Senja
hampir memeluk malam ketika aku, suamiku dan Mr. Danny duduk menikmati
secangkir kopi di Paul Basset Coffee di kawasan Dong Daemun, Seoul, Korea
Selatan. Hawa dingin 5 derajat Celcius membuat hembusan nafas kami beruap.
Suamiku berbincang dengan Mr. Danny yang orang asli Korea tapi fasih sekali
bahasa Indonesianya. Perbincangan mereka tentang perekonomian Korea Selatan
yang maju pesat tidak membangkitkan
minatku. Aku lebih tertarik mengamati orang yang lalu lalang keluar masuk mall.
Mereka anak muda yang berdandan modis meskipun tetap dengan mantel dan jaket
tebal. Setelah setengah hari keluyuran di mall lalu duduk di caffe ini sambil
mengamati, barulah aku sadar. Dari sekian banyak pengunjung mall, ternyata
jarang sekali yang bertubuh gemuk.
Kalaupun ada beberapa orang yang gemuk, mereka itu kalau tidak bule, ya Melayu
dengan kulit sawo matang.
“
Mr. Danny, kenapa orang Korea langsing-langsing? “ Tanyaku penasaran. “ Oya?
Seperti saya juga kan? “. Tukas Mr. Danny sambil terkekeh. Diseruputnya
capuccino sebelum menjawab pertanyaanku. “ Itu karena pola makan kami sehat. Kami gemar makan sayuran. Kimchi.”
Ucapnya bangga.
Kimchi
adalah menu tradisional Korea berupa
asinan sayur yang difermentasi. Bumbunya berwarna merah dan rasanya
pedas-asam-asin. Agak mirip asinan sayuran Bogor, hanya saja rasa manis pada kimchi
tidak menonjol. Selama aku berlibur di Korea, setiap kali makan di resto manapun, selalu ada menu kimchi yang
dihidangkan.
“
Jadi kimchi yang selalu ada di menu
makan kita selama beberapa hari di sini
bisa membuat langsing? Waah... kalau begitu aku mau belajar bikin kimchi.
Siapa tau aku juga bisa langsing kalo setiap hari makan kimchi .” Kataku
malu-malu. “ Nanti ya, kita ke Kimchi Culinary
School.” Sahutnya. “ Disana orang bisa belajar membuat kimchi. Dan nanti akan
dijelaskan semua hal tentang kimchi.”
Mr.
Danny benar-benar menepati janjinya. Keesokan paginya aku sudah berada di
sebuah ruangan bersama sekitar 20 orang
lainnya di Kimchi Culinary School. Di atas meja di depan para peserta kursus
membuat kimchi, tersedia piring lebar
dengan satu bonggol sawi yang sudah
terlebih dulu direndam air garam . Lalu ada bumbu halus berwarna merah. Seorang wanita
Korea menjelaskan asal-usul Kimchi, lalu Mr. Danny menterjemahkannya.
Di
Korea, hanya ada waktu –waktu tertentu dimana tersedia sayuran segar. Di musim dingin
tak ada sayuran yang tumbuh. Kimchi dibuat untuk menjamin ketersediaan sayuran
sepanjang tahun di Korea. Dalam hati aku bersyukur, tinggal di Indonesia yang
beriklim tropis dan selalu ada sayuran segar setiap hari.
Ada
sekitar 200 jenis kimchi, tapi sayuran yang paling umum dibuat kimchi adalah
sawi putih, lobak, dan timun. Menurut asal katanya, kimchi berarti “ sayuran
yang direndam”. Cara pembuatan kimchi
tidaklah rumit. Mula-mula sayuran, misalnya sawi putih, dicuci bersih hingga
helai-helai daun terdalamnya dengan air mengalir. Lalu sawi ditaburi garam hingga ke sela-sela
daunnya dan direndam dalam air garam selama 6 jam. Kemudian sawi dicuci lagi untuk mengilangkan garamnya. Selanjutnya, sawi
diolesi merata dengan bumbu halus yang terbuat dari bubuk
cabai merah, jahe, gula, bawang putih,
lobak, daun bawang , sedikit garam dan saus ikan. Sawi yang sudah
dibumbui dilipat lalu dimasukkan ke dalam tempayan tertutup dan dibiarkan
selama beberapa hari hinggga terjadi proses fermentasi. Setelah didiamkan
selama minimal 2 x 24 jam, kimchi siap dikonsumsi. Pada zaman dahulu,
rakyat Korea menyimpan tempayan besar berisi kimchi di dalam tanah sehingga
awet untuk persediaan sayuran di musim dingin hingga datangnya musim semi tahun
berikutnya.
Lalu,
apa istimewa-nya kimchi ini? Karena di buat dari sayuran, kimchi kaya serat namun rendah kalori. Kimchi
juga kaya vitamin A, B1, B2, zat besi, antioksidan,
kalsium dan asam laktat yang baik untuk
pencernaan serta daya tahan tubuh.
Bakteri Lactobacillus yang berperan dalam proses fermentasi pada kimchi
menghasilkan asam laktat dalam jumlah lebih tinggi dibandingkan kandungan asam
laktat pada yogurt. Selain itu, manfaat yang tak kalah penting adalah mencegah pertumbuhan kanker terutama kanker payudara, dan menurunkan kolesterol . Pernah ada penelitian pada ayam yang
terjangkit virus flu burung. Ayam tersebut kembali sehat setelah diberi makan kimchi.
Kalau
menyimak manfaat yang terdapat dalam kimchi, pantas saja orang-orang Korea
sebagian besar bertubuh langsing dan sehat. Rata-rata orang Korea menghabiskan
40 pon kimchi dalam setahun. Jarang ada orang Korea yang tahan tidak
mengkonsumsi kimchi untuk waktu yang lama. Contohnya, Mr. Danny. Dia tetap
mengkonsumsi kimchi buatan istrinya
selama 15 tahun tinggal di Indonesia. Mengkonsumsi kimchi telah menjadi
tradisi yang sulit dipisahkan dari orang Korea. Kimchi merupakan salah satu
dari 5 makanan tersehat di dunia, selain
minyak zaitun, yogurt, kedelai dan lentils (sejenis kedelai) menurut
versi Health Magazine. Mau sehat dan langsing? Makan kimchi yuk!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar