Suatu pagi cerah di hari Sabtu, aku bersepeda keliling cluster sendirian. Udara sejuk dan pemandangan cantik menambah semangatku mengayuh sepeda meskipun jalan agak menanjak. Jalan di lingkungan clusterku ini cukup ideal buat bersepeda, demikian juga jalan di luar cluster dalam lingkungan Bogor Nirwana Residence. Jalan yang mulus dan bervariasi dengan tanjakan dan turunan, disertai pemandangan rumah-rumah cantik yang tertata rapi di kiri kanan jalan lengkap dengan latar belakang gunung Salak dan gunung Pangrango yang indah ditambah dengan udara segar, menjadikan semangat bersepeda ataupun jogging makin tinggi.
Setelah setengah putaran jalan menanjak, selanjutnya setengah putaran jalan menurun. Hal ini mengingatkan aku pada filosofi kehidupan. Jalan yang menanjak membutuhkan usaha lebih keras untuk mengayuh pedal sepeda, bagaikan kehidupan manusia yang berada dalam masa harus bekerja keras, giat dan ulet untuk meraih penghidupan yang lebih baik. Setelah usaha keras itu, tibalah saat dimana manusia itu menikmati hasil usahanya, ibarat bersepeda di jalan yang menurun, tak perlu dikayuh dengan keras lagi.
Ketika tiba di dekat pintu gerbang cluster, ada tiga orang masuk dengan bersepeda juga. Satu orang laki-laki dan wanita setengah baya, dan seorang remaja putri. Kelihatannya mereka satu keluarga, ayah ibu dan anak. Dengan semangat aku mencoba mendekati rombongan kecil itu. Siapa tau mereka mau diajak kenalan, dan bersepeda bersama-sama tentu lebih asyik daripada sendirian. Dengan sedikit usaha lebih keras akhirnya aku bisa lebih dekat dengan mereka.
Ketika sang ibu menoleh padaku, aku tersenyum dan dia membalas senyumku. Selanjutnya jadi lebih mudah bagiku untuk memulai obrolan. “ Olahraga bareng ya,Bu?” Tanyaku. “ Iya, mumpung libur.” Sahutnya ramah. Obrolanpun mengalir lancar, mula-mula kami saling menanyakan tempat tinggal. Rupanya keluarga itu tinggal di cluster seberang, tak jauh dari clusterku. Sang ibu kemudian memperkenalkan dirinya, demikian juga aku. Setelah mengobrol lebih lanjut, kami sama-sama terkejut ketika tahu bahwa ternyata kami sama-sama dari Palembang. Rasanya senang sekali bisa mengobrol tentang kota tercinta itu. Terlebih lagi, ternyata dia masih ada hubungan saudara dengan kerabat jauhku. Dan diapun mengenal beberapa orang saudaraku yang lain. Kegiatan bersepeda itu makin membuat kami bersemangat.
Setelah satu putaran, mataharipun semakin tinggi, dia mengajak aku mampir ke rumahnya. Duduk di teras rumahnya yang asri, obrolanpun berlanjut seru, ditemani dengan segelas teh hangat. Senangnya bisa dapat banyak informasi dari kenalan baruku ini, seperti salon-salon mana yang bagus pelayanannya, dan mana yang bagus fasilitasnya. Lalu obrolan tentang sekolah-sekolah yang bagus programnya, tempat belanja yang nyaman dan murah sampai tukang pijat yang bisa dipanggil ke rumah. Semua itu tentu berguna buat aku yang masih terhitung warga baru di Bogor ini. Setelah saling bertukar nomor telepon, akupun pamit pulang ke rumah.
Kejadian kecil hari itu membawa hikmah buatku. Ternyata dengan bersepeda pagi, selain bisa membakar lemak dan menyehatkan badan, aku juga bisa dapat teman baru dan informasi bermanfaat. Semua itu tak akan aku dapatkan seandainya hanya melewatkan pagi di rumah saja.
Setelah setengah putaran jalan menanjak, selanjutnya setengah putaran jalan menurun. Hal ini mengingatkan aku pada filosofi kehidupan. Jalan yang menanjak membutuhkan usaha lebih keras untuk mengayuh pedal sepeda, bagaikan kehidupan manusia yang berada dalam masa harus bekerja keras, giat dan ulet untuk meraih penghidupan yang lebih baik. Setelah usaha keras itu, tibalah saat dimana manusia itu menikmati hasil usahanya, ibarat bersepeda di jalan yang menurun, tak perlu dikayuh dengan keras lagi.
Ketika tiba di dekat pintu gerbang cluster, ada tiga orang masuk dengan bersepeda juga. Satu orang laki-laki dan wanita setengah baya, dan seorang remaja putri. Kelihatannya mereka satu keluarga, ayah ibu dan anak. Dengan semangat aku mencoba mendekati rombongan kecil itu. Siapa tau mereka mau diajak kenalan, dan bersepeda bersama-sama tentu lebih asyik daripada sendirian. Dengan sedikit usaha lebih keras akhirnya aku bisa lebih dekat dengan mereka.
Ketika sang ibu menoleh padaku, aku tersenyum dan dia membalas senyumku. Selanjutnya jadi lebih mudah bagiku untuk memulai obrolan. “ Olahraga bareng ya,Bu?” Tanyaku. “ Iya, mumpung libur.” Sahutnya ramah. Obrolanpun mengalir lancar, mula-mula kami saling menanyakan tempat tinggal. Rupanya keluarga itu tinggal di cluster seberang, tak jauh dari clusterku. Sang ibu kemudian memperkenalkan dirinya, demikian juga aku. Setelah mengobrol lebih lanjut, kami sama-sama terkejut ketika tahu bahwa ternyata kami sama-sama dari Palembang. Rasanya senang sekali bisa mengobrol tentang kota tercinta itu. Terlebih lagi, ternyata dia masih ada hubungan saudara dengan kerabat jauhku. Dan diapun mengenal beberapa orang saudaraku yang lain. Kegiatan bersepeda itu makin membuat kami bersemangat.
Setelah satu putaran, mataharipun semakin tinggi, dia mengajak aku mampir ke rumahnya. Duduk di teras rumahnya yang asri, obrolanpun berlanjut seru, ditemani dengan segelas teh hangat. Senangnya bisa dapat banyak informasi dari kenalan baruku ini, seperti salon-salon mana yang bagus pelayanannya, dan mana yang bagus fasilitasnya. Lalu obrolan tentang sekolah-sekolah yang bagus programnya, tempat belanja yang nyaman dan murah sampai tukang pijat yang bisa dipanggil ke rumah. Semua itu tentu berguna buat aku yang masih terhitung warga baru di Bogor ini. Setelah saling bertukar nomor telepon, akupun pamit pulang ke rumah.
Kejadian kecil hari itu membawa hikmah buatku. Ternyata dengan bersepeda pagi, selain bisa membakar lemak dan menyehatkan badan, aku juga bisa dapat teman baru dan informasi bermanfaat. Semua itu tak akan aku dapatkan seandainya hanya melewatkan pagi di rumah saja.