Laman

Rabu, 25 Juni 2014

Touring, Travel and Love


Rindu pada jalan hitam yang berdebu
Rindu pada angin yang selalu membelai wajah dan tubuhku
Rindu pada bunyi mesin yang menderu
Rindu pada sawah, gunung, sungai dan gedung yang berbaris rapi
di sepanjang jalan yang kulalui, 
dan pada orang-orang yang bergerak
menantang waktu…..

Puisi karya suamiku, Akang, begitulah aku memanggilnya, menggambarkan hobinya touring dengan motor besar. 

Setiap pulang touring, Akang menceritakan   asyiknya meliuk-liuk mengikuti alur jalan yang menikung, menanjak,  dan menurun. Bagaimana pemandangan indah  sepanjang jalan, saat menerjang angin, menantang sinar matahari, berlumur debu jalanan,  dan menembus rinai hujan.  Serunya berinteraksi dengan masyarakat lokal di  perjalanan atau di daerah tujuan touring.

“Neng takkan  mengerti kalau tidak mengalami sendiri. “ Ujarnya suatu hari.

Ketika akhirnya aku ikut touring untuk pertama kalinya,  saat itulah aku lebih memahami Akang. Aku ketularan hobi-nya.

Saat berada di boncengan,  menerjang angin di bawah terik matahari dan debu, aku merasa lepas dan bebas. Pemandangan indah membuai mata  menimbulkan drama tersendiri. Suatu ketika,   kami melewati jalan  tinggi di atas tebing di daerah Bayah, Banten kala  senja hampir memeluk malam. Di bawah sana, jurang hijau menghampar berbatas  putihnya pasir pantai. Laut biru dihiasi  perahu-perahu berlayar putih.  Barisan bukit hijau bertaut gunung menjadi latar  indah sementara kilau keemasan matahari senja menyempurnakan lukisan alam. Mataku  berkaca-kaca menatap pemandangan itu. Indahnya, Masya Allah...

Kami lebih sering melakukan solo riding atau touring dengan satu motor tanpa rombongan. Jogjakarta, Bandung, Kuningan, Sukabumi, Pangandaran, pantai-pantai di Banten seperti pantai Sawarna, Malingping, Bagedur, Cisolok, dan Pelabuhan Ratu  pernah kami kunjungi.  Touring  yang baru saja kami lakukan tanggal 6 Juni  2014  menempuh route Bogor- Palembang- Bogor.

Pantai Bagedur- Banten

Palembang

Kuningan, Jawa Barat


Bagaimana dengan keluarga? Anak-anakku tak keberatan ditinggal touring selama kami  menyediakan waktu bersenang-senang bersama mereka sebelum berangkat, dan segala keperluan mereka disiapkan terlebih dulu.

Protes keras datang dari orang tua dan mertuaku. Mereka cemas, karena kegiatan yang kami lakukan beresiko besar. Mereka mengkhawatirkan bahaya yang mengintai selama perjalanan touring. Pernah kami dinasehati habis-habisan, dengan harapan  tak lagi menekuni hobi ini. 

Yang bisa kami lakukan adalah meminta pengertian mereka. Kami berusaha untuk selalu berhati-hati, menerapkan safety riding, melengkapi diri dengan pakaian pelindung seperti helm, sarung tangan, masker, knee - elbow protector, dan sepatu touring untuk meminimalisasi benturan. Dan yang terpenting adalah memohon doa tulus  orang tua dan anak-anak  untuk keselamatan kami, lalu menyerahkan hidup kami di tanganNya.

Kegiatan touring kami  lakukan sekaligus dengan hobi  menulis dan fotografi. Pengalaman touring seringkali menjadi bahan tulisanku. Sementara foto-foto  hasil jepretan Akang melengkapi sajian tulisanku di blog, atau untuk koleksi pribadi.

Kebersamaan  menjalani touring merekatkan hubungan kami. Touring ibarat perjalanan hidup. Kadang kami menjumpai kemudahan berupa jalan  mulus, udara  sejuk, pemandangan  indah dan lain-lain.   Namun ada kalanya kami  menghadapi kesulitan berupa jalan  rusak,  hujan deras,  terjebak macet, terperosok ke lumpur, gangguan  mesin motor, hingga jatuh dari motor.

Dibalik kesulitan ada kemudahan. Senang susah silih berganti, tapi tetap menyenangkan bila dinikmati berdua. Berbagai masalah di jalan adalah ujian kekompakan bagi kami. Banyak hikmah selama menjalani touring.

Walau bagaimanapun saat-saat paling dinanti usai perjalanan touring adalah pulang ke rumah, kembali memeluk anak-anakku.

Touring is’nt about the destination, it’s a journey....


Artikel ini diikut sertakan dalam “3rd Giveaway : Tanakita – Hobi dan Keluarga

10 komentar:

  1. Pasti seru banget traveling bersama pasangan ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. betul...seru banget! Hehe...terimakasih sudah berkunjung ya

      Hapus
  2. Traveling bersama pasangan memang merekatkan hubungan :)

    BalasHapus
  3. Mbaaaaak... Enggak panas tuh ya pan*atnya.. Hihi aku paling enggak betah duduk hehehe. Kalau naik angkutan bisa berdiri2 hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Setiap 3 jam kami berhenti sebentar, say... ngopi2, atau pas jam shalat berhenti di masjid. Jadi ada waktu dinginkan pan*atnya. hihi...

      Hapus
  4. sesekali aku harus luangkan waktu berdua suami untuk touring nih mbak tapi belum tega :) salam kenal ya mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harus tega, sekali nanti ketularan suka touring. Hehehe... salam kenal juga, terimakasih sudah berkunjung

      Hapus
  5. terima kash sudah berpartisipasi dan memenuhi persyaratan. Tercatat :)

    BalasHapus