap disajikan.

Ada banyak konter makanan di tempat ini. Aku memilih konter pertama yang kutemui. Selain karena ingin cepat, sebuah tulisan “Halal” yang tertera pada konter itu menarik perhatianku. 



Daftar Menu

Cumi Saos Merah

Ikan Pari

Siput Gong-gong


Kami memilih menu nasi goreng,  siput gong-gong, cumi, dan tumis toge ikan asin.  Yang istimewa adalah menu andalan, ikan pari.  Setahuku daging ikan pari berbau “pesing” seperti bau air seni. Tapi rupanya sang koki sangat pandai mengolah  ikan ini. Tidak ada bau aneh dari masakan ini, rasanya pun enak! Berapa yang kami bayar untuk makan dengan menu seperti ini? SGD 65. Mahal? Tentu saja kalau dibandingkan dengan biaya makan di Indonesia. Tampaknya untuk bisa menikmati liburan,  aku harus berhenti membanding-bandingkan harga di Singapore dengan harga di negeri sendiri. Haha..

Orchard Road


Kami kembali naik MRT dan turun di Somerset. Hari sudah malam. Kami berjalan-jalan di mall menikmati kemeriahannya, belanja makanan dan minuman di sebuah toko,  berlanjut menyusuri Orchard Road. 

Malam di Orchard Road


Berhubung aku bukan penggila belanja, di mataku tak ada yang istimewa dengan Orchard Road. Sepanjang jalan berderet-deret mall yang tampak sambung menyambung. Mall seperti ini di Jakarta juga banyak.  Stasiun MRT sepanjang jalan ini ada  Somerset, Dhoby Gaut, Wisma Atria dan lain-lain. Bus dan taksi  juga banyak yang melewati jalan ini.

Meski kawasan Orchard tak istimewa dibanding Jakarta, tetap saja ada bedanya. Di Singapore lebih bersih, tertib dan teratur. Aku hanya bisa berkhayal kapan Indonesia bisa tertata dengan rapi seperti ini.
Pertokoan di Somerset Orchard Road


Selain mall jalan ini dipadati hotel, toko hingga pedagang kaki lima. Barang yang dijual disepanjang jalan umumnya barang branded. Sebut saja merk-merk terkenal seperti Louis Vuitton, Burberry, Chanel, Hermes, Vacheron Constantin , Loewe, Prada, Giorgio Armani, Dior, Dolce & Gabbana, Cartier, Gucci, Miu Miu dan Victoria Secret, lengkap semua ada.

Tentu harga di sini mahal, tapi kabarnya di saat tertentu sekitar bulan Juli , Agustus dan Desember ada discount besar-besaran hingga 50 % terutama  saat  Singapore Great Sale.


Mall yang terdapat di sepanjang jalan ini antara lain ION Orchad,  Ngee Ann City, The Paragon, Lucky Plaza, Wisma Atria, Tang Plaza,  Plaza Singapore dan lain-lain. Tempat makan pun banyak di sepanjang jalan ini, salah satu yang menarik adalah Lady M dengan tampilan eksterior dan interior kaca yang unik. 

Resto Halal di Orchard Road

Di sepanjang Orchard Road cukup banyak resto halal yang tersebar di mall maupun stasiun MRT. 
Tempat makan halal itu sebagai berikut :

1.      Di  Orchard MRT Station : Popeyes Lousiana Kitchen.
2.      Di mall Lucky Plaza: Pizza Hut, Minang House, Mc. Donald, Lucky Surabaya, Ayam Penyet   Ria,  Ayam Penyet President dan Ayam Bakar Boyolali.
3.      Di mall Ngee Ann City / Takashimaya : Breeks Cafe, Kentucky Fried Chicken, Pepes, dan Seoul Garden.
4.      Di Paragon :Ah Mei Cafe by Banquet dan Fish and Co Restaurants.
5.      Di Heeren : Mc Donald dan Fish and Co Restaurants.
6.      Di Somerset : Kentucky Fried Chicken, Long Jhon Silvers, danSpice Box.
7.      Di Centrepoint :Long Jhon Silvers, Mc Donald dan Swenses’s Restaurant.
8.      Di Orchard Central :Garuda Padang Cuisine.
9.      Di ION Orchard : Punggol Nasi Padang Chicken Rice, Punggol Nasi Padang,Gogo Frank.
10.   Di Orchard Tower : Aneka Rasa
11.  Di Forum The Shopping Mall : Mc Donald dan Secret RecipeCafe.
12.  Di Liat Tower : Wendy’s Restaurant.
13.  Di Orchard Hotel : Muslim Kitchen

Banyak kan? Jadi tak perlu khawatir  mencari makanan halal di Orchard Road.
**
  
Hari pertama di Singapore berakhir dengan tidur  pulas karena kenyang dan lelah.  Penting sekali istirahat malam ini karena esoknya kami harus fit untuk seharian menikmati jalan-jalan, terutama ke Universal Studio.

Kisah selanjutnya lihat di sini

1 komentar:

  1. Nama saya Asmaul Khusnuliyah, saya ingin membagikan kesaksian hidup saya yang sebenarnya di sini di platform ini agar semua pencari pinjaman berhati-hati dengan pemberi pinjaman di internet

    Setelah beberapa lama mencoba mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, dan terus ditolak, saya memutuskan untuk mengajukan pinjaman online tetapi saya ditipu dan kehilangan Rp. 12,3 juta untuk seorang pria di Afrika. Saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman, maka saya berdiskusi dengan teman saya Bu Mitu Maria yang kemudian memperkenalkan saya dengan Ibu Helen Wilson, Manajer Kantor Keuangan WEMA, sehingga teman saya meminta saya untuk memproses pinjaman saya dengan Ibu Sarah. Maka saya menghubungi Bu Sarah melalui email: helenwilson719@gmail.com dan juga di WhatsApp: +1-585-326-2165

    Saya mengajukan pinjaman sebesar Rp640 juta dengan tingkat bunga 2%, sehingga pinjaman tersebut disetujui dengan mudah tanpa tekanan dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena tidak memerlukan jaminan dan penjamin untuk pengalihan pinjaman tersebut, Saya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari 4 jam, uang pinjaman saya dimasukkan ke rekening bank saya.

    Saya kira itu bercanda sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa rekening saya sudah dikreditkan Rp640 juta. Saya sangat senang akhirnya ALLAH menjawab doa-doa saya dan Dia telah memberikan saya keinginan hati saya.

    Semoga ALLAH memberkati Bu Helen yang telah memberi saya kehidupan yang adil, maka saya berpesan kepada siapapun yang berminat mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Bu HELEN WILSON via email: (helenwilson719@gmail.com) dan WhatsApp: +1-585-326-2165 untuk pinjaman Anda

    Akhirnya, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Anda semua karena telah meluangkan waktu untuk membaca kesaksian sejati hidup saya tentang kesuksesan saya dan saya berdoa kepada ALLAH untuk melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda. Anda dapat menghubungi saya untuk informasi lebih lanjut melalui email saya: (asmaulkhusnuliyah1@gmail.com)
    Salam pembuka

    BalasHapus