Sore itu saat bersantai di teras rumah bersama anak-anak, lewatlah tukang odong-odong di depan rumah. Segera saja Rafif merengek minta naik odong-odong. Kebetulan si Bapak tukang odong-odong itu mendengar rengekan Rafif, jadi dia berhenti di depan rumah. Rafif dengan gembira langsung naik ke odong-odong.
Aku sebenarnya agak khawatir, takut odong-odongnya patah, tak sanggup menahan beban berat tubuh si bungsuku itu yang sudah mencapai 28 kg. Lalu, mulailah sang bapak mengayuh odong-odongnya. Kasihan juga melihat bapak itu harus mengayuh lebih kuat, karena bobot Rafif yang berat. Tapi lihatlah keceriaan anakku itu, dia ikut bersenandung riang mengikuti lagu yang diputar seiring kayuhan odong-odong.
Selesai satu lagu, Rafif masih tak mau turun, maka si Bapak sekali lagi mengayuh odong-odongnya sampai selesai satu lagu lagi. Rafif tertawa gembira, dia turun dari odong-odong dengan puas. “Berapa, Pak?” tanyaku pada si Bapak. “ Rp. 2000,- bu.” Katanya sambil mengelap peluh di jidatnya. Kasihan juga bapak itu, lalu aku bayar dengan memberi lebih dari yang diminta.
Kalau difikir, sungguh sederhana cara membuat anakku gembira, cukup Rp. 2000,- aku sudah bisa melihat luapan kegembiraannya. Pancaran kegembiraan yang ikut juga menghangatkan hatiku. Terimakasih Pak tukang odong-odong.....
Aku sebenarnya agak khawatir, takut odong-odongnya patah, tak sanggup menahan beban berat tubuh si bungsuku itu yang sudah mencapai 28 kg. Lalu, mulailah sang bapak mengayuh odong-odongnya. Kasihan juga melihat bapak itu harus mengayuh lebih kuat, karena bobot Rafif yang berat. Tapi lihatlah keceriaan anakku itu, dia ikut bersenandung riang mengikuti lagu yang diputar seiring kayuhan odong-odong.
Selesai satu lagu, Rafif masih tak mau turun, maka si Bapak sekali lagi mengayuh odong-odongnya sampai selesai satu lagu lagi. Rafif tertawa gembira, dia turun dari odong-odong dengan puas. “Berapa, Pak?” tanyaku pada si Bapak. “ Rp. 2000,- bu.” Katanya sambil mengelap peluh di jidatnya. Kasihan juga bapak itu, lalu aku bayar dengan memberi lebih dari yang diminta.
Kalau difikir, sungguh sederhana cara membuat anakku gembira, cukup Rp. 2000,- aku sudah bisa melihat luapan kegembiraannya. Pancaran kegembiraan yang ikut juga menghangatkan hatiku. Terimakasih Pak tukang odong-odong.....
3 komentar:
Sama yaa..kedua annakku juga doyaaan banget naek odong2 tu...padahal klo ke mall juga ya.. naek model gitu...nggak pernah bosan mereka....
Tiap hari lho odong2 lewat depan rumah...bangkruuuutzzz...!
wah jadi ingat anak saya nih, mantap deh odong-odong
jadi inget sama ponakanku dulu seneng banget naik odong2, baru denger musiknya dari jauh udah kepengen naik..hihi..tapi sekarang umurnya udah 4 tahun udah bosen kayaknya naik odong2.
Posting Komentar