Laman

Selasa, 12 Mei 2009

Asyiknya Jadi Ibu Rumah Tangga


-->

Dulu, setelah melahirkan anak yang pertama, aku sempat bosan menjadi ibu rumah tangga yang kegiatannya hanya di rumah mengurus anak. Karena aku pernah bekerja sebelum menikah, aku merasa manjadi ibu rumah tangga sungguh bukan sesuatu yang membanggakan. Hidupku serasa berputar disitu saja, rasanya seperti berjalan di tempat. Aku merasa ketinggalan jauh di banding teman-teman yang bekerja di luar rumah. Aku merasa setiap hari semakin bodoh saja.Aku sempat berusaha mencari pekerjaan, tetapi tak satupun yang terasa sesuai.

Suatu hari aku bertemu seorang teman. Dia dokter umum yang sedang meneruskan pendidikannya untuk memperoleh gelar dokter spesialis. Kami saling berpelukan dan tertawa gembira karena sudah lama tak jumpa. Obrolanpun mengalir, waktu aku bilang kalau diriku hanya ibu rumah tangga saja, dia bilang,” Aduh enaknya, aku iri padamu. Aku sedih, karena aku sekarang harus mengorbankan waktuku bersama suami dan anak-anak. Suamiku tugas di daerah lain, anakku terpaksa aku titipkan pada orangtuaku, dan aku...aku harus menghabiskan waktuku di Rumah Sakit ini, bahkan kadang-kadang harus pergi ke daerah lain untuk penelitian selama berbulan-bulan. Coba bayangkan, keluarga model apa kami ini...”Wajahnya sendu.Aku mencoba menghiburnya. “ Kan semua ini demi masa depan. “ Begitu kataku.



Meskipun pertemuan itu singkat, tapi cukup membekas di hatiku. Manusia selalu saja tak puas dengan apa yang dimilikinya. Selalu merasa orang lain lebih beruntung. Sejak itu aku bertekad ingin sekali menjadi orang yang bersyukur, agar aku lebih bisa menikmati hidup.

Okelah, mungkin aku merasa tak nyaman dengan rutinitas yang itu-itu saja. Maka aku berusaha mencari kegiatan lain, di luar rutinitas sebagai ibu rumah tangga. Aku suka bahasa Inggris, maka aku memilih untuk ikut kursus bahasa Inggris di sebuah Lembaga Bahasa. Hasilnya, aku merasa hidupku lebih bergairah. Sampai akhirnya aku meyelesaikan kursus itu sampai tingkat tertinggi.

Selain kursus bahasa Inggris, aku tambah kegiatanku dengan senam aerobic dan Body Language minimal 3 kali seminggu. Lalu aku juga merasa perlu meluangkan waktu merawat diri dengan message, luluran dan creambath satu kali seminggu. Untuk perawatan diri seperti itu, biasanya membutuhkan waktu sekitar 3 jam di salon, sesuatu yang tak mungkin kulakukan. Maka aku mensiasati dengan melakukan perawatan di rumah. Jadi setiap satu kali seminggu, ada seorang beautician datang ke rumah untuk melakukan message, luluran dan creambath. Walaupun kegiatan itu dilakukan selama 3 jam, tapi karena tempatnya di rumah, aku tetap bisa mengawasi anak-anak.

Lalu seorang sahabat, Hendro Darsono, mengajari aku bikin blog. Sejak itu aku menyalurkan hobi menulisku di blog, dan beberapa kali aku ikut lomba menulis. Gairahku makin membara ketika aku sempat mendapat hadiah ke-2 pada lomba menulis cerita mengenai sebuah produk makanan.

Sekarang, aku menjalani kehidupan sebagai ibu rumah tangga dengan ikhlas. Aku tidak lagi merasa ketinggalan dengan teman-teman yang bekerja diluar rumah. Dengan internet, aku bisa mengetahui bebagai berita terkini dan berbagai pengetahuan.

Seperti hari ini, aku memulainya dengan penuh kegembiraan. Bangun pagi, shalat subuh dan memasak sarapan untuk anak-anak. Kegiatan selanjutnya adalah mandi dan berangkat ke sanggar senam. Senam adalah salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat bagiku. Selain untuk kesehatan, senam juga membuatku merasa gembira. Aku bertekad untuk selalu sehat sehingga bisa menjaga dan merawat anak-anak dengan baik. Senam juga bagus untuk membahagiakan suami.

Selesai senam, aku berbelanja sayuran dan lauk-pauk untuk keperluan satu minggu. Setelah itu pulang ke rumah dan mandi lagi. Badan rasanya segar kembali. Untungnya ada si Mbak yang bertugas memasak, jadi aku tinggal terima beres.

Kemudian, waktu untuk bergaul dengan teman-teman. Aku tinggal duduk di depan laptop dan membuka situs Face Book. Senangnya, meskipun hanya di dunia maya aku bisa menyapa teman-teman, sharing dan chatting sungguh menyenangkan.

Setelah shalat Dzuhur dan makan siang, aku “turun” ke dapur. Anak-anak minta di buatkan pempek dan tekwan. Maka aku membuat “pesanan” mereka dengan gembira, meskipun sempat di ganggu si kecil yang senang menghambur-hamburkan tepung sagu.


Bagian paling menyenangkan adalah bila mereka suka masakanku. Gembira sekali melihat mereka makan pempek dengan lahapnya.

Sorenya, aku baru sadar kalau susu anak-anak sudah hampir habis. Jadi aku harus pergi lagi ke supermarket untuk beli susu, Maka aku berangkat dengan ke-tiga anakku.



Berbelanja di supermarket bisa jadi sangat mengasyikkan. Anak-anakku berlomba mencari barang yang akan di beli. Seperti hari ini, Anin sibuk mencari mie telor, sementara Dea dan Rafif mencari susu mereka masing-masing. Tapi mereka juga tak melewatkan kesempatan membeli makanan favorite mereka: es krim.

Malam harinya, aku menemani anak-anak belajar dan bikin PR. Ada dua hal yang aku dapatkan. Pertama, aku bisa membantu anak-anak belajar. Kedua, aku bisa membangun kedekatan dengan mereka. Hal ini sangat penting untuk hubungan ibu dan anak.

Kalau aku renungkan lagi, sungguh aku merasa bersyukur atas apa yang telah di berikanNya padaku. Suami yang baik, anak-anak yang sehat dan lucu, kehidupan yang bahagia, Alhamdulillah. Tak ada lagi keinginanku untuk bekerja diluar rumah, meninggalkan anak-anak. Kini, aku sangat menkmati menjadi ibu rumah tangga.

8 komentar:

  1. Kisah yang sangat menarik...!
    Segala sesuatu memang ada hikmahnya.

    Business NewsWir Lernen Deutsch

    BalasHapus
  2. asalamualaikum mbak...saya wiwin, dari Balikpapan
    emang sengaja search "asyiknya jadi IRT" ketemu deh ama blog nya mbak...

    sharing aja mbak..akhir april ini saya resign dari kerjaan, full jadi IRT...

    insya alloh saya memang sudah membulatkan tekad mengabdi di rumah untuk suami dan anak, tapi tetep ada rasa takut gak bisa jadi IRT yang baik, biasa berangkat pagi pulang sore
    anak-anak sama neneknya, taunya beres...siap-siap semua di handle sendiri...

    membaca pengalaman mbak, jadi ter-inspirasi...begitu banyak hal yang ingin saya kerjakan, yang gak mungkin dilakukan kalo masih terikat waktu kerja di kantor...

    makasih ya mbak...aku juga pengen ah belajar nge-blog..hehehe..

    BalasHapus
  3. assalamu'alaikum,
    sya Elly,kisah Mbak hampir sama dengan yang saya rasakan.saat ini saya sedang merasa bosan jadi seorang ibu rumah tangga dan menunggu kelahiran bayi yang pertama.tapi setelah membaca blog Mba,saya jadi bersyukur karena waktu saya lebih punya banyak waktu untuk suami & anak saya nanti.

    trims

    BalasHapus
  4. Bu, salam kenal sesama orang palembang ...
    bisa minta email gak?

    ado yang nak aku kirim, terkait dunia perblogan kito ... hehe

    kirim email-nya ke denuz.virginity@gmail.com ye ...

    thanks

    BalasHapus
  5. Assalamualaikum, salam kenal mb..
    Saya senang membaca blog anda, dan rasanya pengen berkenalan langsung dengan anda.
    Saat ini saya tinggal di Doha, Qatar krn mengikuti suami yg pindah kerja disini. Sblmnya di indo saya bekerja sdh selama sktr 10 thn. Awalnya tersirat keraguan saat akan beralih profesi menjadi ibu rumah tangga penuh, kawatir tidak bisa menikmati.
    Akan tetapi stl menjalani slm krg lbh 1thn, saya merasa enjoy...dan setelah membaca blog ini, saya mkn mantap dg pilihan saya.
    Makasih atas sharenya mb, smoga suatu saat kita bisa berkenalan langsung yah..
    Wassalamualaikum wrwb

    BalasHapus
  6. Mba...kursus bahasa inggris di mana yg khusus buat para ibu rumah tangga..?

    BalasHapus
  7. salam kenal dengan menbaca artikrl sis banyak ilmu yang bisa sy dapatkan...
    tapi sy masuk binggung klo mau belanja kaos kaki bayi yang kualitasnya oke dan murah di mana ya...
    mohon bantuannya ...

    BalasHapus
  8. Nice share.. Mb.. Sya jga Sama sdh resign Semoga semua menjadi Berkah Ya mb

    BalasHapus