Lihat kisah sebelumnya di sini
Hari Sabtu 7 Maret 2015, adalah hari yang paling ditunggu-tunggu anak-anakku. Mereka sudah tak sabar ingin ke Universal Studio Singapore.
Hari Sabtu 7 Maret 2015, adalah hari yang paling ditunggu-tunggu anak-anakku. Mereka sudah tak sabar ingin ke Universal Studio Singapore.
Tadi malam aku sudah belanja mie instan
dan roti. Berhubung sewa kamar hotel tempat kami menginap tak termasuk sarapan,
terpaksa aku menyiapkan sendiri makan pagi buat suami dan anak-anak usai shalat subuh.
Kalau mencari sarapan di luar, resto yang dekat-dekat hotel buka jam 10.30.
Kesiangan dong!
Untunglah anak-anak kooperatif.
Mereka segera mandi, berpakaian dan sarapan. Setelah menyiapkan ransel berisi
baju ganti, camera, modem wifi dan power bank kami berangkat menuju Universal
Studio.
Dari Orchard Road Menuju Sentosa Island
Universal Studio Singapore berada di
Sentosa Island, yaitu sebuah pulau resort (tempat wisata) khusus yang terpisah
dari pulau utama Singapore. Meski terpisah jaraknya tak jauh dari
pulau utama. Hanya dipisah sebuah selat sempit, Sentosa Island dan pulau utama
dihubungkan dengan jembatan yang panjangnya tak sampai 1 km.
Dari hotel kami berjalan menuju Orchard Road lalu melintas di depan
gerbang istana dan masuk ke Plaza Singapore. Di Plaza ini terdapat stasiun MRT
Dhoby Ghaut. Kemudian kami memilih jalur MRT yang berwarna ungu (North East
Line) menuju Harbor Front.
Stasiun MRT Dhoby Ghaut |
Kami turun di Harbour Front yang
berada di sebuah mall yang bernama Vivo City. Selanjutnya ada enam alternatif transportasi umum untuk menuju kawasan Sentosa Island. Enam cara itu sebagai
berikut :
1. Naik bus RWS8 dari halte bus Vivo
City atau halte Harbour Front.
2. Naik cable car (kereta gantung) dari
Harbour Front tower 2 yang letaknya di sebelah mall Harbour Front.
3. Naik monorail yang disebut Sentosa
Express. Monorail ini mirip MRT tapi relnya berada di jalan layang, di
ketinggian, bukan di bawah tanah. Untuk naik monorail, dari mall Vivo City kita
harus naik eskalator ke lantai 3. Ikuti petunjuk arah Sentosa Express atau St.
James Power Station.
4. Jalan kaki dari belakang mall Vivo
City di lantai 1 ( Vivo City’s Waterfront Promade) dengan menyusuri Sentosa Boardwalk.
5. Menyewa mobil khusus dan sopir.
6. Naik Taksi.
Stasiun MRT Habour Front dengan petunjuk menuju Vivo City Mall |
Petunjuk Menuju Sentosa Express |
Pemandangan dari kaca monorail |
Kami memilih naik monorail Sentosa
Express, karena paling praktis dan tak perlu keluar mall. Di dalam monorail kami
menikmati pemandangan selat dan yang
memisahkan Sentosa Island dengan pulau utama. Lumayan cantik!
Universal Studio Singapore
Kami turun di Waterfront Station dan
melanjutkan jalan ke area Universal Studio. Sengaja datang lebih pagi, kami
ingin mengambil kesempatan berfoto ria
dengan leluasa tanpa diganggu kerumunan
pengunjung lain.
Ada banyak spot cantik untuk berfoto
narsis di sini, sementara menunggu loket yang buka pukul 10. Senangnya kami tak
perlu lagi antri di loket karena sudah mengantongi tiket yang dibeli secara
online.
Hari beranjak siang, menjelang jam 10
orang-orang antri di depan gerbang masuk. Kami pun masuk ke barisan.
Antri di pintu masuk |
Aku menyiapkan print out tiket masuk.
Seorang petugas penjaga gerbang men-scan bar code yang terdapat pada tiket,
lalu kami dipersilakan masuk.
Di sebelah kiri entry gate ada sebuah
bangunan dengan tulisan costumer care. Aku bergegas ke tempat itu lalu
menyerahkan print out tiket . Petugas yang ramah memberikan 4 voucher
makan dan 4 voucher belanja senilai masing-masing SGD 5. Voucher ini sudah
termasuk dalam paket tiket yang kubeli via internet.
“Tiket makan berlaku di mana saja
kecuali di Starbuck Caffe.” Ucap sang petugas sambil tersenyum.
Lalu dimulailah petualangan seru kami di berbagai wahana Universal Studio. Universal Studio Singapore terdiri dari 7 Zona yaitu :
1. Madagascar.
Tema zona ini diambil dari film
Madagascar produksi DreamWorks Animation film. Area dengan ini bernuansa hutan
tropis dengan tokoh binatang-binatang lucu dan unik.
2. Far Far Away.
Tema diambil dari film Shrek. Jadi
kalau ingin bertemu dengan tokoh-tokoh film ini seperti Princess Fiona, Shrek,
dan Donkey disinilah tempatnya.
3. The Lost World.
Kalau ingin melihat dinosaurus dari
film Jurassic Park dan suasana film Water World semua ada di zona ini.
4. Ancient Egypt.
Zona ini sangta cocok bila anda suka
dengan hal-hal berbau Mesir kuno seperti mummy'Pyramid, dan suasananya yang
penuh misteri.
5. Sci-Fi.
Di zona ini terdapat kota yang di
desain dengan gaya futuristik seperti film-film tentang masa depan yang penuh
bangunan beton dan besi.
6. Hollywood.
Zona ini di desain mirip arsitektur Hollywood
Walk of Fame di Los Angeles, USA.
7. New York.
Berada di zona ini seperti menjelajah
New York City, lengkap dengan deretan toko-tokonya.
Sejak awal, aku sudah tahu tak akan
cukup waktu untuk kami “ mencicipi” semua wahana yang ada di sini. Masih ada
beberapa itinerary yang ingin kami kunjungi selain Universal Studio. Karena itu
aku bertanya pada teman-teman yang sudah
pernah ke Universal Studio untuk meminta rekomendasi wahana mana saja yang
wajib dikunjungi.
Ada 3 wahana yang direkomendasikan untuk dicoba yaitu :
1. Transformer yang berada di zona
Sci-Fi.
2. Revenge of the Mummy yang berada di
zona Anciet Egypt.
3. Jurassic Park di Zona The Lost World,
tepatnya wahana Jurasic Park Rapid Adventure.
Tapi tunggu dulu, ada peraturan
tertulis yang harus diperhatikan. Ke-tiga wahana ini menawarkan sensasi
kecepatan tinggi, akselerasi yang berubah cepat dan mendadak, lalu sensasi
gerakan mendaki, miring dan dijatuhkan. Wow!
Karena itu ada larangan bagi wanita
hamil, penderita penyakit jantung, tekanan darah tinggi, orang yang bermasalah dengan leher dan tulang
belakang, orang yang baru menjalani operasi,
dan orang yang sensitif terhadap cahaya lampu
sorot serta kabut asap. Bila anda termasuk salah satunya, sebaiknya
hindari menikmati wahana-wahana itu.
Rafif dan Tyrannosaurus |
Setelah mencoba beberapa wahana di
Madagascar, dan Far Far Away, Rafif yang sangat suka dinosaurus
berkeras ingin ke Jurassic Park di zona The Lost World, sementara Anin
ingin ke Revenge of The Mummy di zona Ancient Egypt. Akhirnya kami berpisah. Suamiku,
si Akang, menemani Rafif sementara aku bersama gadis-gadisku, Anin dan Dea. Kami
janji bertemu lagi pukul 11.30 untuk makan siang.
Di zona Far Far Away |
Anin dan Dea buru-buru masuk antrian
wahana Revenge of The Mummy. Aku menunggu mereka di luar sambil mengambil
beberapa foto. Tak lama kemudian Anin dan Dea keluar lagi.
Pintu Masuk Wahana The Revenge of Mummy |
“Lho, kenapa keluar lagi? “ Tanyaku.
“Kayaknya gak seru, Ma. Jadi malas
ah.” Kata Dea.
“Wahana ini direkomendasikan lho. Ya
sudah kalau begitu Mama saja yang masuk. Kalian tunggu di sini. “ Ujarku sambil
menyerahkan tas ransel.
Ada 3 jalur antrian di wahana ini.
Satu jalur khusus untuk VIP ( Universal Express) yang membeli tiket dengan
harga lebih mahal, jalur normal untuk rombongan ( Atraction Entrance), dan jalur untuk pengunjung yang
sendirian( single rider).
Aku segera masuk ke jalur single
rider. Cihuuy.... sepi! Masuk lewat jalur itu agak-agak ngeri. Sendirian menyusuri
korridor bernuansa Mesir kuno, dengan penerangan temaram, suara-suara aneh seperti bisikan
mummy dan Pharaoh, serta hawa sejuk dari pendingin ruangan. Di sebuah sudut
terdapat keran air minum gratis. Aku sempat minum. Membasahi tenggorokan dengan
air dingin segar di tengah suasana remang-remang
, rasanya merinding seru. Hehe... Tapi lumayan banget mengurangi
rasa haus yang menjerat.
Setelah berjalan beberapa lama aku
tiba di awal antrian. Benar-benar asyik masuk ke jalur single ini. Aku tak
perlu antri lama, langsung tiba paling depan. Antrian single rider ibaratnya “pelengkap”. Kursi yang tersedia di wahana ini terdiri
dari 4 atau 5 seat. Jadi bila orang antri secara rombongan, misalnya terdiri dari 3 atau 4 orang, petugas
langsung meminta single rider untuk menggenapi kursi yang kosong. Jadi kalau
mau cepat dapat giliran menikmati wahana, ambil saja jalur single rider.
Meskipun resikonya anda tak bisa berbarengan
menikmati wahana dengan keluarga atau teman, tapi bisa menghemat waktu
yang banyak!
Wahana “The Revenge of The Mummy “
ini ternyata seru banget! Tak salah
temanku merekomendasikan wahana ini.
Bayangkan saja bagaimana rasanya memasuki suasana penuh misteri melihat mummy
, api serta kabut yang tiba-tiba muncul, dan
kutukan Pharaoh. Lalu diombang-ambing di roller coaster dalam gelap tanpa tahu
apa yang akan dihadapi selanjutnya. Jangan lewatkan wahana ini kalau ke
Universal Studio ya!
Selesai menikmati wahana ini aku
langsung menghasut Anin dan Dea untuk masuk antrian lagi. Akhirnya mereka mau, sementara
itu aku masuk ke wahana yang lain.
Selanjutnya kami kembali bergabung
dengan Akang dan Rafif. Aku, Anin, Dea dan Rafif mencoba wahana Jurasic Park
Rapid Adventure. Wahana ini membawa kami menyusuri sungai buatan. Di pinggir
sungai terdapat bermacam-macam
dinosaurus yang bisa bergerak seperti hidup. Lalu arus makin menderas, keseruan
dan teriakan riang berbaur. Puncaknya kami seperti terjebak diruang gelap. Tiba-tiba
kepala T-Rex muncul seolah ingin menyantap kami! Endingnya? Rahasia dong.
Hehehe... Coba saja sendiri! Seru sekali. Jangan lewatkan wahana ini ya. Tapi
perlu dicatat, menikmati wahana ini harus siap berbasah-basah.
Setelah makan siang, kami lanjut
menikmati “Transformer”, wahana yang paling seru dan paling direkomendasikan.
Antrian tak terlalu panjang. Tak lama
kami sudah duduk dalam wahana dan mengenakan kacamata 3 dimensi. Kami dibawa menelusuri kota berdesain
futuristik di tengah-tengah pertempuran antara Optimus Prime dengan Megatron.
Wahana ini top banget! Kami dibawa masuk dan merasakan berbagai sensasi yang
memicu adrenalin, puing-puing yang berhamburan, cipratan air dan panasnya api, terhantam, jatuh , terguncang, terangkat dan
tersedot, seperti benar-benar mengalami
adegan dalam film Tansformer. Kami mengulang dua kali menikmati wahanan ini
saking serunya! Rugi kalau mengunjungi Universal Studio tanpa merasakan sensasi
menakjubkan wahana ini.
Aku ingin berbagi tips mengunjungi
Universal Studio Singapore. Simak ya!
1. Beli tiket melalui internet.
Keuntungan membeli tiket secara online selain lebih hemat
waktu karena tak perlu antri di loket, juga bisa memperoleh harga lebih murah.
Kunjungi website rwsentosa.co.id, dan
telitilah jika ada promosi atau discount. Bila di website tersebut tidak ada discount,
coba cari di situs travel seperti agoda dan lain-lain. Biasanya ada harga discount untuk tiket masuk
Universal Studio.
2. Cari informasi
Ada 7 zona di Universal Studio. Masing-masing zona memiliki
wahana dan atraksi yang berbeda. Pengunjung tak akan bisa menikmati seluruh
wahana itu dalam satu kali kunjungna karena butuh waktu untuk menunggu giliran
naik ke wahana yang dituju. Sebaiknya sebelum datang, lengkapi pengetahuan
tentang berbagai wahana di sana melalui internet atau bertanya pada teman yang sudah
pernah berkunjung. Dengan demikian kita bisa mengatur waktu lebih efisien
dengan langsung menuju tempat-tempat yang direkomendasikan.
3. Siapkan fisik.
Jalan-jalan menikmati
wahana di Universal Studio membutuhkan fisik yang fit. Istirahatlah yang cukup
supaya badan segar. Jangan lupa sarapan pagi yang cukup.
4. Bawa tempat air minum
Cuaca panas Singapore membuat tubuh berkeringat dan butuh
asupan air yang cukup. Tentu saja kita bisa membeli air minum yang dijual di
area USS, tapi siap-siaplah membayar dengan harga yang lebih mahal. Bila ingin
hemat sebaiknya bawa wadah air minum. Di beberapa tempat antrian wahana atau di dekat toilet terdapat pancuran air
minum gratis. Pengunjung bisa minum di sana sekaligus mengisi wadah air untuk
persediaan.
5. Datang Lebih Pagi.
Di area sekitar pintu masuk Universal Studio banyak terdapat
spot menarik untuk berfoto. Bila ingin berfoto di globe Universal Studio tanpa
terganggu “penampakan” pengunjung lain,
anda harus datang lebih pagi, misalnya jam 8.30 atau jam 9. Selain di globe, area di dekat dermaga juga bagus untuk latar
belakang foto.
6. Pilihan tempat makan
Ada banyak resto dan caffe di area USS, tentu saja harganya
lebih mahal daripada resto yang berada di luar. Bila mau, anda bisa keluar dari
USS untuk makan siang. Tapi pastikan anda tidak lupa meminta cap pada petugas
USS agar anda bisa masuk kembali ke USS untuk melanjutkan menikmati petualangan
anda.
7. Bila perlu bawa baju ganti.
Di zona Lost World terdapat beberpa wahana yang dapat menyebabkan tubuh
dan baju anda basah, misalnya Jurasic Park Rapid Adventure dan Water World.
Bila perlu bawalah baju ganti. Atau kalau mau anda bisa beli jas hujan tipis seharga
SGD 4 yang tersedia di area wahana tersebut.
Dari Sentosa Island Menuju Kawasan Marina Promenade
Hari telah beranjak sore. Setidaknya
masih ada dua tempat yang wajib dikunjungi. Kami pun keluar dari arena
Universal Studio kembali naik monorail menuju Vivo City lalu turun ke stasiun
MRT Harbour Front.
Untuk menuju Singapore Flyer, kami naik MRT jalur kuning (Circle Line) turun di
stasiun Promenade. Keluar stasiun MRT melalui Exit A, Singapore Flyer sudah
terlihat. Ferris Wheel itu tak terlalu
jauh letaknya, bisa dijangkau dengan jalan kaki.
Singapore Flyer
Singapore Flyer |
Kami menyusuri jalan menuju Ferris
Wheel raksasa tertinggi di dunia. Singapore Flyer bentuknya seperti wahana “Bianglala”
yang terdapat di Dunia Fantasi. Diresmikan tahun 2008, wahana ini lebih tinggi daripada wahana serupa, Star of
Nanchang di China dan London Eye di Inggris.
Memiliki ketinggian 165 meter dengan
panjang diameter roda 150 meter, bianglala ini terdiri dari 28 “kapsul” yang berkapasitas 28
orang dilengkapi dengan pendingin ruangan. Kapsul-kapsul dilingkupi kaca sehingga para penumpang bisa
melihat pemandangan tiga negara, Singapore, Malaysia (Johor) dan Indonesia (Batam).
Sesaat Sebelum Masuk ke Kapsul |
Tiket masuk ke Singapore Flyer
harganya SGD 33 per orang. Tapi ada paket discount untuk keluarga berjumlah
tiga orang seharga SGD 78. Jadi aku
membeli satu paket family ditambah dua tiket harga normal, total harga SGD 144.
Selisihnya SGD 21. Lumayan kan?
Sebelum masuk ke “kapsul” kami
disambut sebuah ruang pamer yang
menyajikan informasi menarik seputar fisika dan mekanika yang berhubungan
dengan bianglala ini. Selain itu ada data mengenai skala ketinggian Singapore
Flyer dibanding wahana serupa di tempat lain.
Ada photographer yang menawari kami
berfoto, dan bila berminat foto kenang-kenangan itu bisa di beli di loket saat
akan pulang.
Kapsul bianglala tampak kokoh, cantik
dan nyaman. Ruangan dilengkapi dengan pendingin dan alat pemadam kebakaran. Gerakan
berputarnya sangat perlahan hingga tidak
menimbulkan pusing, guncangan, atau rasa mual.
Di dalam kapsul |
Saat kami berada di sana, tak banyak
pengunjung yang datang. Kapsul yang muat 28 orang itu hanya diisi kami berlima,
sehingga rasanya lega sekali.
Dari ketinggian kami bisa melihat
pemandangan Singapore dengan gedung-gedung trade mark-nya seperti hotel Marina
Bay Sand dengan struktur tiga gedung kembar menjulang dan bentuk atap
menyerupai kapal. Lalu ada Gardens By
the Bay, sebuah taman unik yang berada di kawasan Marina Bay. Kemudian ada Art
Science Museum yang bentuknya menyerupai bunga teratai. Di kejauhan tampak
Merlion statue yang terletak di Merlion Park. Patung ikan berkepala singa ini
merupakan icon Singapore yang paling terkenal. Selain itu terlihat juga gedung
Esplanade dengan struktur seperti buah durian, terletak berdekatan dengan
Merlion Park. Espanalade adalah pusat seni yang paling “sibuk” di dunia.
Dari atas Singapore Flyer kami
mereka-reka jalan menuju Merlion Park. Akhirnya kami memutuskan akan berjalan
kaki melewati jembatan di bawah Helix Bridge. Helix Bridge adalah sebuah jembatan dengan arsitektur menawan sepanjang
280 meter yang merupakan jembatan untuk pejalan kaki terpanjang di Singapore.
Kami menghabiskan waktu 37 menit yang
mengesankan diatas Singapore Flyer dengan canda riang. Rasanya belum lengkap
jalan-jalan ke Singapore bila belum menikmati pemandangan dari ketinggian
bianglala ini.
Turun dari Singapore Flyer, Rafif
mulai rewel. Anak bungsuku itu sudah lelah. Tapi kami terus memberi semangat
agar dia tetap berjalan menikmati suasana menyusuri kolong Helix Bridge. Kami
beberapa kali berhenti untuk berfoto.
Di dekat Esplanade,kami melihat ada
pertunjukan tari India yang digelar di pinggir Singapore River. Suasana meriah
sekali. Ada juga sekelompok orang yang saling melempar bubuk warna-warni hingga
wajah, tubuh dan pakain mereka belepotan warna.
Merlion Park
Bersama Merlion statue |
Akhirnya kami tiba di Merlion Park.
Tempat ini wajib dikunjungi saat jalan-jalan ke Singapore. Bagaimana tidak,
Merlion yang merupakan gabungan antara mermaid (ikan duyung) dan lion ( singa)
adalah maskot Singapore paling terkenal. Belum syah ke Singapore tanpa berfoto dengan latar patung Merlion. Haha...
Marina Bay Sands, Art and Science Museum dan Merlion Statue |
Merlion Park buka 24 jam dan gratis. Area
taman seluas 2500 meter persegi ini letaknya dekat hotel Fullerton yang mewah. Di sini banyak orang duduk-duduk, berkumpul
dan berfoto di atas jembatan atau pun di dekat patung Merlion.
**
Hari menjelang malam. Kami berjalan
menuju stasiun MRT Raffles Place yang
terletak dekat hotel Fullerton. Dari sana kami naik MRT jalur merah menuju Somerset.
Hari yang melelahkan ini kami tutup
dengan makan malam di kawasan Orchard. Anak-anak memilih makan di Mc Donald’s
Restaurant.
Selesai makan malam, dengan langkah
gontai kami kembali ke hotel. Kami sempat
mengadakan kontes kaki. Kriterianya kaki siapa yang paling lecet akibat jalan -jalan
sejak pagi hingga malam. Pemenangnya adalah
si Akang. Mata kaki sampai bengkak! Hehe..
Setelah mandi dan shalat, Anin dan
Dea langsung ambruk di tempat tidur sementara Rafif masih butuh beberapa saat
sampai dia terlelap.
Alhamdulillah.... Hari ini penuh
aktivitas menyenangkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar