Hari Minggu 17 Agustus 2014 telah kutunggu-tunggu
kehadirannya sejak beberapa minggu yang lalu. Bukan karena aku akan jadi petugas upacara pengibaran bendera, atau panitia penyelenggara perlombaan memperingati
hari merdeka. Bukan. Tapi di tanggal itu, sebuah kesepakatan telah dibuat.
Kesepakatan antara teman-teman SMP-ku, bahwa kami akan berkumpul di BSD untuk
sebuah reuni.
Pentingkah hadir dalam reuni? Apa
sebenarnya manfaat hadir dalam reuni? Apakah hanya untuk pamer keberhasilan, atau
mengintip kehidupan masa kini teman-teman lama? Tentu saja tidak.
Sebagai
emak-emak dasteran, tentu aku bukanlah orang yang bisa pamer-pamer. Lha, mau
pamer apa? Pamerin daster? Ya nggak serulah!
Kalau aku hadir itu karena menurutku reuni mengandung banyak
manfaat positif seperti yang disebutkan berikut ini:
- Reuni merupakan ajang
silaturrahmi yang mempererat tali persaudaraan dan kedekatan emosional.
- Reuni menjadi ajang melepaskan
kerinduan terhadap sahabat dan teman-teman lama.
- Reuni menjadi ajang refleksi diri. Masing-masing pribadi yang
hadir bisa menilai dirinya sendiri, dan menjaga keterlibatannya dalam sebuah
komunitas.
- Reuni merupakan ajang untuk belajar dari pengalaman
hidup teman-teman yang telah mencapai
kesuksesan.
- Reuni merupakan ajang membagi
ilmu pengetahuan, kiat-kiat dan pengalaman
hidup pada teman-teman.
- Reuni bisa menjadi awal terbentuknya wadah kegiatan sosial untuk membantu teman-teman yang dalam kesulitan, atau untuk memberikan dukungan pada sekolah atau lembaga tempat komunitas berasal.
Apakah semua teman senang bila di undang
menghadiri reuni? Rata-rata menyambut
gembira meskipun akhirnya yang hadir terseleksi oleh jarak dan waktu. Yang tak
bisa hadir adalah mereka yang pada
saat bersamaan ada urusan penting, atau
terhalang jarak yang jauh.
Meski ada teman yang memutuskan silaturrahmi, tak menanggapi undangan
dan ajakan berkumpul untuk alasan yang gagal kupahami, tapi ada pula teman yang
sangat setia kawan. Mereka sengaja datang jauh-jauh dari Palembang dan Bandar Lampung khusus untuk
menghadiri reuni ini. Senangnya..
Aku dan teman-temanku dulu adalah
siswa SMP Negeri 19 Palembang. Sebuah sekolah yang terletak di Jl. Srijaya Km
5,5 Palembang
Tahun 1985,itulah saat kami memulai
perjalanan hidup sebagai murid SMP, berada
dalam satu sekolah yang sama, lingkungan yang sama dan setiap hari saling
berinteraksi. Kebersamaan direntang waktu 1985 hing 1988 telah menumbuhkan ikatan persahabatan yang
kuat.
Satu persatu teman-temanku datang ke rumah Yenny, yang menjadi tuan rumah acara
reuni. Teriakan senang mewarnai peluk dan cium penuh kerinduan. Bertemu lagi
setelah lama tak jumpa membuat segala emosi dan kegembiraan kami membuncah.
Segala kenangan manis, pahit, konyol, unik, sedih, bahkan kisah terpendam
selama masa sekolah tumpah ruah diungkapkan kembali dalam senyum, canda dan
tawa.
“Ingat tidak waktu kita jajan es
hoya? Makan pempek kulit kuah model? Masih ada tidak ibu-ibu yang jualan es hoya
itu ya? Duuh.. kangen pengen lagi.” Ungkapan penuh emosi dari seorang temanku
seakan membawa kenangan pada rasa manis dan sedikit menggelitik dari segelas es
hoya pelepas dahaga saat jam istirahat. Aku tak yakin saat ini es hoya masih diproduksi, karena sudah lama sekali tak pernah lagi kujumpai minuman itu.
Bercerita dengan ekpresi dan logat
bahasa Palembang, dengan kata-kata lugas apa adanya, sebagaimana yang dulu kami
lakukan, menggugah kerinduan pada kota tercinta dan suasana sekolah. Lembar-lembar
kenangan dengan guru-guru yang sebagiannya telah meninggal dunia membangkitkan
perasaan haru.
Kami bersama-sama seperti melihat
kembali kilas kehidupan di masa lalu yang
menjadi bagian penting pembentukan karakter, perjalanan hidup dan
keberadaan kami sekarang.
“Kami dulu nakal bukan kepalang. Kena
marah guru sudah biasa. Hobi kami menghabiskan waktu bersenang-senang, nonton,
malas belajar, di kelas suka mencontek, bohong pada orangtua demi bisa
menghabiskan waktu berkumpul bersama teman-teman.” Ujar salah satu temanku, yang disambut derai tawa dan
anggukan setuju teman-teman lainnya.
“Tapi perjalanan hidup selanjutnya
menempa kami. Pengalaman-pengalaman pahit karena keputusan yang diambil sendiri menjelma menjadi cambuk.
Cambuk yang mulanya terasa menyakiti, tapi pada akhirnya cambuk itu membuat
kami kuat dan mampu berdiri menghadapi hidup. “
Kenakalan, kebodohan dan tindakan naif yang pernah dilakukan di masa lalu kini
menjadi pelajaran berharga, setidaknya sebagai bekal dalam mendidik anak-anak
kami yang sekarang sudah memasuki masa
remajanya.
Kutatap teman-teman lamaku dengan rasa sayang. Lihatlah mereka sekarang,
sudah jauh berbeda dari pribadi-pribadi yang aku kenal dulu. Betapa banyak
liku-liku hidup yang telah dilalui. Liku-liku yang menjadi bagian skenario
Tuhan telah menuntun mereka menjadi manusia-manusia bijak. Alhamdulillah...
Metamorfosis. Mungkin itulah yang telah
kami alami. Ibarat ulat buruk rupa yang berproses melewati cobaan hidup, lalu menjelma menjadi makhluk cantik. Idealnya
begitulah hidup ini, yang tadinya buruk, berubah menjadi baik. Yang tadinya
kurang, berubah menjadi lebih. Yang tadinya lemah, berubah menjadi kuat.
Senangnya melihat teman-temanku telah
mencapai kematangan dalam berfikir dan bertindak. Kata-kata penuh hikmah yang
mereka ucapkan merupakan intisari pengalaman hidup mereka sendiri.
Reuni bersama teman-teman lama,
bagaikan sebuah relaksasi. Merasakan kembali masa remaja, tertawa lepas tanpa beban,
sungguh seperti menjalani terapi pelepasan stress, pelepasan energi-energi
negatif dan tekanan-tekanan dalam kehidupan.
Mau merasakan bangkitnya energi baru?
Cobalah berkumpul dan bersenda gurau dengan teman-teman lama dalam acara reuni!
ini di The Breeze BSD City? :)
BalasHapus@chandra Iman : iya . lokasi fotonya ada yg di The Breeze BSD.
HapusWow seru dan rame mbak reuninya.
BalasHapus@Tatit : iya.. seru banget
Hapusduuh senangnya jika bisa reuni ya mak...apalagi jika bisa menjadi sinergi positif.
BalasHapus@Ida Nur Laila:Alhamdulillah...
HapusWaaah seru banget ya reuninya. Cantik cantik semua...
BalasHapus@Nunung Yuni : Aiiih...asyik dibilang cantik. hehehe..
HapusTernyata reuni gak hanya sekadar menjalin sillaturrahmi, namun banyak manfaatnya :)
BalasHapus@Hilda Ikka : yg jelas terasa manfaatnya adalah sebagai terapi pelepas stress...hehe
HapusMantap Bu, sekolah di Palembang reuni di Jakarta berart sesama teman sekolah Sukses semua
BalasHapus@Ahmed Tsar Blenzinky : Alhamdulillah....
Hapusreuni adalah wadah pelepas rindu
BalasHapus@Bunda Shidqi :dan wadah pelepas stress...ketawa ga berenti2 mengenang kekonyolan masa lalu. hehe
Hapusreuni memang akan menyenangkan kalau udah bernostalgia sama cerita zaman sekolah :)
BalasHapus@Keke Naima : banyak sekali kenangan indahnya...
HapusSeru ya, reuninya!
BalasHapusAku terkesan dengan satu kalimat denga huruf kecil-kecil di atas, memutuskan silaturahmi tanpa alasan yang jelas..
Mungkin ybs tidak mau hadir karena malu, seiring waktu, banyak dari sahabat-sahabatku juga sudah berubah. Ada yang menduda, menjanda, bahkan ada yang masuk penjara.
Beberapa merasa minder karena kondisi ekonomi atau body. Apapun alasannya, jika ada waktu dan sikon menunjang, alangkah senangnyaaa... ^_^
seru ya mba.. bagus2 fotonya
BalasHapusTjantiiikk mempesona, ulala...
BalasHapusReuni memang asik ya mak.