Suhu udara pagi di musim gugur itu minus 1 derajat Celcius. Tiga lapis pakaian
ditambah kaos kaki tebal, sepatu booth dan sarung tangan wajib digunakan kalau
tak mau kedinginan. Sebenarnya suhu yang
demikian itu tidaklah terlalu dingin, tapi hembusan angin yang kencang membuat
hawa dingin seolah menyusup sampai ke tulang. Meski demikian, semangat kami tak
ciut sedikitpun. Begitu keluar hotel di
kawasan Mount Seorak, Korea Selatan, aku dan suamiku dibuai
oleh pemandangan yang cantik berupa replika “Stone Henge” berlatar
pegunungan.
Kami berfoto-foto sampai puas dengan
berbagai pose. Rasanya ingin mengabadikan setiap keindahan di area itu. Tak bosan terus-terusan menatap panorama alam yang
cantik ini.
Seorang wanita bule berwajah ramah
lewat di dekat kami.
“ Are you newly married couple? “
Tanyanya padaku.
“Yes, we are, Mam... hahaha... We’ve
just got married for 15 years.” Sahutku sambil tertawa.
Wanita itu terkekeh.
“ Congratulation! Have a wonderful honeymoon for both of you.”
Ujarnya sambil berlalu.
“ Thank you.” Balasku sambil
melambaikan tangan.
Perjalanan dari hotel menuju kawasan
Taman Nasional Seoraksan hanya memakan
waktu beberapa menit saja. Kawasan ini merupakan cagar alam yang pada tahun
1982 ditetapkan sebagai Distrik Pelestarian Biosfer oleh Unesco. Gunung Seorak
merupakan gunung tertinggi ke-3 di Korea Selatan setelah Gunung Halla dan
Gunung Jiri. Puncak Gunung Seorak tingginya 1.708 m, tersusun dari granit dan
gneiss yang membentuk pegunungan berbatu.
Jangan pernah melewatkan Taman Nasional
Seoraksan bila berkunjung ke Korea Selatan. Tempat ini indah sekali.
Sejak turun dari bus, kami tak henti
berseru-seru senang melihat pohon-pohon berdaun merah, kuning, coklat, dan
hijau kekuningan dilatari gunung dan langit biru cerah. Pemandangan yang kaya
warna.
Dari pintu masuk, kami terus berjalan
sambil menikmati suasana. Tak seberapa lama, disisi kanan jalan kami
melihat patung Budha raksasa atau Grand
Bronze Budha yang disebut Tongil Daebul. Berbeda dengan patung Budha tidur yang
terdapat di Thailand, patung Budha ini dalam posisi duduk.
Di persimpangan jalan terdapat sebuah
jembatan membentang di atas sungai
berbatu-batu putih, indahnya terlihat seperti
sebuah lukisan.
Perjalanan kami lanjutkan hingga sampai
ke kuil Shinheungsa. Ada sudut-sudut cantik dari kuil tua ini yang sangat
menarik sebagai objek foto.
Setelah beristirahat sejenak sambil
minum teh hangat, kami berjalan menuju terminal cable car. Kami duduk di bangku
menunggu giliran naik ke Gwongeumseung Fortress. Ketika masuk ke dalam cable
car, sengaja kami mencari posisi
dibagian pinggir sehingga bisa bebas menikmati pemandangan kawasan taman
nasional dari atas.
Perlahan cable car bergerak naik. Lalu mata kami dimanjakan oleh pemandangan alam yang mengagumkan. Di bawah
sana, di sisi kiri, terlihat jalan-jalan berliku diantara pepohonan. Jalan itu berkelok
melintasi tepi sungai yang airnya surut. Batu-batu putih bertaburan di dasar
sungai. Makin tinggi cable car membawa kami, sungai bertabur batu-batu putih
itu tampak seperti berlapis salju. Hulu sungai nun jauh disana bagaikan titik
yang mempertautkan barisan gunung berwarna hijau kebiruan.
Makin bergerak ke atas, di sisi kanan
sungai bergerombol pepohonan dengan daun berwarna-warni. Pohon-pohon itu
tumbuh di lereng dan menutupi tebing gunung seperti permadani tebal yang
disampirkan. Makin keatas, pohon-pohon makin jarang, lalu berganti dinding
pegunungan cadas abu-abu yang
bentuknya bergerigi . Di sela gerigi
cadas itu matahari mengintip, menyorotkan sinar keemasannya. Langit biru
terang melengkapi lukisan alam yang
menakjubkan. Rasanya hatiku melonjak-lonjak, ingin meneriakkan kekaguman. Masya
Allah...
Ketika tiba di anjungan yang
merupakan stasiun cable car, kami bergegas turun. Di anjungan ini pun pemandangan terlihat
indah. Disini terdapat pelataran yang dibatasi pagar berwarna biru dimana
wisatawan bisa menikmati pemandangan alam dari ketinggian sambil duduk-duduk
menikmati minuman dan kue yang dijual di caffe. Lalu ada jalur untuk mendaki ke puncak berupa anak
tangga yang bersusun dengan pagar besi berwarna biru. Anak tangga itu menuju ke
atas, ke sebuah jalan menanjak menyusuri lereng gunung.
Kami memilih tidak mendaki ke puncak,
hanya duduk dan berfoto-foto di sekitar anjungan itu.
Tapi ketika melihat ke atas, jalan kecil di lereng gunung itu menarik
perhatianku.
“ Kita ke jalan itu yuk! Kayaknya di sana
bagus, Kang.”
Akang mengangguk.
Kami berjalan beriringan menapaki
anak-anak tangga yang dilapisi bahan
dari karet. Tak lama tibalah kami di
jalan kecil itu. Aku terpesona melihat keindahannya. Jalan itu berkelok dan
menanjak, disisi kiri terdapat pagar kayu yang membatasi jalan itu dari tebing
curam sementara disisi kanannya terdapat dinding cadas dan pepohonan. Sayang sekali kami tak
punya waktu untuk mendaki sampai di puncak.
“ Foto di situ, Neng!” Seru Akang
sambil menunjuk sebuah batu di sisi kananku.
Camera pun menjepret aksiku
berkali-kali.
Lalu kami duduk di batu itu. Diam
memandang alam.
Aku menoleh memandang Akang, sebuah
senyum paling manis kuhadiahkan untuknya.
“ Kenapa senyum-senyum?” Tanyanya.
“ Terimakasih ya, sayang. Sudah
membawa Neng ke sini. “
“Sebenarnya Akang ingin mengajak
Angelina Jolie . Tapi dia sibuk syuting. Yah, terpaksalah ngajak Neng saja. “
Akang nyengir menggodaku.
Aku mencubit lengannya dengan gemas.
Dia selalu punya cara menggodaku. Tapi tidak dapat kupungkiri, betapa bersyukur
aku bisa berada di sini.
Aku menatap lembah cantik di bawah
sana, menajamkan indraku. Kuhirup udara
segar, kudengarkan suara-suara alam, gesekan dedaunan, desau angin dan dingin yang kubiarkan membelai kulit. Kutanamkam rasa ini
dalam memory di sel-sel otakku, untuk
kuhadirkan kembali bila suatu saat nanti
aku merindukan tempat ini.
aduh aduh bagus sekaliiiii! pengen euy ke korea!
BalasHapus@Nurul Wachdiyyah : ayok... Ayok..berangkaat!
BalasHapusMantap sekali Mbak... Asyik banget ya bisa ke Korea... Aku pengen banget... Apalagi lihat foto2nya Mbak...duh keren2 banget tuh pemandangannya... Kayak yang aku lihat di film2 drama Korea itu... Ngomong2 kalo nyari makanan halal susah gak sih di Korea itu?
BalasHapuswah, enak sekali ay bisa ajlan-jalan ke sana tempat yang diidamkan anak ABG, eh ibu-ibu juga, karena sekarang kan banyak cerpen dan novel yang berseting korea
BalasHapusBorong apa di Nam-dae-mun ?
BalasHapus^_^
kerenn.senangnya
BalasHapusniceeeee....lovely landscape indeed :)
BalasHapus