Setelah mengantar Rafif ke sekolah, seperti biasa aku berkumpul dengan teman-teman yang merupakan orang tua murid TK Ibnu Hajar, Masjid Raya Bogor. Bagiku berkumpul dengan sahabat-sahabatku sangat menyenangkan karena bisa bertukar cerita, pengalaman, resep masakan, info belanja, info pendidikan, dan segala hal yang menjadi urusan ibu rumah tangga.
Hari ini cuaca agak mendung, udara Bogor sejuk. Kami berbincang di bawah rindangnya pohon di halaman masjid. Obrolanpun mengalir, saat aku mengatakan ingin sekali menanam sirih dan lidah buaya, seorang sahabat menawarkan untuk berkunjung ke Kuntum Nursery di daerah Tajur, Bogor.
Karena masih pagi dan kami masih punya waktu sementara menunggu anak-anak pulang sekolah, maka aku dan sahabat-sahabat memutuskan pergi kesana. Kebetulan aku belum pernah mengunjungi tempat itu.
Dipandu para sahabat, kamipun berangkat. Dari jalan Padjajaran Bogor terus kearah Tajur. Kuntum Nursery letaknya di sebelah kanan jalan. Memasuki areal parkirnya, kami sudah bisa merasakan kesejukan tempat itu. Di sebelah kanan ada toko kecil yang menjual bibit-bibit tanaman, madu, obat herbal, jamu, pot-pot bunga, kompos, media tanam, pupuk dan lain-lain.
Ada jalan kecil dari depan toko menuju ke belakang areal nursery itu. Ketika kami melaluinya, pemandangan hijau dari tanaman2 yang diatur di pot maupun di kantung plastik menyambut kami. Ada toko kecil yang unik bernama “ Cemal Cemil”. Ketika kami masuk, disana ada mainan-mainan kecil dari kayu seperti mainan zaman kami kecil tertata di tampah- tampah. Ada kitiran kayu, gendang kayu, bola bekel, prajurit- prajurit kecil dari plastik, gamelan kecil dan lain-lain. Lalu ada juga makanan-makanan kecil yang sering ditemui saat kami kecil. Ada brem atau sari tape, permen jahe, biskuit dengan gula warna-warni diatasnya, coklat, dan lain-lain. Aku tertarik membeli brem, harganya Rp. 5000,- satu kotaknya. Waktu kecil aku suka sekali menikmati brem yang langsung lumer saat dimasukkan ke mulut.
Kami melanjutkan melihat-lihat. Kali ini masuk ke sejenis rumah kaca, yang dipenuhi tumbuhan dalam pot. Setelah itu ada satu rumah kaca lagi yang isinya tanaman-tanaman kecil seperti beraneka kaktus. Lalu ada jembatan kecil dan sebuah bangunan kayu artistik yang di depannya ada kolam ikan.
Kolam ikan itu dipenuhi ikan-ikan cantik jenis Koi dan Ikan mas koki. Seolah mengerti, rombongan ikan itu mendekati kami mengharap kami melemparkan makanan. Di bangunan kayu artistik itu, terdapat perabot, furniture dan pernak-pernik rumah tangga dari kayu dan batu. Ada juga makanan ikan dijual dengan harga Rp. 2000,- satu kantung plastik kecil. Jadi pengunjung bisa membeli makanan ikan itu dengan menaburkan di kolam ikan. Saat ditaburkan, ikan-ikan di kolam itu semakin ramai berebut makanan sampai mulut mereka menganga. Lucu sekali melihatnya!
Ada satu kolam lagi dibagian belakang bagunan. Kolam itu berisi ikan-ikan kecil Garra Rufa yang biasa digunakan untuk terapi Fish SPA. Bila kaki pengunjung dimasukkan ke kolam itu, maka ikan-ikan kecil tersebut akan memakan kulit-kulit mati yang terdapat pada kaki. Tarif untuk melakukan Fish Spa adalah Rp. 25.000,- per 20 menit terapi.
Perabot-perabot yang dijual bermacam-macam. Ada kursi dan meja tamu, kursi dan meja makan, laci-laci unik, meja konsol dengan cerminnya, rak kayu, lemari, piring buah dari kayu, kotak-kotak kayu, centong nasi dan sodet kayu. Ada pula rehal Al Qur-an dari kayu, pigura, tempat lilin, mangkuk dan pernik-pernik dari batu.
Aku membeli rehal Alquran dari kayu yang diberi warna gelap. Harganya Rp. 60.000,- Lalu satu set centong, dan sodet kayu terdiri dari 3 buah seharga Rp. 7000,-.
Di sebelah kiri jalan masuk terdapat kolam ikan yang ikannya bisa dipancing. Pengunjung boleh memancing ikan di kolam itu. Hasil pancingannya seharga Rp. 30.000,- per kg. Di samping kolam ikan ada stand makanan yang disebut Teras Air. Sayangnya pada saat kami datang, tempat itu belum buka.
Sambil duduk di tepi kolam ikan kami ngobrol santai. Ingin sekali aku datang kembali ke tempat ini bersama suami dan anak-anakku. Rafif pasti senang sekali melihat ikan-ikan di kolam itu.
Saat tiba waktunya pulang, aku menyempatkan membeli tanaman sirih dan lidah buaya, beserta pot dan media tanamnya.
Hari ini bertambah lagi pengetahuanku tentang tempat di Bogor yang menarik untuk dikunjungi.