Laman

Sabtu, 21 Juni 2014

Sehat dan Langsing dengan Kimchi


Senja hampir memeluk malam ketika aku, suamiku dan Mr. Danny duduk menikmati secangkir kopi di Paul Basset Coffee di kawasan Dong Daemun, Seoul, Korea Selatan. Hawa dingin 5 derajat Celcius membuat hembusan nafas kami beruap. Suamiku berbincang dengan Mr. Danny yang orang asli Korea tapi fasih sekali bahasa Indonesianya. Perbincangan mereka tentang perekonomian Korea Selatan yang maju pesat  tidak membangkitkan minatku. Aku lebih tertarik mengamati orang yang lalu lalang keluar masuk mall. Mereka anak muda yang berdandan modis meskipun tetap dengan mantel dan jaket tebal. Setelah setengah hari keluyuran di mall lalu duduk di caffe ini sambil mengamati, barulah aku sadar. Dari sekian banyak pengunjung mall, ternyata jarang sekali  yang bertubuh gemuk. Kalaupun ada beberapa orang yang gemuk, mereka itu kalau tidak bule, ya Melayu dengan kulit sawo matang.

“ Mr. Danny, kenapa orang Korea langsing-langsing? “ Tanyaku penasaran. “ Oya? Seperti saya juga kan? “. Tukas Mr. Danny sambil terkekeh. Diseruputnya capuccino sebelum menjawab pertanyaanku. “ Itu karena pola makan kami  sehat. Kami gemar makan sayuran. Kimchi.” Ucapnya bangga.

Kimchi adalah menu  tradisional Korea berupa asinan sayur yang difermentasi. Bumbunya berwarna merah dan rasanya pedas-asam-asin. Agak mirip asinan sayuran Bogor, hanya saja rasa manis pada kimchi tidak menonjol. Selama aku berlibur di Korea, setiap kali makan  di resto manapun, selalu ada menu kimchi yang dihidangkan.

“ Jadi kimchi yang selalu ada di  menu makan kita selama beberapa hari di sini  bisa membuat langsing? Waah... kalau begitu aku mau belajar bikin kimchi. Siapa tau aku juga bisa langsing kalo setiap hari makan kimchi .” Kataku malu-malu. “ Nanti ya, kita ke Kimchi  Culinary School.” Sahutnya. “ Disana orang bisa belajar membuat kimchi. Dan nanti akan dijelaskan semua hal tentang kimchi.”

Mr. Danny benar-benar menepati janjinya. Keesokan paginya aku sudah berada di sebuah ruangan  bersama sekitar 20 orang lainnya di Kimchi Culinary School. Di atas meja di depan para peserta kursus membuat kimchi, tersedia  piring lebar dengan satu bonggol sawi  yang sudah terlebih dulu direndam air garam . Lalu ada  bumbu halus berwarna merah. Seorang wanita Korea menjelaskan asal-usul Kimchi, lalu Mr. Danny menterjemahkannya.

Di Korea, hanya ada waktu –waktu tertentu  dimana tersedia sayuran segar. Di musim dingin tak ada sayuran yang tumbuh. Kimchi dibuat untuk menjamin ketersediaan sayuran sepanjang tahun di Korea. Dalam hati aku bersyukur, tinggal di Indonesia yang beriklim tropis dan selalu ada sayuran segar setiap hari.

Ada sekitar 200 jenis kimchi, tapi sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah sawi putih, lobak, dan timun. Menurut asal katanya, kimchi berarti “ sayuran yang  direndam”. Cara pembuatan kimchi tidaklah rumit. Mula-mula sayuran, misalnya sawi putih, dicuci bersih hingga helai-helai daun terdalamnya dengan air mengalir.  Lalu sawi ditaburi garam hingga ke sela-sela daunnya dan direndam dalam air garam selama 6 jam. Kemudian sawi dicuci lagi  untuk mengilangkan garamnya. Selanjutnya, sawi  diolesi merata  dengan bumbu halus yang terbuat dari bubuk cabai merah, jahe, gula, bawang putih,  lobak, daun bawang , sedikit garam dan saus ikan. Sawi yang sudah dibumbui dilipat lalu dimasukkan ke dalam tempayan tertutup dan dibiarkan selama beberapa hari hinggga terjadi proses fermentasi. Setelah didiamkan selama minimal  2 x 24 jam,  kimchi siap dikonsumsi. Pada zaman dahulu, rakyat Korea menyimpan tempayan besar berisi kimchi di dalam tanah sehingga awet untuk persediaan sayuran di musim dingin hingga datangnya musim semi tahun berikutnya.

Lalu, apa istimewa-nya kimchi ini? Karena di buat dari sayuran,  kimchi kaya serat namun rendah kalori. Kimchi juga kaya vitamin A, B1, B2, zat besi,  antioksidan, kalsium dan asam laktat  yang baik untuk pencernaan serta daya tahan tubuh.  Bakteri Lactobacillus yang berperan dalam proses fermentasi pada kimchi menghasilkan asam laktat dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan kandungan asam laktat pada yogurt. Selain itu, manfaat yang tak kalah penting adalah   mencegah pertumbuhan kanker  terutama kanker payudara,  dan menurunkan kolesterol .  Pernah ada penelitian pada ayam yang terjangkit virus flu burung. Ayam tersebut kembali sehat setelah diberi makan kimchi.


Kalau menyimak manfaat yang terdapat dalam kimchi, pantas saja orang-orang Korea sebagian besar bertubuh langsing dan sehat. Rata-rata orang Korea menghabiskan 40 pon kimchi dalam setahun. Jarang ada orang Korea yang tahan tidak mengkonsumsi kimchi untuk waktu yang lama. Contohnya, Mr. Danny. Dia tetap mengkonsumsi kimchi buatan istrinya  selama 15 tahun tinggal di Indonesia. Mengkonsumsi kimchi telah menjadi tradisi yang sulit dipisahkan dari orang Korea. Kimchi merupakan salah satu dari 5 makanan tersehat di dunia, selain  minyak zaitun, yogurt, kedelai dan lentils (sejenis kedelai) menurut versi Health Magazine. Mau sehat dan langsing? Makan kimchi yuk!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar